Subscribe:

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Blog Archive

Minggu, Februari 26, 2017

BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR

NHW #5 BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR


Tak terasa sudah menginjak pekan kelima menyerap ilmu di Matrikulasi Institut Ibu Profesional. Banyak pencerahan yang sudah saya dapat termasuk dengan materi kelima ini. Saya dibawa untuk mengingat-ingat sekaligus memeriksa kembali proses belajar saya dari lahir hingga saat ini. 


Kita dan keluarga kita ditaqdirkan Alloh hidup di masa dengan perubahan yang serba cepat hampir di semua area hidup. Jika tak ingin tergilas roda perubahan zaman, maka kita harus belajar dan bergerak terus. Belajar hal yang berbeda, dengan cara, semangat dan strategi yang berbeda.


***


Belajar HAL yang berbeda


Iman sangatlah penting dalam menjani hidup. Ia adalah pondasi bangunan hidup kita. Maka amatlah penting mempelajari ilmu untuk menguatkan iman. Saat usia sekolah setidaknya sampai jenjang SMP saya belajar agama lebih pada pelaksanaan ibadah terurama ibadah mahdhoh. Menginjak SMA dan kuliah mulai membuka wawasan keislaman dan menggali "why" saya memilih Islam sebagai way of life. Fase setelah menikah banyak episode hidup berumah tangga yang memberikan petuah, hikmah dan pembelajaran betapa pentingnya memiliki iman yang kokoh. Perenungan demi perenungan atas soal hodup yang disodorkan Alloh menuntut untuk kita jawab dengan bingkai iman.


Hal lain yang layak untuk dipelajari adalah penguatan karakter. Sifat, sikap dan karakter tumbuh berawal dari respon-respon kita menghadapi sebuah situasi. Penguatan karakter-karakter baik yang sudah terbangun diantaranya sederhana, mau belajar, bisa detail, mandiri, dll. Saat yang sama karakter buruk juga mesti perlahan dikikis diantaranya menuntut sempurna dalam mengerjakan sesuatu, mudah terserang demotivasi, moody, baper dll


Dalam hal penemuan minat bakat, saya termasuk yang lamban. Kliknya baru saya dapat satu dua tahun belakangan ini diusia 36 tahun setelah saya banyak merenung dan mencoba banyak bidang kecakapan. Saya menyukai dunia tulis menulis, dunia bisnis, dunia pendidikan/parenting dan craft. Empat hal itu yang bergantian saya pelajari dan membuat mata berbinar saat melakukannya.


***


Belajar dengan CARA yang berbeda


Cara belajar dari usia sekolah sampai SMA diwarnai dengan cara menghafal dan klasikal. Disuapi dan lebih pada memasukkan pengetahuan dibanding mengeluarkan apa yang ada di dalam pikiran dan perasaan.


Sewaktu kuliah mulai berkenalan dengan bagaimana struktur berpikir. Setelah menikah berkenalan dengan ilmu parenting dan berkembang pada bagaimana cara/gaya anak belajar.


Hari ini saya mulai menyadari bahwa saya memiliki cara belajar :
- Slow learner
- Membaca harus berulang-ulang untuk memahami sebuah materi
- Butuh tempat dan waktu khusus untuk belsjar
- Bergeser dari auditory murni ke visial auditory. 
- Lebih mudah dengan menggunakan mind map
- Lebih mudah membaca teks daripada gambar.


***


Belajar dengan SEMANGAT yang berbeda


Saat sekolah dulu, orangtua selalu mendorong saya untuk meraih nilai yang baik. Semangat itu yang lama mewarnai hari-hari belajar saya. Hingga di SMA mulai berkenalan dengan tujuan belajar sebagai kewajiban muslim dari mulai buaian hingga liang lahat. Masuk episode berumah tangga, mulai tersadar bahwa mencari ilmu itu untuk mendekat pada keridhoanNya. Dan di MIIP ini semakin jelas spirit menimba ilmu adalah sebagai bekal saya beramal.


