Subscribe:

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Blog Archive

Jumat, Juni 09, 2017

Komunikasi Produktif Day #7

hari ke 7 aktifitas kami sekeluarga relatif lancar. komunikasi kami semakin baik. tak banyak terjadi miskom ataupun  "delay respon" dari saya.

Sore harinya kami tak buka di rumah dengan formasi komplit. Aa Mufid buka di rumah sementara Bapa, Ibu Teh Vira dan Fathan ikut serta di kegiatan Periksa Mata Gratis di UPI.

Di kegiatan Periksa Mata kali ini saya tak bisa menjalankan tugas dengan baik karena si bungsu yang seperti menemukan syurganya. Berjalan kesana kemari tak henti-henti. Asliiiii :D. Menjelajah setiap jengkal area PKM UPI. "Menyapa" dan bermain dengan akang teteh mahasiswa. Tentu saja saya tak bisa membiarkannya sendiri. Lengah sedikit, pasti kehilangan jejak. Terselip di antara kerumunan mahasiswa yang sedang periksa mata atau donor darah. Hufffh lumayan menguras energi juga.

Saya bersyukur karena Si Bungsu mulai mengerti dengan kata-kata dan "perintah tunggal" dari saya. Komunikasi mulai berjalan baik.

O yaa, setelah berbuka, Teh Vira berbaik hati menggantikan tugas saya mempersilakan pendaftar periksa mata, lalu memberikan nomor antrian dan brosur. Tugas saya lebih ringan :D. Melayani konsultasi pasca periksa sembari mengawasi si bungsu.

Alhamdulillaah. Meski sedikit hectic di sore dan malam hati. Saya bersyukur proses komunikasi kami semakin berjalan lancar.

Satu hal yang mesti dilatihkan oleh saya adalah tetap fokus dan konsentrasi pada langkah-langkah memberikan perhatian penuh saat merespon komunikasi terutama jika ada aktifitas insidental di luar rutinitas karena sering kali fokus teralih.
Harus terus berlatih ....

#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#GamesLevel1
#BunSayBatch2
#Day7


Rabu, Juni 07, 2017

Komunikasi Produktif Day #6

Hari ini tidak banyak progress yang didapat dari komunikasi produktif yang terlaksana.

Pagi hari shubuh di masjid bareng di tengah dan si bungsu berjalan lancar. Alhamdulillaah tanpa "aksi peran antagonis" ala sinetron :D

Lanjut silaturahim ke rumah Ne. Formasi minus Si sulung yang berangkat sekolah. Suami dan saya fokus pada "agenda" yang harus didiskusikan dengan Ne. Sementara Fathan main sambil saya suami sarapan dan Teh Vira seperti dapat jekpot, langsung genggam remote dan tenggelam dalam film kartun.

Jam 10 sampai jam 4 sore kami puter puter di daerah Padalarang untuk survei hunian. Dhuhur singgah di Masjid Al Irsyad KotaBaru Parahyangan. Si tengah asyik menikmati hamparan rumput, ikan-ikan di kolam dekat mimbar lalu lari-lari di luasnya masjid sambil menunggu adzan dhuhur. Fathan juga ga ketinggalan. Begitu menikmati luasnya masjid.

Si tengah mengutarakan keinginannya untuk i'tikaf di sana. "Luas dan banyak angin" komentarnya. Saya hanya respon dengan senyum sambil liat ekspresinya untuk menakar seberapa serius celotehnya.

Sore hari kami (minus Bapanya) berencana buka di rumah Nin sebagai pengganti silaturahim tadi siang yang tercancel. Jadilah kami menikmati kebersamaan bukber bareng Nin dan keluarga Rayf. Anak-anak belajar "gaya berbuka" yang berbeda dengan di rumah.

Hari ini komunikasi kami mengalir begitu saja. Saya tak begitu hadir dalam kesadaran bahwa saya harus "siaga" merespon komunikasi yang terjadi. Alhamdulillaah seingat saya tak ada "kecelakaan" fatal yang terjadi dalam komunikasi. hari ke 6 ini. apakah mengalirnya komunikasi hari ini pertanda positif atau negatif? saya belum bisa menemukan jawabnya.

