Subscribe:

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Blog Archive

Selasa, Mei 22, 2018

Day #4 Membangkitkan Fitrah Seksualitas Pada Anak

Lalu, apa sih *pentingnya kita mengetahui, mempelajari dan membangkitkan Fitrah Seksualitas pada anak*?

Inipun berlaku untuk *fitrah seksualitas* yang "chip"nya sudah Alloh tanam dalam setiap diri manusia

*P e r t a m a*

Mari kita renungkan hal berikut :

Alloh Sang Pencipta, menciptakan  seluruh manusia termasuk kita dan anak-anak kita dalam FITRAH.

Dalam hidup kita dititipi perangkat jasmani dan ruhani yang lengkap untuk menjalani hidup merawat fitrah.

Manusia diberi "otoritas" untuk mengelola titipan tersebut.

Suatu saat, Alloh akan mengambil kembali titipanNya. *Maka saat pengembalian itu, apakah kita mengembalikannya dalam keadaan utuh FITRAH seperti saat awal dititipi atau justru sebaliknya ???*

pertanyaan besar untuk kita renungi bersama

*K e d u a*

Pada presentasi kelompok sebelumnya sudah dipaparkan lengkap data statistik penyimpangan dan kerusakan sosial dan kultural yang terjadi di masyarakat sebagai akibat dari abainya kita membangkitkan fitrah seksualitas dengan tepat dan seimbang. Dan saya tidak akan mengupasnya kembali. 😊

*K e t i g a*

Jika kita melihat goal dari Fitrah Seksualitas menurut Ust Harry Santosa yaitu *melahirkan abad mulia pada pasangan dan anak keturunan*  maka sangat urgen kita mempelajari dan membangkitkan FS untuk *menciptakan sebuah generasi yang lebih beradab mulia*

Selanjutnya saya akan mengerucutkan pembahasan FS ini pada FRAMEWORK. dari Ust Harry Santosa.

Karena menurut saya, intisari FS terangkum dalam framework tersebut dari mulai gagasan global, fokus dan goal, tahapan-tahapan dan indikatornya.
[5/22, 13:11] Eva Zakya | Orbit Optical: Saya coba terjemahkan framework diatas dalam bentuk percakapan khas.

*Percakapan ini bisa juga dijadikan MEDIA EDUKASI bagi para orangtua untuk memahami Fitrah Edukasi*
[5/22, 13:11] Eva Zakya | Orbit Optical: *MENGENAL APA ITU FITRAH SEKSUALITAS PADA ANAK*

Part #1

🧕🏻 : "Bun, pernah denger ga istilah Fitrah Seksualitas ?"

👩🏻‍💼 : "ih, sejenis yang porno-porno gitu kali ya?"

🧕🏻 : "Bukan, justru fitrah seksualitas mah sebaliknya. Kita diajak mengenal fitrah suci pemberian Tuhan yang berkaitan dengan gender"

👩🏻‍💼 : "Oh ya, boleh aku tau Fitrah seksualitas itu makhluk sejenis apaan?"

🧕🏻 : "Klo menurut pakar Bu Elly Risman, Fitrah Seksualitas itu adalah *bagaimana seseorang berpikir, merasa dan bersikap sesuai dengan fitrahnya sebagai seorang lelaki sejati atau perempuan sejati*"

👩🏻‍💼 : " Hohoho, ternyata ga ada kaitannya sama yang aku sangka ya. ☺.

"Boleh lanjut Bun, jadi penasaran nih"

🧕🏻 : "Naaaah, Fitrah Seksualitas memerlukan *kehadiran, kedekatan, kelekatan Ayah dan Ibu secara utuh dan seimbang sejak anak lahir sampai usia aqilbaligh (15 tahun)*.

"Jadi kebayang kan betapa pentingnya peran ayah dan ibu agar anak-anak kita tumbuh sempurna fitrah seksualitasnya"

👩🏻‍💼 : "Trus apa hubungannya fitrah seksualitas dengan kita sebagai orang tua?"

🧕🏻 : "Jelas hubungannya erat banget. *Ayah berperan memberikan Suplai Maskulinitas dan Ibu berperan memberikan Suplai Femininitas secara seimbang*. "

"Anak lelaki memerlukan 75% suplai maskulinitas dan 25% suplai feminitas."

"Anak perempuan memerlukan suplai femininitas 75% dan suplai maskulinitas 25%."

👩🏻‍💼 : "Wow, aku baru ngeh sebegitunya ya peran ortu, aku makin penasaran nih, adakah info lain untuk memperjelas pemahamanku?"

🧕🏻 : "Nah tujuan dari mendidik Fitrah seksualitas sehingga tumbuh indah paripurna akan berujung kepada *tercapainya Peran Keayahan Sejati bagi anak lelaki dan Peran Keibuan sejati bagi anak perempuan*."

" *Buahnya berupa adab mulia kepada pasangan dan anak keturunan*."

"Ini tentang mewariskan generasi yang lebih berkualitas sebagai pengelola bumi",

"Tugas keren dan mulia setiap orangtua. Jeng 😊"

👩🏻‍💼 : "Tengkyu Bun, mencerahkan banget nih obrolan kita, Ini sih musti dilanjut obrolannya"

🧕🏻 :"Siaaap"
[5/22, 13:11] Eva Zakya | Orbit Optical: *JELAJAHI _TAHAPAN. FITRAH_ SEKSUALITAS PADA ANAK*

Part #2

👩🏻‍💼 : "Bun, Hayu kita lanjut obrolan kita tempo hari soal Fitrah Seksualitas itu"

🧕🏻 : "Emang ga abis abis ya kalo ngobrolin ngedidik anak mah ya, Bun 😊"

👩🏻‍💼 : "Yang bikin aku penasaran, kan anakku ada 3 dan beda usianya jauh-jauh, trus gemana cara aplikasiin Fitrah Seksualitas ke masing-masing anak, karena beda usia pasti beda pendekatannya dong?"