***


Belajar dengan STRATEGI yang berbeda


"Meninggikan gunung dan bukan meratakan lembah"
Satu jargon yang belum lama saya kenal. Setelah direnungkan leboh dalam dan flashback, ternyata sebagian besar waktu belajar saya teralokasi untuk meratakan lembah. Menutup kekurangan saya. Apa yang terjadi? Saya mudah lelah karena energi untuk menambal kekurangan banyak keluar sementara hasil tak begitu terlihat. Hanya sekedar mengejar prestasi rata-rata. Kekurangan lainnya adalah saya abai mendeteksi passion saya untuk meninggikan gunung. Hal ini baru saya sadari setelah memiliki anak dan berkenalan dengan dunia pendidikan anak. Namun demikian tak ada kata terlambat untuk belajar. Perbaiki mulai hari ini. Semangatlah menempa passion. Semangat meninggikan gunung.


Bismillaah ...


Kamis, Februari 16, 2017

Mencari Sulungku yang Hilang

2017 ini sulungku menginjak usia 12 tahun. Tak terasa sudah mendekati pintu aqil baligh sekarang. Bersamanya disepanjang usianya berasa naik roller coaster.

Tujuh tahun pertama di awal kehidupannya diwarnai senyum lucu, tawa lepas, ocehan dan ribuan pertanyaan ya5ng selalu harus dijawab kontan. Senyum yang selalu tersemat di wajahnya saat bercakap-cakap, ide-idenya yang kadang unpredictable, sifat humorisnya yang membuat suasana rumah terasa hangat dan ceria.

Tujuh sampai sembilan tahun,  diwarnai ide ide kreatif yang mewujud dalam prakarya, beragam bentuk lego, gambar-gambar dengan ide yang orisinil. dan gerak fisiknya yang on and on. Berenang, bersepeda, wushu dan main dengan kawan-kawan. Dunia yang sungguh menyenangkan

Sembilan sampai dua belas tahun mulai nampak perubahan-perubahan pada sifat dan sikapnya. Tawa lepas yang memudar berganti sikap cool atau malah terkategori cuek. Rentetan pertanyaan dan celoteh  mulai menghilang berganti kebiasaan menyendiri dengan laptop di kamarnya (tanpa jaringan internet tentunya). Jawaban-jawaban pendek yang keluar saat saya pancing dengan pertanyaan untuk mendekatkan jarak. Wushu? Berenang? Bersepeda? Sudah hampir setahunan tidak dilakoni.

Serius ini bikin saya dan suami galau .....

Harus mulai sungguh-sungguh meluangkan waktu, pikiran dan perhatian buat si sulung. Khawatir masa kritis ini terlewati dengan "treatment" yang tidak tepat atau bahkan berlalu begitu saja tanpa jejak. Naudzubillaah ...

Hal paling mendesak untuk dilakukan (menurut saya) adalah membangun komunikasi yang hangat, egaliter dan produktif.

Ya. Setahun terakhir saya dan suami merasakan "kehilangan" si sulung. Fisik tetap berjumpa tapi pikiran dan rasa tak bertaut. Sediiih rasanya ....

Lalu, actionnya bagaimana???

1. Sesering mungkin cari moment untuk ngobrol. Hindari gaya komunikasi interogatif.

2. Tengok ke kamarnya minimal sehari sekali

3. Wajib kumpul waktu makan.

4. Cari ilmu mendidik anak pra aqil baligh. Alokasikan waktu khusus seminggu dua kali masing-masing 1 jam saja. Ga lama kan??!!

INGAT...

MOMENT MENDIDIK ANAK TAK AKAN BERULANG. MAKA BERSUNGGUH-SUNGGUHLAH.

Saya memohon dengan sungguh pada Alloh Yang Maha Pemelihara agar senantiasa menjaga kami menunaikan amanah mengasuh dan mendidik anak-anak dalam bingkai yang DIA suka. Aamiin.