Sebagai bahan evaluasi dan untuk reminder, saya copas kembali langkah-langkah sebagai indikator seberapa pencapaian saya setelah sampai di hari ke-6 ini.

Perbaiki PERHATIAN (attention) saat berkomunikasi dengan suami dan anak-anak

Langkah-langkah yang akan dilakukan saat proses komunikasi berlangsung

1. Skip sementara aktifitas yang dilakukan (beri tanda baik fisik ataupun di pikiran posisi  terakhir agar tidak lupa)
2. Fokus pada lawan komunikasi (suami atau anak) dan proses komunikasi
3. Hadapkan badan
4. Eyes Contact
5. Upayakan perhatian penuh
6. Cerna informasi
7. Beri respon TERBAIK hingga TUNTASp

Kalau menurut feeling sih (karena saya tidak bikin ceklist pencapaian) sepertinya pencapaian saya antara 60-70 %.

Sepertinya saya mulai mendeteksi ada penurunan semangat di tantangan komprod ini. Semoga hari ini menemukan pencerahan dan suntikan semangat agar sampai di hari ke sepuluh dengan pencapaian optimal. aamiin .... Semoga ....


Selasa, Juni 06, 2017

Komunikasi Produktif Day #5

Ini hari kelima mengevaluasi hasil latihan komunikasi produktif. ini juga hari kedua saya telat laporan. Baru sempat menulis dini hari sambil persiapan sahur.

***

Hari ini saya dan suami bahagia karena si tengah berhasil melewati 10 hari pertama latihan shaumnya. kami apresiasi prestasinya. Kami berbincang tentang pentingnya sebuah latihan.

"Memang teh Vira belum sampai di derajat wajib menunaikan shaum hingga teh Vira baligh, namun latihan sedari dini akan menjadikan teteh ringan dan terbiasa nanti saat kewajiban shaum sudah datang" itu diantara petikan obrolan kami dengan si tengah. Lalu ia sempat menanyakan "kapan Vira baligh" lalu kami jawab "waktunya beda beda tiap orang Teh, tandanya nanti teteh akan haid seperti ibu setiap bulan"

Wajah seriusnya begitu kentara saat mendengar penjelasan yang menurutnya sangat menarik. Juga saat menyimak obrolan kami tadi. Rupanya ia mulai menaruh ketertarikan pada hal hal yang bakal dilaluinya beberapa waktu ke depan.

Sebagai wujud syukur atas "kerja keras"nya, Bapanya menawarkan Teh Vira memilih satu hadiah. Pilihannya jatuh pada sepasang sandal untuk mengganti sandal lamanya yang mulai habis terkikis alasnya. Jadilah pagi tadi Bapa dan ibu antar si tengah memilih "sandal prestasi"nya.

Wajahnya begitu sumringah. Sandal sepatu coklat berbahan beludru dengan motif owl mulai menemaninya hampir seharian betmain.

Tak lupa ia tunjukkan pada kakaknya. Lucunya si Kakak yang abg cool meresponnya dengan "lempeng". "Oh iya bagus" cuma kalimat itu yang keluar dari bibir si kakak. Dengan wajah kecewa si tengah mengadu pada ibunya, mempertanyakan kenapa si kakak tidak mengapresiasi sandal barunya. :D

Saat si tengah kembali bermain, saya bisiki di sulung untuk lebih ekspresif dalam merespon. Lalu cerita bertahun kebelakang saat ia berlatih shaum, Bapa ibu berusaha sepenuh kemampuan mengapresiasi dan mensupport kerja kerasnya. Alhamdulillaah obrolan berbuah si sulung merevisi redponnya pada si tengah. Nice job, Boy :)