🧕🏻 : "Oo jelas beda-beda Bun. Boleh aku ceritain tahapan-tahapannya ya ☺"

Untuk Tahap Usia *0-2 tahun* : *Anak lelaki maupun anak perempuan lebih didekatkan kepada _IBU_ karena masa menyusui*. "

"Menyusui adalah tahap awal penguatan semua konsepsi fitrah termasuk fitrah keimanan dan fitrah seksualitas."

🧕🏻 : "Tahap berikutnya adalah Tahap *Usia 3-6 tahun* : ini Tahap *Penguatan Konsepsi Gender dengan Imaji imaji positif tentang gendernya masing masing*. "

"Anak lelaki maupun anak perempuan harus *didekatkan kepada AYAHnya dan kepada IBUnya*. "

"Ayah dan Ibu harus hadir pada fase ini."
" *Indikator tumbuhnya fitrah seksualitas di tahap ini adalah anak dengan jelas dan bangga menyebut gendernya di usia 3 tahun.*"

🧕🏻 : "Kita lanjut ke tahap berikutnya. Tahap *Usia 7-10* tahun : Ini tahap *Penyadaran Potensi Gender dengan beragam aktifitas yang relevan dengan gendernya.*

Anak lelaki yang telah ajeg konsep kelelakiannya pada usia 0-6 tahun, maka kini disadarkan potensi kelelakiannya langsung dari *Ayah*.

Anak lelaki lebih didekatkan ke Ayah. Ayah mengajak anak lelakinya pada peran dan aktifitas kelelakian pada kehidupan dan sosialnya, termasuk menjelaskan mimpi basah, fungsi sperma dan mandi wajib.

Begitu
pula anak perempuan lebih didekatkan ke *Ibu* untuk disadarkan peran keperempuanannya dalam kehidupan sosialnya.

*Indikator di tahap ini adalah anak lelaki kagum dan ingin seperti ayahnya, anak perempuan kagum dan ingin seperti ibunya.*

🧕🏻 : "Berikutnya adalah Tahap *11-14* tahun : Ini tahap *Pengujian Eksistensi melalui ujian dalam kehidupan nyata*.

"Anak lelaki yang telah sadar potensi kelelakiannya kini harus diuji dengan memahami mendalam lawan jenisnya langsung dari *ibunya*. "

"Maka anak lelaki di tahap ini lebih didekatkan kepada *ibunya* agar memahami cara pandang perempuan dari kacamata perempuan (dalam hal ini ibunya). "

"Anak perempuan juga sebaliknya, lebih didekatkan ke *ayahnya* agar memahami mendalam bagaimana cara pandang lelaki dari kacamata lelaki (dalam hal ini ayahnya). "

*Indikator di tahap ini adalah persiapan dan keinginan bertanggungjawab menjadi ayah bagi anak lelaki. Bagi anak perempuan adalah persiapan dan keinginan bertanggungjawab menjadi ibu*

🧕🏻 : "Tahap terakhir yaitu Tahap. *15 tahun lebih*  : Ini tahap *penyempurnaan fitrah seksualitas sehingga menjadi peran keayahbundaan*.

"Ini adalah masa *AqilBaligh atau anak bukan lagi anak anak, tetapi mitra bagi orangtuanya*. "

"Secara syariah mereka telah Mukalaf atau mampu memikul beban syariah, termasuk kemampuan untuk menikah atau menjadi ayah sejati atau menjadi ibu sejati. "

"Dalam kacamata Islam, memua ulama sepakat bahwa anak pada tahap ini sudah tidak wajib lagi dinafkahi, jikapun masih dinafkahi itu karena statusnya fakir miskin."

"Maka *kewajiban orangtua* lah untuk *mengantarkan anak anak mereka untuk aqilbaligh sempurna dan mencapai peran peradaban bukan hanya dalam profesi namun juga untuk berperan menjadi ayah sejati dan ibu sejati*,."

👩🏻‍💼 : "Asli nih aku speechless, ternyata oh ternyata tugas jadi orangtua tuh ga gampang ya"

🧕🏻 : "Ya gitu deh Bun, emang harus siap mental dan cari ilmu terus biar fungsi kita jadi orangtua bisa dijalankan sebagaimana seharusnya"

👩🏻‍💼 : "kudu semangat ya Bun, demi generasi yang lebih baik 💪🏻"
[5/22, 13:11] Eva Zakya | Orbit Optical: Dan kita bisa melihat kaitan gender (peran maskulinitas dan feminitas) dalam penjabaran di framework Ust Harry Santosa
[5/22, 13:11] Eva Zakya | Orbit Optical: menurut Wikipedia  Gender adalah serangkaian karakteristik yang terikat kepada dan membedakan maskulinitas dan femininitas. Karakeristik tersebut dapat mencakup jenis kelamin (laki-laki, perempuan, hal yang ditentukan berdasarkan jenis kelamin (struktur sosial seperti peran gender), atau identitas gender.