Minggu, Februari 12, 2017

Menggali potensi Keluarga ; Langkah Awal Mewujudkan Family Team

Tugas NHW#3 ini membuat saya baper. Bagaimana tidak. Harus buat surat cinta buat si dia. Hufh ..... 14 tahun sudah terakhir kalinya mengirim surat cinta padanya :)

Surat selesai dari hari kamis, namun baru sampai ditangan si dia malam Ahad. Sebelum tidur dia baca suratnya. Dan apa responnya sodara-sodara ....

Sebuah senyuman. Iya "hanya" senyum dengan kerlingan di sudut mata. Saya bahagia luar biasa. 14 tahun cukup tahu maksud isyarat semua itu.

O... Ya di surat itu juga saya sampaikan harapannya pada saya yang belum bisa saya penuhi. Saya meminta ia untuk bersabar membersamai saya memproses diri hingga harapannya pada saya terwujud. 
***

Tugas lainnya yaitu membaca potensi-potensi yang ada pada saya, suami dan anak-anak serta lingkungan sekitar.

Setelah merenung berulang-ulang, saya mulai tersadar bahwa kami sekeluarga belum sungguh-sungguh menggali potensi masing-masing. Ini terbukti saya masih kesulitan menuliskannya disini :D

Namun akan saya coba tuangkan disini potensi yang mulai terdetsementara keluarga kami

Suami
- kesadaran berislam yang kuat
- kemauan utk belajar bidang tertentu yg disadari dan diyakini bermanfaat
- Lini produksi optik
- Senang sejarah terutama sejarah Islam
-

Mufid (11y10m)
- Tertarik dengan dunia digital
- Mandiri
- Tenaga/fisik yang menguat

Navira (7y2m)
- Suka meniru yang ibu kerjakan
- Hasrat belajar yang tinggi
- Banyak bertanya
- Keinginannya kuat untuk meeujudkan sesuatu
-

Fathan (11m)
- Belum terlihat

Ibu
- Keinginan belajar yang kuat
- Bisa detil
- Bisa runut
- Benang fotografi
- Senang menulis
- Bisa mengelola keuangan
- Medsos friendly
- Bisa menjahit

Lingkungan
- Banyak masjid
- Lingkungan dekat kampus
- Kawasan perdagangan yg ramai 
- Banyak kos kosan
- Dekat lembang (daerah pariwisata)

***

Ini temuan saya sementara, In Syaa Alloh terus on progress. Semoga update berikutnya bisa lebih tajam, detail dan memdalam.


Kamis, Februari 09, 2017

Izinkan Hatimu Memaafkan

Setiap manusia punya masa lalu dengan aneka peristiwa serta kenangan baik yang membahagiakan atau menyisakan duka dan luka.


Apa yang terjadi dalam kotak pikiran dan cawan perasaan kita saat peristiwa duka itu masih menyisakan luka?


Saat pemicu terpetik, luka akan kembali terbuka. Rasa sakit, sedih, dendam diam-diam akan menyeruak ke permukaan. Dan itu mengganngu hidup kita hari ini dan mungkin masa depan kita.


Lantas, bagaimana agar berbagai peristiwa masa lalu itu tak mengintervensi masa kini dan masa depan kita?


Salah satunya obatnya adalah dengan MEMAAFKAN. Satu kata yang mudah diucapkan namun nampak sulit diamalkan. Kabar baiknya, sulit bukan berarti tak bisa dilakukan. Syaratnya adalah bertindak dengan kemauan yang kuat.


Dengan mengingat urgentnya menapaki masa kini dan masa depan tanpa "sampah-sampah" pikiran serta perasaan, maka bertindak memaafkan menjadi langkah penting "membersihkan jalan" yang akan kita tapaki hari ini, lusa dan rangkaian hari-hari berikutnya.


Setelah sampah-sampah di pikiran dan perasaan, kita singkirkan. Bukankah terasa lebih lapang dan nyaman terasa  jalan yang akan kita lalui di hari-hari mendatang?