***

Lain lagi cerita si sulung. Sepekan ini ia memasuki masa ujian UKK di sekolahnya. Gaya belajarnya sangat ... sangat santai untuk ukuran anak sekolah formal. Sebenarnya saya dan suami tak terlalu baper pada hal itu. Justru fokus kami bagaimana mengkomunikasikan pentingnya punya kejelasan gambaran tentang tujuan. Kami fokus pada menggali kembali tujuan si sulung memilih sekolah formal selepas 5 tahun menjalani homeschooling usia SD. Komunikasi kami mulai membaik saat membincangkan hal model begini. Sebelumnya di sulung sering terlihat "malas" mendengar obrolan yang yang mengarah pada dirinya. Beberapa hari ini (mulai menerima tantangan komprod) kami merubah strategi berkomunikasi dengannya. Mulai mengurangi gaya interogatif saya yg selalu kepo apa yang dilakoninya saat ia tak bersama kami. Bapanya juga berusaha melunak dalam intonasi, kata-kata dan sikapnya. Dan it's work. Alhamdulillaah.

Si sulung mulai terbuka dan mau memulai cerita. Tentang apapun walau cuma obrolan ngalor ngidul. Tapi justru berawal dari sanalah pintu obrolan "serius" mulai terbuka.

***

Si bungsu hari ini sepertinya puas bermain. Selepas menemani teh Vira saya ajak Fahtan main ke rumah Nin. dari dhuhur sampai ashar on and on main. Apapun bisa jadi permainan seru buat dia.

O yaa ada satu PR yang harus digarap. si bungsu mulai gemesan. Dan akspresi gemesnya dengan menggigit. Sudah beberapa jadi korban gigitannya. Ibu, teh Vira, Rayf (sepupunya) dan putra putrinya Teh Insania.

Saya mulai mengajaknya berbicara meski saya yakin dia belum sepenuhnya mengerti pembicaraan saya. Saya mulai sering memberitahu bahwa menggigit itu tidak bagus. Sambil mengajarkan "alternatif" ekspresi dengan mengusap pelan yang sambil saya katakan "sayang .... sayang"

***

Bersyukur tulisan ini tak lenyap. Barusan sempat ilfil lantaran saya mengabaikan beberapa kali peringatan di lowbat di hp. Akhirnya sedang asyik di ujung laporan .... tiba tiba .... power off ... innaa lillaahi ....

Sambil deg degan saya charge hp. saya coba nyalakan kembali dan langsung menuju apk blogaway. Alhamdulillaah si tulisan tersimpan otomatis

Segala puji milikMu Yaa Robb
terima kasih bloaway. Saya bisa laporan tanpa harus mengetik ulang :D

#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#GamesLevel1
#BunSayBatch2
#Day5


Senin, Juni 05, 2017

Komunikasi Produktif Day #4

Hari ini saya agak terseok-seok. Shubuh tadi sempat tak kontrol emosi mengahadapi si tengah. Gegara saya kurang tidur, sementara si tengah keukeuh ingin ditemani sholat shubuh di masjid. Baginya itu sangat menyenangkan. Sholat ditemani ibu, sementara badan saya dalam situasi kurang istirahat dan harus menggendong si bungsu ke masjid. Jadilah nalar memendek sekaligus emosi meninggi. Astaghfirulloh

Beberapa kali menyusui sambil pegang hp. #tear

Memberi instruksi pada si sulung sambil teriak dari bawah karena nanggung kerjaan (tidak memaksakan diri menghampiri ke kamar si sulung di atas)

***

Meski merasa banyak "kegagalan" dalam komunikasi produktif hari ini, saya tetap bersyukur masih diberi kesempatan untuk menyadari kesalahan yang harus saya perbaiki esok. In Syaa Alloh.

#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#GamesLevel1
#BunSayBatch2
#Day4


Minggu, Juni 04, 2017

Komunikasi Produktif Day #3

Alhamdulillaah sampai di hari ketiga. Hari ini terasa agak melelahkan. Pagi hingga sore hari saya habiskan untuk menemani aktifitas Si Tengah. Si bungsu mah otomatis ikut serta :D

***

Hari ini saya sedikit sedih karena interaksi saya dengan Si Sulung sangat kurang. Hanya berbincang saat sahur, mau berangkat sekolah dan saat berbuka tadi maghrib. Itupun obrolan kami hanya selewat tanpa quality moment yang terbangun. Si sulung hanya minta uang untuk laminasi kartu UKK. Senin depan mulai Ujian Kenaikan Kelas.