Pembahasan gender tidak mengacu pada aspek biologis melainkan lebih pada aspek sosial dan kultural
[5/22, 13:11] Eva Zakya | Orbit Optical: Pembahasan Fitrah Seksualitas berkaitan erat dengan pembahasan gender
[5/22, 13:16] IIP FATHIAH ISLAM ABADAN: Mari kita lanjut pada

*TANTANGAN APA YG DIHADAPI TERKAIT MEMBANGKITKAN FITRAH SEKSUALITAS pada anak*
[5/22, 13:16] IIP FATHIAH ISLAM ABADAN: Saya melihat tantangan ini dihadapi oleh :
1. Orangtua
2. Anak
[5/22, 13:16] IIP FATHIAH ISLAM ABADAN: Apa saja tantamgan yang dihadapi orangtua?

1. Kurangnya *akses informasi* yang benar akurat dan lengkap tentang Fitrah Seksualitas

2. Frame of reference dan frame of experience yang terbentuk di masa kecil terkait Fitrah Seksualitas yang tidak tepat sehingga berpotensi menurunkan pola asuh yang kurang tepat pada anak2 terkait fitrah seksualitas

3. Sebagian orangtua masih *tabu* untuk mendalami dan membahas hal tersebut
[5/22, 13:17] IIP FATHIAH ISLAM ABADAN: Lalu tantangan apa saja yang dihadapi anak-anak

1. orangtua yang belum faham tentang fitrah seksualitas. Sehingga abai untuk membangkitkan fitrah seksualitas putra putrinya

2. Media yang kurang mendukung bahkan tidak jaran. justru merusak fitrah seksualitas anak

3. Lingkungan sekitar, baik teman sepermainan atau orang dewasa di sekitarnya

4. Program sekolah yg porsinya masih amat kecil untuk menumbuhkan fitrah seksualitas anak.
[5/22, 13:17] IIP FATHIAH ISLAM ABADAN: Lalu *langkah-langkah kecil apa yang mungkin dapat memberi kontribusi menjadi solusi untuk tantangan diatas ???*
[5/22, 13:18] IIP FATHIAH ISLAM ABADAN: 📌 Menyebarkan informasi yang benar akurat dan lengkap kepada orangtua akan pentingnya mempelajari dan membangkitkan fitrah seksualitas pada anak

📌 Orangtua harus selesai dan tuntas dengan "cidera" batin akibat dari pola asuh yang kurang tepat saat kecil.

📌 Memprogram ulang visi misi pendidikan dan pengasuhan dalam keluarga terutama mengenai membangitkan dan merawat fitrah seksualitas pada anak

📌 Memfilter informasi baik dari media elektronik, internet dan medsos yang mengikis fitrah seks


Minggu, November 26, 2017

Tumpuk ... Yuk ...

Hari ini hari ketiga tantangan 10 BunSay dengan tema Math Around Us. Saya mendapat ide memberi stimulus membongkar-menumpuk sekaligus membedakan warna.

Media yang dipakai? Yaa apa saja yang ada di sekitar. Mata saya tertuju pada box wadah kacamata yang akan diproduksi. Maklum hari-hari kami di optik ;).

Saya simpan wadah-wadah itu di depan Fathan. Saya penasaran bagaimana responnya? Ternyata wadah yang ditumpuk keatas dia buka satu persatu. Setelah habis lalu ditumpuk kembali hingga selesai. Ehm saya tatap wajahnya. Serriuuuus bener :D. Dan seperti biasa setelah berhasil melakukan sesuatu. Selebrasi tepuk tangan dengan wajah sumringah seperti ia hadiahkan untuk saya.

Kemudian saya coba kenalkan warna-warna wadah yang ada. "Ini hijau" sambil saya ambil wadahnya. Saya ulangi lagi "ini hijau" sembari saya tunpuk wadah yang kedua. Begitu seterusnya hingga wadah-wadah hijau rapi bertumpuk. Lalu saya ulang untuk wadah-wadah yang merah.

Saya coba Fathan melakukan sambil saya tuntun tangannya. Rupanya aktifitas mengenali dan membedakan warna lalu kombinasi dengan menumpuk sesuai warna masi terlalu kompleks untuknya. Hihihi ... Baiklah ini pengalaman pertama untuk Fathan menerima stimulus ini. Kita coba lagi lain waktu yaa sayang.

#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs


Kisah Pilus Simping dan Estimasi Tamu

Kegiatan Fathan

Sore tadi kami dapat oleh-oleh dari acara arisan keluarga. Dua diantaranya pilus dan simping. Saya masukkan simping dan pilus dalam satu toples plastik.

Lantas Fathan meminta toples tersebut dan meminta saya untuk membukanya. Dia cicipi beberapa, lalu saya perhatikan dia pindahkan simping ke tutup toples. Saya terus perhatikan tanpa komentar apapun. Satu-satu simping berpindah dari toples ke tutupnya. Sampai akhirnya semua simping berpindah tempat.

Saya baru sadar sekelompok pilus dan sekelompok simping tanpa tercampur satu sama lain ada di depan mata saya. Yeeeeah my baby boy did it. Mengklasifikasi benda sesuai bentuk. Alhamdulillaah

***

Kegiatan Vira

Setelah seru-seruan silaturahim, saya manfaatkan momen tadi untuk mengasah ketepatan Vira mengestimasi.