Maka maafkanlah ....


Minggu, Februari 05, 2017

Sebulan Tantangan ODOLE

Akhir Desember lalu saya mengikuti training Life Plan bersama Mas Darmawan Aji. Salah satu outputnya adalah memilih satu aktifitas kunci. Melatihkan habit baru dari aktifitas kunci yang menuju pada peran-peran yang diemban dalam hidup.

Saya salinkan disini habit yang saya pilih.

***

saya sudah coba pilih 1 aktifitas kunci Coach

Saya beri nama ODOLE (one day one little ember) 😄

Maksudnya nyuci baju sehari satu ember.

Sejujurnya saya kurang pede aktifitas ini dijadikan aktifitas kunci. Berasa kurang keren gitu ☺

Tapi setelah direnungkan. Nyuci baju adalah hal yang sering mempengaruhi mood saya. Saya sering mengalami hari-hari jadi dongkol hanya karena anak-anak atau suami menanyakan pakaian yang ternyata masih duduk manis di keranjang baju kotor 😄

Kebiasaan yg sudah terbangun lama kalo nyuci ditabung dulu 😂.

Saya ingin rubah kebiasaan lama saya. Semoga 66 hari ke depan bisa saya wujudkan.

***

Saya menggunakan aplikasi Habitbull dari googlePlayStore untuk monitoring harian.

***

Ini evaluasi saya setelah berjalan 20 hari :

🔘 Setelah sukses nyuci tiap hari selama 7 hari pertama. Di hari ke 8 (selasa) sy sengaja meliburkan diri. Karena mulai ada rasa 'bosan'. Ingin ngasih hadiah libur biar besok bisa fresh dan semangat lagi. Itu alesannya.

O ya saya beri catatan di tanggal 8 utk bahan evaluasi

🔘 4 hari berikutnya alhamdulillaah sanggup dijalani. Ternyata sy periksa semangat saya sedikit menurun, tidak se"excited" 1 minggu pertama. Apa karena saya kasih bonus libur itu penyebabnya??? Atau ada hal lain???

🔘 Naaah ... Naaah
15 16 17 18 saya lepas kendali diri. Penyakit lama menyerang.
😭 Menunda pekerjaan
😭 Begitu mudah memaafkan diri saat melanggar "janji" yang sdh direncanakan (dengan berderet alasan)
😭 Begitu semangat diawal. Namun mudah sekali melempem. Langka sekali yang finish sampai akhir

😭 Ada sifat yg mulai terdeteksi. Saat punya 1 project yg digarap. Kebiasaan2 yg sudah berjalan baik jadi berantakan tanpa kontrol.

Apakah ini berhubungan dengan persepsi tentang fokus yang harus dibenahi?

***

Ini baru setengah jalan. Semoga setengah perjalanan berikutnya lebih baik.


Sabtu, Februari 04, 2017

Latih Otot Disiplin, Penuhi Checklist Peran-Peran Menapaki Jalan Ibu Profesional

Memasuki pekan kedua Program Matrikulasi IIP batch 3, mulai terasa ada "tantangan" yang harus berani saya hadapi. Tugas untuk ngobrol dengan pasangan dan anak-anak salah satunya.

Saya baru menyadari bahwa pola komunikasi yang kami bangun selama ini belum sampai pada keterbukaan yang nyaman dan saling percaya untuk mengungkapkan rasa terdalam mereka terutama anak-anak.

***

Si sulung seperti kurang nyaman saat disodori pertanyaan
"Aa pengen ibu seperti apa?". Sambil (terus) menghadap PC dia bilang "Yaa biasa-biasa aja, kayak ibu sekarang". Saya masih tersenyum dan melanjutkan obrolan
"Boleh dijelasin A, biasa-biasa tuh kaya gemana?"
Si sulung mulai gusar dan terlihat kurang nyaman untuk menjawab :(
Tiga kali berulang jawabannya sama seperti jawaban pertama.