Tapi, ada sedikit penawar. Saat buka shaum tadi maghrib. Saya sempat tatap lekat wajah Si Sulung saat mendapat giliran baca Doa Keluarga sebelum menyantap ta'jil. Do'a-do'a dalam batin melantun untuk Sulungku. Semoga Alloh mudahkan, Alloh bimbing ia melewati masa kritis aqil balighnya dengan sukses. Aamiin
Semoga tatapan dan do'a saya tertangkap oleh sinyal rasanya. Komunikasi batin tanpa kata tanpa nada suara ini semoga Alloh perkenankan jadi sarana membangun "bonding" dengannya.

***

Nyaris seharian waktu saya bersama Si Tengah dan Si Bungsu. Agenda hari ini menemani Si Tengah mengikuti kelas Public Speaking untuk anak yang diadakan RB IIP Bandung. Perjalanan berangkat lancar karena diantar Bapa. Sampai disana ternyata acara belum dimulai. Teh Vira langsung lengket bermain dengan Naura putrinya Teh Insania sesama homeschooler. Menemukan beberapa kucing membuatnya semakin seru bermain.

Kelas berlangsung dari pukul 09.30 - 12.00. Terlihat Si Tengah begitu excited mengikuti. Dipandu Kak Lia Amalia Khalishah, anak-anak terlihat larut dalam materi yang dikemas dalam metode games.

Si Tengah hanya perlu sedikit bantuan saya untuk menuliskan kalimat yang akan ia bacakan di depan teman-temannya. Pe Er buat saya melatih menumbuhkan kepedeannya menulis.

Selebihnya saya melihat Si Tengah berani tampil dengan suara yang tak malu malu lagi. Membaca dengan jelas, dan bercerita pengalaman berkesan dalam hidupnya di depan teman-teman dan para orangtua. Saya bahagia menyaksikan ini semua.

Selesai acara. Masih dilanjut scara bermain dengan Naura sampai jam 1 siang. Lalu kami pamit palang.

Kami pulang berangkot ria. Cuaca panas, shaum pula. Mulai deh tantangannya. Si Tengah dengan kondisi lelah dan selalu kurang nyaman saat berangkot ria mulai bereaksi. Mukanya mengkerut, bicara uring uringan ga jelas setengah merengek. Hhmmmm tantangan dimulai .... gumam saya dalam hati

Si Bungsu yang belum sempat makan nasi hingga sesiang itu mulai memperlihatkan tingkah kebayiannya. Merengek, diberi ini ga mau, dialihkan perhatianpun tak mempan lama. Hhmmmm ... tantangan dimulai ..... Batin saya

Sembari terus mengawasi si bungsu yang ga mau diam menjelajahi angkot kosong yang terus melaju saya berusaha konsentrasi. Menghadapkan wajah saya pada Si Tengah seraya menghiburnya dan memintanya untuk bersabar sampai waktu turun dari angkot. Membuatkan kipas dari kertas untuk mengusir gerahnya sore tadi, berbincang tentang perasaannya mengikuti kelas tadi sampai ngobrolin kutu kenapa bisa bikin gatel kepala :D.
Alhamdulillaah Alloh berkenan memudahkan kami berdua tetap dalam kondisi aman terkendali. Tanpa nada suara meninggi dan aksi marah-marah.

Si Bungsupun menemukan keasyikannya sendiri berdiri dan berjalan di dalam angkot yang tengah melaju. Ternyata untuk anak usia 15 bulan ini jadi permainan mengasyikkan. Memang butuh kerelaan untuk melihat si kecil berkali kali terjatuh :D dan saya harus duduk di dekat pintu untuk memastikan ia aman saat beraksi.

***

Saya baru tersadar ternyata hari ini belum berkesempatan ngobrol lama dengan suami. Sore datang, istirahat sambung sholat Ashar langsung tenggelam di dapur menyiapkan sajian untuk buka dan sahur. Duh maaf suamiku. Ibu punya utang bayar porsi "waktu kita" yang dipinjamkan untuk si bungsu dan si tengah hari ini. Semoga besok saya bisa bayar utang ini. In Syaa Alloh.