Saya beri nama "Tebak Jumlah Tamu". Berikut reka ulang percakapan kami tadi sore :

I : "Teh, menurut teteh berapa jumlah tamu yang dateng tadi?"
V : "emmmm .... ga tau, pokonya banyak"
B : "Kira-kira menurut teh Vira berapa orang yang mendekati jawaban yang bener?"
V : "Katanya 15 deh ...."
I : "Oke kita buktikan yuk, tebakan teteh"
I : "Jumlah keluarga kita 5, trus tambah nin jadi 6, tambah keluarga BiH*n* 3 orang keluarga Mang F*j*ar 3 .... Jadi berapa tuh jumlahnya?"
V : "Eh ... Bentar Bu, tebakan Vira ganti bukan 15 tapi berapa yaa? .... 19 deh"
I : Ibu teruskan menjumlah yaa. Yg tadi 12 tambah keluarga BiD*n*y 3 orang trus tambah keluarga wa Asep 4 orang ....,, "

V : "Emmm ... Kayanya Vira ganti lagi deh jawabannya jadi 25 orang"
I : "hahaha ... Udah 3 kali edit jawaban nih. Udah ibu kunci yaa 25 ga bisa rubah lagi "

Lalu ibu terus menghitung jumlah semua keluarga yang hadir. Ternyata angka 25 terlewati. Dan jumlah tamu yang datang adalah 35 orang.

"Pelajaran" mengestimasi ini saya rasakan sangat bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Maka saya ingin latih ketajaman si tengah mengestimasi. Alhamdulillaah langkah pertama telah dimulai.

#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs


Jumat, November 24, 2017

Matematika dalam Kegiatan Sehari-hari

Hari ini mulai lebih detil mengamati sekaligus membersamai anak-anak. Satu agenda untuk 10 hari kedepan adalah mendekatkan mereka dengan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Kurang lebih seminggu ini, Fathan mulai senang memegang pensil dan kertas lalu asyik membuat coretan. Hobinya meminta ibu untuk menggambar bis atau pesawat.

Jika hari-hari lalu saya gambar bis atau pesawat dengan mengenalkan suara kedua benda tersebut, tadi siang saya coba menggambar satu bis sambil saya hitung (dengan menyebut saaaatuuuu), lalu bis kedua saya gambar dengan disertai ucapan duuuuuaaaaa). Begitu terus ketika saya gambar pesawat dan mobil. Disertai menyebut saatuu ... duuuaa.

Intinya mencoba mengenalkan konsep bilangan dengan benda ril

***

Sementara hari ini Vira saya coba minta untuk menulis angka 1 sampai 30. Sependek ingatan saya. Vira baru saya contohi sampai 10. Dan luarrr biasa ternya ia sanggup untuk menulis angka 1-30 dengan sangat cepat.

Oya. Satu lagi pelajaran matematika untuk Vira hari ini. Tanpa rencana ternyata Vira mau mengerjakan IXL. Soal tentang genap-ganjil yang dipilihnya. Bapak yang dampingi tadi siang. Lucu juga cara Bapa mengenalkan konsep ganjil-genap pada Vira.

Bapa membuka sepuluh jarinya, lalu 1 untuk ganjil, 2 untuk genap, 3 untuk ganjil dan seterusnya tuker tukeran sampai 10.

Untuk bilangan yang lebih dari 10 maka tinggal dilihat ujungnya. Contoh 234 maka lihat angka terakhirnya yaitu 4 dan angka 4 adalah genap (sambil hitung jari 1 ganjil 2 genap dst)

Oya ini cara "emergency" mengenal ganjil-genap bagi yang belum bisa pembagian. Kedepannya setelah mengerti pembagian harus dikenalkan konsep aslinya bahwa genap adalah bilangan yang habis dibagi 2 dst.

Karena IXL menggunakan bahasa inggris maka tambah vocab Vira. Odd untuk ganjil dan even untuk genap.

Demikian mengenal matematika anak-anak hari ini. Masih belum nyangkut banget sama kehidupan sehari-hari nih :D. InSyaa Alloh besok dicoba lagi

#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs


Sabtu, Agustus 12, 2017

Mengenal Alloh Lebih Dekat

Di level 3 kelas Bunda Sayang, saya mendapat tantangan membuat Family Project.

Sounding dengan suami, mengeksplore Family Project apa yang kira-kira pas dan bermanfaat buat semua anggota keluarga. Hehehe ternyata saya dan suami punya peneropongan yang lumayan jauh berbeda :D

Suami menaruh prioritas pada hal-hal yang bersifat pendalaman pemahaman aqidah sementara saya memilih hal-hal yang bersifat skill praktis kerumahtanggaan.

Setelah diskusi dan saling uji argumen, akhirnya kami putuskan untuk memilih idenya suami.

Maka terpilihlah satu tema "Mengenal Alloh Lebih Dekat". Adapun goal dari tema yang dipilih untuk 10-17 hari kedepan adalah menambah pemahaman dan penghujaman tentang "Siapa Itu Alloh" untuk semua anggota keluarga.

Karena rentang usia anak-anak yang cukup jauh (Mufid 12.5 th dan Vira 7.5 th) kami mencoba mengemas aktifitas ini berupa ngobrol santai sehabis makan siang. Durasi 5-10 menit saja. Ini serius lho. Sampai Mufid set alarm di HPnya :D. Rupanya ia tahu persis kebiasaan Bapa Ibunya yang suka "ceramah" panjang kali lebar sama dengan luas wkwkwk. Setiap anggota keluarga dibagi "tugas" khusus yang berbeda-beda sesuai kemampuannya masing-masing. Tantangan kami mulai tanggal 10 Agustus 2017.
Berikut review #Day1 dan #Day2 Family Project kami.

#Day1 (10 Agustus 2017)

di pagi hari Bapa dan ibu merancang apa yang bakal diobrolkan untuk hari pertama. berikut draftnya :

Materi : Surat Al Ikhlash

Bapa : Menerangkan terjemah dan penjelasan dari surat Al Ikhlash
Ibu : Mengoreksi dan membahas kesalahan tajwid dalam surat Al Ikhlash
Mufid : Membaca dan menghafalkan terjemah Surat Al Ikhlash
Vira : Membaca dan menghafalkan surat Al Ikhlash
Fathan : Tim hore yang meramaikan acara ngonbrol bareng :D. Ikut "cerita" juga saat yang lain bicara. Maklum mulai antusias mengeluarkan suara :D

Hari pertama lancar jaya. Sounding Family Project kepada semua anggota keluarga dilakukan ba'da shubuh ke Mufid dan Vira saat sarapan pagi. Si tengah sempat sedikit protes sih karena mengambil jatah waktu mainnya. Tapi setelah diterangkan hanya 5-10 menit akhirnya dia terima.

Oh ya. Ternyata yang paling antusias saat ngobrol berlangsung ternyata justru yang protes tadi :). Saat Bapa menerangkan bahwa Alloh itu tidak mempunyai anak dan tidak dilahirkan, kontan si tengah angkat tangan. Dengan wajah antusias poool menanyakan darimana Allih muncul dan bagaimana caranya? Lalu terbentanglah jalan menghujamkan pemahaman bahwa Alloh itu berbeda dengan makhuknya, bahwa Alloh itu berdiri sendiri, tak tergantung pada apapun termasuk bagaimana cara Dia ada.

Alarm berbunyi dan obrolan diakhiri meski sepertinya menyisakan kepenasaran di sorot mata anak-anak. Alhamdulillaah. hari pertama agenda sukses terlaksana

#Day2 (11 Agustus 2017)

Hari kedua pilihan materi jatuh ke Surat Al Baqarah ayat 21

Bapa : Menerangkan kandungan ayat

Ibu : jadi asisten Bapa menambahi obrolan. Tidak mengambil tugas khusus. Baru selesai masak dan menyiapkan makan siang.
Mufid : Baca ayat
Vira : Baca terjemah

Di hari kedua alarm masih setia diset oleh si sulung :D. Obrolan menarik saat sampai di pertanyaan "Bagaimana cara kita menyembah Alloh?" dan kita eksplore cara-cara "penyembahan" yang bermacam-macam di dunia ini. Masing-masing menjawab dengan sholat kita menyembah Alloh. Itu jawaban seragam dari Aa Mufid dan Vira. Benarkah cara kita menyembah Alloh itu dengan sholat atau ada cara lain????
Jawabannya ada di obrolan hari berikutnya. So stay tune yaaa :D

closing Statement itu benar-benar diucapkan saat alarm berbunyi dan sukses membuat penasaran :).

Sampai ketemu di review hari berikutnya yeess ...

#Tantangan10hari
#Myfamilymyteam
#Kuliahbunsayiip
#Gamelevel3


Jumat, Juni 23, 2017

Ini barulah Permulaan

Untuk menetapkan sebuah perilaku menjadi kebiasaan butuh konsistensi dan waktu untuk melatihkannya. 10 hari tantangan komunikasi produktif barulah awal atau peletakan batu pertama untuk sebuah goal yaitu menancapkan kebiasaan berkomunikasi dengan produktif dalam keluarga. Ada pakar yang menyatakan bahwa butuh waktu 30-60 hari bahkan ada yang menyatakan butuh waktu 90 hari untuk melatihkan sebuah habit.

Bersabar dan konsisten berlatihlah yang akan membuktikan seberapa besar keberhasilan

Saya merasakan manfaat besar dari 10 tantangan komprod beberapa waktu lalu. Dan saya meniatkan untuk terus melatihkannya selama 30 hari kedepan. Saya berdo'a semoga diberi kemudahan untuk bisa konsisten.


Minggu, Juni 11, 2017

Komunikasi Produktif Day #10

Ada rasa yang bercampur antara bahagia dan sedikit was-was. Di hari terakhir tantangan bagaimana evaluasi saya juga suami terkait tantangan yang sudah dilakoni selama 10 hari ini.

ahh, daripada deg degan ga karuan, lebih baik saya cerita dulu deh apa yang terjadi seharian ini.

***

Hari ini saya melaksanakan aktifitas pagi seperti biasa. Si Tengah dan Si Bungsu bangun agak siang karena tidur lagi setelah shubuh. Pukul 08.30 saya siap-siap ikut kelas Public Speaking di RB Cikutra. Kegiatan berlangsung sampai Dhuhur. Perjalanan pulang dengan angkot sampai di rumah pukul 14.00 karena macet. Lanjut ngajak main Fathan yang nagih jatahnya berkeliling gang. Agenda hariannya dalam rangka melancarkan skill berjalannya.
Ba'da Ashar sampai jelang Maghrib jadwal menyiapkan untuk berbuka sekaligus sahur

Terkait Komunikasi Produktif saat berinteraksi seharian tadi, berikut beberapa reviewnya.

***

Hal serius yang saya obrolkan dengan Si Sulung tadi sore di dapur saat masak. Saya mengajaknya "curhat" mengenai beberapa hari terakhir yang agak ogah-ogahan Sholat di masjid.

Saya memanggil (waduh baru ingat saya panggil dari bawah walau intonasi panggilan sudah merendah, tak lagi "teriak") Ia turun dan belum sampai ke anak tangga paling bawah sudah nanya "Ada apa bu?". Lantas saya memintanya turun sambil saya perhatikan matanya.

Lalu saya berusaha dengarkan curhat dan "pembelaan" plus alasannya kenapa agak malas pergi ke masjid. Juga terselip klarifikasi dia terhadap asumsi Bapa yang mengenai dirinya.