***

Terima kasih Alloh yang Maha Baik untuk hari ini. Karuniakan kemudahan untuk memperbaiki diri di Ramadhan ini. Aamiin

#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#GamesLevel1
#BunSayBatch2
#Day3


Jumat, Juni 02, 2017

Komunikasi Produktif Day #2

Masuk ke hari kedua tantangan 10 hari Komunikasi produktif, dilakoni lebih rileks, ketegangan di hari pertama mulai menurun.

***

Si sulung mulai masuk sekolah. Jadi komunikasi saya dengan si sulung saat makan sahur, ba'da Ashar sampai waktu berbuka  sebelum berangkat ke masjid.

Komunikasi lebih lancar. Di waktu2 diatas saya mulai bisa menahan tidak memegang hp sehingga obrolan berjalan lebih intens dan natural. Satu hal yang saya dapati saat ngobrol dengan si sulung. Ia seperti sedikit menghindari tatapan mata saya. Entah apa motifnya. Sepertinya menarik untuk dicermati.

***

Naaah
Membahas si tengah lebih menantang nih. Jadwal belajarnya berantakan karena nyaris seharian main dengan alasan ngabuburit. Sampai jadwal sholatpun keteteran.

Dengan karakter bawaannya yang lebih keras dan keukeuh ditambah pembawaan air mukanya, nada bicaranya yang tiba-tiba meninggi seperti sedang marah sering jadi pemantik emosi saya.

Saat diingatkan waktu sholat dan diajak sholat kontan jawab "ga ah" dengan wajah yang saya baca seperti menantang saya untuk marah.

Alhamdulillaah, dengan tantangan komprod ini kesadaran saya untuk dalam mode siaga saat berkomunikasi mulai terbangun.

Biasanya saat menghadapi situasi diatas respon saya spontan mengomentari dengan nasihat plus omelan panjang dengan nada meninggi.

Hari ini respon itu berhasil saya kandangkan. Meski masih menarik napas panjang :D. Saya berusaha menghadapkan muka dan badan saya, menangkap tatap mata si tengah, merendahkan suara dan kata-kata yang keluarpun mulai terkontrol.

Hasilnya si tengah mau pergi berwudhu dan sholat tanpa kata "ga ah" dan wajah mengkerut dan alis keriting :D. Alhamdulillaah

***

Lain lagi dengan si bungsu. Ini hari pertama saya shaum. Tantangannya lumayan dari si bungsu. N*n*nnya tambah sering dan lebih lengket sama saya. Ga mau sama Bapanya. Walhasil beberapa agenda belum tertunaikan karena interupsi si bungsu yang ga kenal waktu dan jadwal si emak.

Tiap saya pegang Qur'an untuk tilawah atau pegang hp untuk membaca dan balas chat si bungsu protes, merengek meminta untuk menyingkirkan benda2 yang jadi saingannya.

Hari ini saya belajar untuk merelakan to do list sebagian tak tertunaikan (tanpa merasa stress dan bersalah berlebihan). Sy fokuskan untuk berlatih memberikan full attention kepada di bungsu. Membalas tatapannya saat menyusui, meluluskan keinginannya saat mengajak bermain dan menyuapinya tanpa saya selingi dengan memegang hp. Alhamdulillaah berhasil and I feel happy.

***

Komunikasi saya dengan suami tadi pagi dimulai dengan obrolan agak serius tentang visi misi keluarga. Ada beberapa poin yang harus kami cari irisannya. Sempat agak menegang walau akhirnya kami sama-sama tersadar wajarlah beberapa hal berbeda. Lha wong FoE dan FoR kami kan tidak 100% sama.

O yaa, tadi pagi ada aktifitas insidental yg kami kerjakan. Listrik di rumah nyala mati- nyala mati sejak semalam. Dan saat sahur mati total. Jadilah pagi menuju siang kami mengurusi kelistrikan rumah dengan memanggil tukang. Rupa-rupanya ada beberapa alat yg harus diganti. Dan ternyata mesin jet pump adalah sebab utamanya. Si jet pump musti diservice. Alhamdulillaah kalo berhadapan dengan "musuh bersama" komunikasi dan gerak saya dan suami bisa dibilang kompak. Salah satu buah perjalanan 15 tahun pernikahan. Alhamdulillaah. Jelang sholat Jum'at urusan kelistrikan kelar. Tinggal urusan jetpump karena si tukang sedang bertugas di tempat lain. Lanjut esok In Syaa Alloh.