Setelah selesai semua curhatnya. Saya berusaha sedapat mungkin berbicara objektif dan menyampaikan bahwa perhatian kami padanya semata-mata mewujud dari rasa sayang orangtua pada anaknya. Dari gesturenya saya menangkap ia cukup mengerti meski sepertinya enggan mengiyakan lewat lidahnya. Tak apa. Saya sih maklumi karena ke -abg-annya

Komunikasi dengan si sulung hari ini berjalan terkendali (sependek evaluasi saya sendiri :D)

***

Naaah, dengan Si Tengah dua hari ini obrolan kami seputar produksi dan jualan slime. Ia dan beberapa temannya berinisiatif membuat project membuat slime untuk dijual pada teman-temannya yang lain. Sepertinya saya mulai menangkap jiwa wirausaha Teh Vira mulai menguat. Mari kita lihat seberapa bertahan antusiasme ini berlangsung :)

Setelah hari kemarin laku 3 pocket slime @2.000, hari ini dia bisa menjuam 2 pocket.

Komunikasi kami seputar slime dan teknik berjualan. Juga aturan main saat bekerjasama dalam bisnis dengan pihak lain . Ahaha bahasanya berat banget :D. Ini sih cuma bahasa saya saja. Bahasa yang saya pakai ke Teh Vira sudah ditranslate ke dalam bahasa anak-anak usia 7 tahun.

Saya lihat binar dimatanya yang bulat. Ungkapan antusias yang meluap terdengar dari nada bicaranya yang penuh semangat. Hari kemarin saya sempat abai. Hari ini saya berusaha lebih siaga.

***

Si bungsu pilek berat. Seharian berkegiatan bersama saya. Keinginannya bermain sudah besar. Saat kelas tadi siang saya agak kerepotan karena ia terus bolak balik ingin main di luar ruangan. Saya lebih sering mengajaknya bicara. Entah ia mengerti atau belum. Saya yakin ada masanya dia mengerti pembicaraan saya. Alhamdulillaah saya lebih sering menatapnya saat menyusui. kami berbalas senyum. Bahagia sekali rasanya.

***

Hari ini suami mengevaluasi tantangan Komunikasi Produktif yang saya ambil. Beliau katakan kalau dari angka 1 - 10 beliau pilih angka 6 untuk pencapaian saya. Terus terang saya agak kaget juga. Diluar ekspektasi. Saya sendiri menilai diri lebih dari angka 7. Saya merasa sudah all out. Walau saya akui masih banyak kesalahan komunikasi yang mesti diperbaiki.

Saya penasaran, kemuadian saya klarifikasi. Poin poin apa yang beliau tilai? Ohhh ternyata beliau menilai poin yang bukan jadi goal saya 10 hari ini.

Alloh Robbi. saya terhenyak. terdiam bukan karena urusan penilaian suami, namun ternyata kami masih harus memperbaiki cara komunikasi kami. Ini salah satu buktinya miskom alias miss komunikasi masih terjadi. PR lagiiiiii .....


Komunikasi Produktif Day #9

Hari Jum'at (hari ke 9) tantangan komunikasi produktif, ada satu "warning" dari suami. pagi itu ia memergoki saya yang sedang asyik patroli di beberapa grup WA sedikit abai merespon Teh Vira yang menanyakan sesuatu. ia mengingatkan saya untuk menyimpan hp dan merespon obrolan teh Vira. Setelah beberapa saat berlalu, teh Vira sudah berangkat main, suami menegur saya agar fokus pada tantangan yang sedang dihadapi.

Jujur saya agar bela diri saat ditegur suami. Alasan saya karena ada beberapa chat yang harus segera dibalas. Namun akhirnya saya akui saya abai dan harus saya perbaiki.

Teguran ini cukup menampar saya. Seharian lebih waspada tapi memang saya harus berlatih tangguh ketika melibatkan pihak luar diri saya untuk ikut memantau dan mengevaluasi. Jujur masih sedikit baper :) tapi demi perubahan harus saya tempuh.

Semangaaaat yaa Ibu Evaaaa


Jumat, Juni 09, 2017

Tips Produktif dengan Pomodoro

Tulisan berikut saya salin-tempel dari channel Bedah Buku Bisnis di Telegram yang diampu Darmawan Aji. Saya sengaja simpan disini u.tuk menginhatkan diri akan pentingnya prduktifitas.

***

Sering menunda-nunda pekerjaan? Sehingga akhirnya tugas yang seharusnya kita selesaikan akhirnya menumpuk semakin membesar? Saat kita berniat mengerjakan sesuatu, seringkali kita tidak segera memulainya. Dengan berbagai alasan, entah karena alasan belum mood atau malas saja.
Pekerjaan tulis menulis misalnya, buka laptop, siapkan secangkir kopi. Lalu dengan alasan mencari inspirasi kita membuka browser internet kita. Browsing sana-sini, buka Facebook, sampai akhirnya secangkir kopi habis, satu jam berlalu dan tidak ada tulisan yang dihasilkan sedikitpun. Sangat klasik bukan?
Bila ini berulang, penundaan ini menjadi kebiasaan negatif. Kebiasaan yang memicu perasaan bersalah karena kita tidak berhasil mengalami kemajuan dalam mengerjakan tugas kita.
Fransesco Cirillo pun mengalami hal yang sama pada saat bergulat dengan tugas kuliahnya. Sampai akhirnya dia terinspirasi menggunakan timer untuk membantu dirinya menuntaskan tugasnya.
Dari sinilah, ia lalu merancang teknik mengoptimalkan produktivitas yang ia namakan dengan Teknik Pomodoro.
Pomodoro adalah timer yang digunakan di dapur berbentuk tomat (dalam bahasa Italia, Pomodoro bermakna tomat).
Kini teknik Pomodoro menjadi teknik yang sangat populer untuk membantu meningkatkan produktivitas di tempat kerja.
Dalam websitenya, Cirillo menyebut setidaknya ada empat manfaat Teknik Pomodoro.
BEKERJA SELARAS DENGAN WAKTU, BUKAN MELAWAN WAKTU.

Bagi banyak orang, waktu adalah musuh. Kita berpacu melawan waktu untuk menyelesaikan tugas dan deadline. Teknik Pomodoro mengajarkan Anda bekerjasama dengan waktu alih-alih melawannya.
MENIADAKAN KELELAHAN FISIK/MENTAL

Salah satu bagian penting dari teknik Pomodoro adalah break yang terjadwal. Ini membuat kita bisa merefresh kembali otak kita sehingga dapat bekerja lebih optimal sesudahnya.
MENGELOLA DISTRAKSI

Entah berupa panggilan telepon, chat WA, pesan Facebook atau tiba-tina saja Anda menyadari perlu untuk ganti oli. Semua hal ini dapat mendistraksi Anda dari pekerjaan yang sedang Anda kerjakan. Teknik Pomodoro membantu Anda “menyimpan” gangguan ini dan mengurutkannya berdasarkan prioritas.
MENCIPTAKAN KESEIMBANGAN KERJA/KELUARGA

Banyak dari kita yang sering merasa bersalah akibat seringnya menunda-nunda. Bila kita tidak menjalani hari yang produktif, sangat mudah bagi kita untuk tidak menikmati waktu bebas kita. Sehingga kita pun lembur di malam hari untuk membayar rasa bersalah kita. Menggunakan teknik Pomodoro secara disiplin membuat Anda mampu menciptakan hari yang produktif, sehingga Anda bisa menikmati waktu bebas Anda setelahnya.
Inti dari teknik ini sangat sederhana. Kita pecah sebuah pekerjaan besar menjadi beberapa potongan tugas yang lebih kecil. Sehingga lebih mudah bagi kita untuk mengelolanya. Lalu kita atur timer 25 menit dan fokus mengerjakan tugas tersebut tanpa gangguan. Setelah 25 menit berlalu, lakukan break selama 5 menit. Satu potongan ini disebut dengan satu sesi Pomodoro.
Saat kita berpikir, toh hanya mengerjakannya selama 25 menit, kita menjadi termotivasi untuk melakukannya. Alih-alih memikirnya besarnya tugas tersebut, kita berpikir singkatnya waktu untuk mengerjakannya. Perjalanan 1000 langkah dimulai dari langkah pertama. 25 menit ini adalah langkah pertama kita.
Setelah menuntaskannya, kita akan mengalami perasaan sukses. Kesuksesan kecil ini akan mengantarkan kita ke kesuksesan kecil berikutnya. Bukankah sebuah kesuksesan besar adalah rangkaian dari kesuksesan-kesuksesan kecil?
PENTINGNYA KOMITMEN

Saat kita berkomitmen mengerjakan tugas selama 25 menit, bolehkah kita melakukan cheating (kecurangan), misalnya hanya mengerjakannya 20 menit? Tentu saja tidak boleh. Ini adalah tentang disiplin, pembiasaan dan fokus. Bila Anda tergoda untuk cheating pada hal-hal kecil, Anda akan tergoda cheating pada hal-hal besar. Bagaimana bila tugasnya selesai dalam waktu kurang dari 25 menit? Gunakan sisa waktunya untuk mereview dan menyempurnakan tugas Anda. Cek ejaannya, cek font-nya, cek pemilihan katanya, apapun untuk menyempurnakan tugas Anda menjadi 25 menit.
LAKUKAN BREAK (ISTIRAHAT)

Setelah 25 menit, lakukan break sebentar. 5 menit pun cukup. Saat break, lakukanlah aktivitas-aktivitas yang tidak terkait dengan tugas tersebut. Anda bisa minum kopi, jalan-jalan di sekitar, mendengarkan musik atau aktivitas apapun yang membuat Anda rileks. Break seperti ini baik bagi otak Anda. Merefresh otak Anda sehingga dia siap untuk bekerja kembali.
Setelah Anda melakukan empat sesi Pomodoro (4 x 30 menit). Lakukan break yang lebih panjang, 15, 20, atau 30 menit misalnya. Empat sesi Pomodoro inilah yang kita sebut dengan Satu Set Pomodoro.
APA YANG ANDA PERLUKAN UNTUK MELAKUKAN TEKNIK POMODORO INI?

Pertama, timer. Anda bisa gunakan timer dapur berbentuk tomat jika ingin meniru persis dengan apa yang dilakukan oleh Fransesco Cirillo. Alternatif lainnya, gunakan timer di handphone Anda. Atau, jika Anda suka, Anda bisa download aplikasi Simple Pomodoro di Android Anda.
Kedua, today to do list. Form yang berisi nama Anda, tanggal hari ini dan daftar aktivitas yang perlu Anda kerjakan hari ini. Anda membuat list ini setiap pagi.
Ketiga, activity inventory. Form ini berisi berbagai daftar aktivitas, tugas, pekerjaan, ide-ide yang perlu atau ingin Anda selesaikan. Anda menggunakan form ini untuk menuliskan segala macam hal yang ingin Anda kerjakan dan mencoret setiap aktivitas yang selesai Anda tuntaskan.
Keempat, records sheet. Form ini berisi metric dari apa yang berhasil Anda capai dengan Pomodoro. Tujuannya adalah untuk melacak seberapa efisien Anda menggunakan teknik Pomodoro untuk menyelesaikan pekerjaan Anda. Form ini bisa saja berisi:
•  Menulis artikel untuk blog, 1 Pomodoro
•  Membuat proposal, 2 Pomodoro
•  Memproses email masuk, 1 Pomodoro
MENGELOLA DISTRAKSI

Musuh dari produktivitas adalah distraksi dan interupsi. Sebuah riset menunjukkan, kita memerlukan waktu 25 menit untuk fokus kembali ke tugas yang sedang kita kerjakan setelah terinterupsi oleh email masuk.
Ada dua jenis interupsi yang mungkin muncul saat kita melakukan Pomodoro.