Selebihnya komunikasi saya dengan suami hari ini relatif lancar.

Satu hal yang harus mulai dibiasakan lagi adalah membangun eye contact dengan suami, dan menghadirkan perhatian penuh saat berbicara meski hanya obrolan ringan dan ngalor ngidul. Pe Er hari berikutnya nih.

***

Terima kasih Yaa Alloh untuk ilmu dan kesempatan memperbaiki diri hari ini. Semoga Engkau berkenan membukukannya dalam catatan amal sholih hamba. Aamiin

#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#GamesLevel1
#BunSayBatch2
#Day2


Kamis, Juni 01, 2017

Komunikasi Produktif Day #1

Menerima tantangan 10 hari menata komunikasi yang produktif di keluarga bagi saya di usia yang menuju penghujung kepala tiga terus terang tidaklah mudah. Namun demi perbaikan keluarga, saya ambil tantangan ini. Bismillaah

Setelah membaca berulang materi Komunikasi Produktif, mencermati poin-poinnya, saya malah mendapati hal lain yang musti saya benahi dalam komunikasi dengan suami dan anak-anak.

Perhatian (attention) yang terkadang sangat "alakadarnya" dari saya pada suami dan anak-anak saat merespon pembicaraan mereka. Seringkali saya menjawab dan menanggapi obrolan dengan tangan menggenggam hp dan mata tak beranjak dari layarnya :(. Lain waktu saya menjawab sambil serius memelototi buku yg sedang asyik dibaca :( atau saya jawab ocehan anak-anak sembari masak, ngurus cucian dan segambreng kerjaan lain yang ngantri di pikiran untuk segera diselesaikan.

Berangkat dari kesadaran saya bahwa hal diatas perlu untuk dibenahi, maka saya pilih untuk memperbaiki masalah PERHATIAN saat berkomunikasi.

***

Dibawah ini saya susun langkah yang akan dilakukan :

Perbaiki PERHATIAN (attention) saat berkomunikasi dengan suami dan anak-anak

Langkah-langkah yang akan dilakukan saat proses komunikasi berlangsung

1. Skip sementara aktifitas yang dilakukan (beri tanda baik fisik ataupun di pikiran posisi terakhir agar tidak lupa)
2. Fokus pada lawan komunikasi (suami atau anak) dan proses komunikasi
3. Hadapkan badan
4. Eyes Contact
5. Upayakan perhatian penuh
6. Cerna informasi
7. Beri respon TERBAIK hingga TUNTAS

***

Di hari pertama mencoba tantangan ini. Masih terasa agak kikuk dan tegang hehehe. Berusaha menegakkan kesadaran untuk merespon obrolan suami dan anak-anak dengan full attention. Ternyata yang harus diwaspadai adalah ketika memegang hp. Saya sempat "delay" beberapa detik merespon saat suami menanyakan urusan optik.

Si tengah sempat nyeletuk " ibu klo diajakin ngobrol kadang suka kaya ga denger, terus bilang "hah" terus nanya lagi tadi ngomong apa ...." astaghfirulloh jleb banget curhat si tengah tadi siang saat saya menyengaja mengajaknya curhat.

Hal luar biasa yang saya temukan hari ini adalah saat sedapat mungkin, sesering mungkin menangkap tatapan suami dan anak-anak saat berbicara. Maa Syaa Alloh kutemukan telaga dalam tatap mata mereka. Ada rasa yang sulit terdefinisikan menyelinap di dinding hati saat berbicara sembari beradu pandang dengan mereka. Hal yang sekian lama tak saya sadari dan syukuri.

Alhamdulillaah hari pertama dibuka dengan membangun kesadaran poin poin yang musti dibenahi sekaligus warming up menjalankan langkah-langkah perbaikan yang ingin dijalankan.

Semoga esok lebih baik.