Pertama, interupsi internal. Misalnya: lintasan pikiran yang tidak terkait dengan pekerjaan yang mengakibatkan teralihkannya fokus kita.

Kedua, interupsi eksternal. Misalnya: notifikasi handphone, ajakan chat, ajakan ngobrol dari rekan kerja.
Bagaimana agar kita tetap fokus saat menghadapi interupsi? Untuk interupsi internal, kita bisa mengelola dengan cara menuliskan apapun yang terlintas di pikiran kita. Tuliskan di form activity inventory kita. Nantinya kita bisa pindahkan ke form to do list bila memang hal tersebut penting dan perlu ditindaklanjuti.
Untuk interupsi eksternal, kita bisa menghindari dengan mematikan seluruh notifikasi pada handphone dan komputer Anda. Sementara itu, jika interupsinya berasal dari orang lain, sampaikan ke yang bersangkutan bahwa kita sedang fokus mengerjakan sesuatu. Minta mereka menunggu atau katakan bahwa Anda akan menghubungi mereka kembali nanti.
Mari kita rangkum teknik Pomodoro dalam langkah-langkah sederhana.

Pertama, pilih tugas yang ingin Anda selesaikan.

Kedua, atur timer di 25 menit.

Ketiga, fokus kerjakan tugas Anda. Jangan biarkan lingkungan mendistraksi Anda.

Keempat, selesai satu sesi pomodoro beri tanda ceklis di form to do list Anda.

Kelima, lakukan break pendek 5 menit.

Keenam, setelah melakukan empat sesi Pomodoro, lakukan break panjang 15, 20, atau 30 menit.


Komunikasi Produktif Day #8

Bismillaah

Dua hari ini (Rabu dan kamis) Saya dan Si Tengah Shubuh di rumah sepertinya masih ada disa kelelahan si tengah setelah aktifitas hari sebelumnya. Jadi setelah shubuh dia lanjut tidur lagi. Di beberapa hari sebelumnya pemicu ketegangan terjadi di moment ini. Saya tulis hal ini sambil tersenyum sambil menyaksikan film mental yang langsung terputar saat saya dan si tengah bersitegang. Alhamdulillaah. Tantangan KomProd melatih saya untuk jeli melihat celah terjadinya komunikasi yang miskin perhatian diantara kami sekeluarga.

Pagi hari saya isi dengan rutinitas pagi. Prestasi saya tadi pagi adalah "meminta" si tengah untuk mandi sebelum melakukan aktifitas lain. Hari-hari sebelumnya biasanya saya sedikit menahan dongkol karena selalu keluar alasan ini itu sebelum akhirnya pergi mandi.

Hari ini dengan wajah saya full senyum memintanya mandi sambil mengusap kepalanya. Amazing banget Si Tengah langsung mandi tanpa "perlawanan". Alhamdulillaah bahagia rasanya.

***

Lanjut aktifitas optik sambil mengasuh Si Bungsu yang agak pilek. Berjemur di depan sambil menyuapinya setelah mandi. Siangnya main sama Rayf sepupunya. Si Bungsu meminta perhatian lebih karena badannya yang kurang nyaman.

Beberapa hari ini Si Bungsu lagi seru-serunya bermain buku kecil mengenal alfabet lungsuran dari kakak-kakaknya. Begitu excited menunjukkan gambar bola, kucing, kereta, dan mobil favoritnya. Saya dituntut untuk bisa merespon cepat saat ia menunjukkan gambar-gambar tersebut. Kalau tidak ,.... ada yang bakal uring uringan rada panjang deh ...

***

Saat berbuka tadi kami ngobrol ngalor ngidur dan entah dari mana awalnya tetiba Suami, Saya dan Si Sulung terlibat obrolan seru tentang pengertian Paradox, paradox Tuhan, Jebakan atheis dan berujung pada obrolan penguatan logika Mengapa kita bertuhankan Alloh Yang Satu dan Maha Kuasa serta kekuasaanNya meliputi segala sesuatu. Sungguh perbincangan seru dan hangat tadi maghrib.

***

Hari ini saya sempatkan menyematkan senyum dan tatapan sayang pada obrolan dengan ketiga buah hati saya. Juga saya sempatkan mengusap kepala mereka. Mengalirkan sayang dan cinta seorang ibu pada putra putrinya. Terima kasih Alloh saya bahagia bisa hadir untuk mereka.

***

Sementara our time saya bareng suami beberapa hari ini diisi dengan mendengarkan bersama audio dari Pak Nasrulloh dari channel telegramnya Audio Magnet Rezeki. Kami menyimak bersama lalu terlibat diskusi perihal aplikasinya dalam keseharian kami. Alhamdulillaah. sangat mencerahkan, memperkaya pemahaman berrezeki dan meringankan beban masalah utang piutang yang masih tersisa.

Lagi-lagi saat menghadapi "musuh bersama" yang harus ditangani bersama, pikiran, perasaan dan langkah kami terasa kompak. Saya begitu mensyukurinya. Alhamdulillaah.

***

Segala puji milikMu. Hanya untukMu. Terima kasih Wahai Engkau Yang Maha Baik untuk hari ini yang indah, produktif dan menyenangkan.

#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#GamesLevel1
#BunSayBatch2
#Day8