#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#GamesLevel1
#BunSayBatch2
#Day1



Minggu, Maret 26, 2017

Saya (Belum Siap Jadi) Ibu Agen Perubahan

Akhirnya tibalah di ujung matrikulasi. Sedih bercampur bahagia. Sedih karena makin kesini makin terlihat bahwa diri ini butuh pembenahan yang serius. Dan bahagianya ketika menjalani MIIP saya seperti menemukan teman berbicara saat menggali diri.

Terus terang sampai di NHW #9 ini masih remang remang jalan yang musti ditempuh. :(

Apa lagi untuk sampai pada titik berkontribusi dan menjadi changemaker. Ahhh masih jaaauh bangeeet #tear

Namun saya telah menetapkan milestone saya dan mulai mengayuh langkah. Dimulai dari langkah pertama yang bisa saya lakukan tentunya. Yaitu membantu suami menstabilkan kondisi finansial keluarga.

Di sisi lain saya memiliki hobi dan minat pada dunia kepenulisan.

Saya belum dapat mengerjakan NHW #9 ini karena masih belum terang antara hobi minat dikaitkan dengan misi hidup saya dengan apa yang harus saya kerjakan.

Saya akan teruskan proses pencarian ini. Dan in syaa Alloh saya akan setor segera setelah saya dapatkan jawaban jawabannya dalam diri saya.


Minggu, Maret 19, 2017

Menguatkan Kepasrahan

Manusia diberi perangkat akal
Manusia dibekali hasrat dan keinginan
Manusia di titipi wilayah keputusan yang bisa ia kelola

Namun semua perangkat diatas harus tunduk patuh pasrah total pada kehendakNya
pada ketentuanNya

Lalu.
Yang bisa menenteramkan jiwa adalah kapasitas jiwa raga kita dalam berpasrah pada kehendakNya

Perbesar telaga kepasrahan kita.
Maka jiwa raga tenteram senantiasa.

In Syaa Alloh ...

***

Hari ke 1 si bungsu sembuh setelah 4 hari demam batpil

Sambung si tengah dengan sakit yang sama sampai sekarang.

Si emak hampir seminggu tidur tak tentu. Kerjaan banyak tertunda.

Obat agar tetap ada dalam kewarasan adalah tetirah sambil berteduh di tepi telaga kepasrahan.

***

Nyaris tengah malam sambil kesekian kalinya menggendong si bungsu yang berulang tidur bangun tidur bangun.


MISI HIDUP DAN PRODUKTIFITAS

MISI HIDUP DAN PRODUKTIVITAS

Bunda, setelah di materi sesi #8 kita belajar tentang bagaimana pentingnya menemukan misi hidup untuk menunjang produktivitas keluarga. Maka saat ini kita akan lebih menggali bagaimana menerapkannya secara teknis sbb :

a. Ambil salah satu dari ranah aktivitas yang sudah teman-teman tulis di kuadran SUKA dan BISA (lihat NHW#7)

b. Setelah ketemu satu hal, jawablah pertanyaan “BE  DO HAVE” di bawah ini :
1. Kita ingin menjadi apa ? (BE)
2. Kita ingin melakukan apa ? (DO)
3. Kita ingin memiliki apa? (HAVE)

c. Perhatikan 3 aspek dimensi waktu di bawah ini dan isilah:
1. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)
2.Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan ( strategic plan)
3. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution)

Mulailah dengan PERUBAHAN, karena pilihannya hanya satu BERUBAH atau KALAH

***

Sampai di minggu ke 8 bergabung program di matrikulasi IIP batch #3 ini "memaksAamiin untuk terus memeriksa diri dan menggali lebih dalam diri saya dan misi hidup saya. Pelan-pelan makin tergambar goal hidup yang akan dituju dan itu membuat aktifitas lebih fokus dan terarah. Meski masih tertatih dan sering disabotase hal-hal negatif, tetap saya syukuri. Alhamdulillaah .

***

Oya, pekan kemarin grup kami kedatangan tamu istimewa. Bu Septi Peni Wulandari berkenan mampir 30 menit di grup kami. Bahagianya :).. Kesempatan langka ini tak saya sia-siakan. Sesi pertanyaan saya manfaatkan untuk men"curhat"kan  kegalauan saya.

"It is good to do what you love, but the secret of life is love what you do"

Itu petikan jawaban dari Bu Septi atas kegalauan saya. Ngena banget.

Beberapa poin dari jawaban beliau yang jadi salah satu pertimbangan saya untuk mengambil langkah ke depan diantaranya

Belajar untuk mencintai apa yang "harus" dikerjakanCari mutiara dalam lumpur. Temukan hikmah dibalik aktifitas yang dilakukanSematkan impian sebagai penyemangat dalam setiap langkah.Jika ada aktifitas yang tidak begitu disukai namun menuntut untuk dikerjakan. Cobalah bertahan untuk tetap melakukannya. Bangun sistem agar aktifitas tersebut bisa didelegasikan suatu saat. Dan kita bisa berpindah kuadran.

Dari poin-poin diatas saya mulai mantap memilih aktifitas yang akan diprioritaskan untuk ditekuni dan disistemkan.

***

Aktifitas yang saya pilih adalah mengelola optik dan membangun sistemnya.

***

Menjawab BE DO HAVE. 

Ingin menjadi apa?

Saya ingin optik menjadi salah satu kran utama penghasilan keluarga yang mengalir deras, memenuhi kebutuhan keluarga dan dapat didistribusikan untuk kemaslahatan ummat. Terbangun sistem yang kuat mengakar.

Mau mengerjakan apa?

Turun gunung. Mengenali  menjiwai dan melakukan aktifitas keoptikan (a sampai z)Mulai membuat SOP. KPI , pemetaan jabatan serta jobdesknya.Menguatkan lini marketing dan sellingMembangun jaringan suplier dan investor

Ingin memiliki apa?

Saya ingin memiliki optik pusat dan beberapa cabang dengan sistem yang kuat mengakar dan terus tumbuh dengan cashflow positif dan budaya kerja yang memberdayakan.

***

Lantas apa goalnya (berkaitan dengan waktu) ???

LIFETIME PURPOSE (kurun waktu kehidupan)

Saya ingin optik menjadi salah satu kran utama penghasilan keluarga yang mengalir deras, memenuhi kebutuhan keluarga dan dapat didistribusikan untuk kemaslahatan ummat.

Saya ingin memiliki optik pusat dan beberapa cabang dengan sistem yang kuat mengakar dan terus tumbuh dengan cashflow positif dan budaya kerja yang memberdayakan.

STRATEGIC PLAN (5-10 tahun)

Memiliki 1 optik pusat dan 5 cabang di Jawa Barat dengan kriteria diatas. Aamiin

NEW YEAR RESOLUTION (1 tahun kedepan)

2017

1. Fokus marketing dan selling (offline dan online)
2. Mengupayakan cashflow positif. Terpenuhi operasional usaha, kebutuhan primer keluarga dan simpanan pengembangan usaha
3. Merintis membangun sistem
4. Punya karyawan

2018

1. Mempertahankan cashflow tetap positif
2. Fokus pengembangan lini produksi, inovasi dan differensiasi produk dan layanan
3. Jobdesk SOP KPI running sudah punya karyawan tetap dan freelancer

2019

1. Sistem usaha jalan.
2. Monitoring teknis harian
3. Menjajakan membuat cabang
4. Membangun jaringan investor

2020

1. Menjaga cashflow tetap positif
2. Mendapatkan investor yang satu frekuensi
3. Pecah telur 1 cabang

2021

1. Cashflow positif
2. Cabang ke 2
3. Membangun divisi CSR

Demikian cita-cita besar saya. Apa yang saya impikan semoga selaras dengan yang Alloh gariskan dalam hidup saya.

Saya sungguh sungguh berharap apa yang dilakoni dan akan ditapaki ke kedapan Alloh bukukan lewat malaikat malaikan pencatatnya sebagai amal sholih pemberat timbangan. Pinta saya pada Dia yang Maha Penyayang semoga menuntun langkah agar senantiasa ada dalam pagar-pagar ridhoNya. Aamiin

... Allohumma yassirlana umuurona fiddunyaa wal aakhiroh. ....