Sepertinya raut muka saya mulai berubah dan si sulung menangkap itu. Lantas ia berusaha mengumpulkan effortnya untuk menjawab.
"Ibu boleh marah kalo Aa salah, tapi kalo Aa ga salah jangan marah-marah"
Duuuaaaar. Itu rupanya salah satu yang mengganjal dalam batinnya.
"Baik Nak, ibu catat lekat-lekat dalam hati"

Ada yang basah di ujung mata saat berdua bicara dengannya. Akhir-akhir ini memang si sulung banyak mengalami perubahan sikap yang belum sepenuhnya kami pahami. Fase aqil baligh yang sedang ia jelang membuat saya dan suami tersadar harus sungguh-sungguh mencari ilmu parenting untuk pra remaja. Hal lain yang urgent dilakukan menata pola komunikasi agar si sulung nyaman bercerita dengan orangtuanya.

***

Beranjak pada si tengah. Hasil obrolan dengannya sukses membuat batin saya menangis. Awalnya ia malu-malu mengungkapkan. Saya tawarkan untuk bicara langsung, dibisikkan, direkam lewat handphone atau ditulis. Ternyata ia pilih bicara langsung dibalik tirai (agar wajahmya tak terlihat oleh saya karena malu) :D.

Ada 3 yang dia inginkan dari saya.
Pertama : Ibu jangan banyak nangis.
Kedua : Ibu jangan banyak marah.
Ketiga : Ibu sayang sama Teh Vira.

Belakangan ini beberapa ujian berat dalam keluarga harus kami hadapi dan itu membuat emosi saya kurang stabil. Sering menangis dan marah. Rupanya itu terekam oleh si tengah. Satu lagi hal yang harus saya perbaiki yaitu perhatian dan sikap sayang yang belum optimal pada si gadis cilik ini.

***

Ketika berbincang dengan suami, saya disadarkan untuk selalu memperbaharui niat melakukan seluruh aktifitas baik di dalam maupun luar rumah. Ridho Alloh harus selalu jadi landasan untuk setiap amal agar bernilai ibadah disisi Alloh

Bakti dan taat pada suami, bukan karena manusia bertitel suami (karena takut kehilangan atau berharap pujian darinya), namun karena Alloh menyuruh kita bakti dan taat padanya.

Mendidik dan mengurus anak-anak, mengelola rumah tangga karena Rosul mengisyaratkan lewat sabdanya bahwa ibu adalah robbahul bait, ibu adalah madrosatul ula. Hingga urusan bisnis harus berdiri ajeg pada landasan yang benar. Suami eksplisit memberikan ridha pada saya untuk mengelola bisnis mungil kami agar bisa running lagi.

Hal lain yang diminta suami adalah agar saya lebih concern saat "quality time" time dengannya. Menunda dahulu keruwetan2 yang ada di kepala.

*****     *****     *****

Berikut daftar checklist indikator untuk peran-peran yang saya emban.
(Periode 1 Februari - 31 Maret 2017)

1. Sebagai individu

- Sholat fardhu awal waktu (toleransi max 30 menit, tunggu suami pulang dari masjid)

- Khusyu (menyadari apa yang dibaca dalam sholat)

- Rawatib 10 rakaat (toleransi max 5x bolong selain masa haid)

- Tahajjud minimal 2+1. 4x seminggu

- Dhuha 4 rakaat. 4x seminggu

- Tilawah 1 hizb/hari (toleransi 5 hari bolong) perbulan

- Mandi tiap hari

- Senam ringan 2x seminggu

2. Sebagai Istri

- Mengurangi mengeluh lelah dengan pekerjaan

- Ridho dengan keadaan dan pemberian suami

- Hormat, perbanyak senyum dan ceria

- Menyiapkan makan, pakaian dan kebutuhan suami lainnya

- Dawamkan lagi Raw Juice 3x seminggu

-Mengingatkan jadwal-jadwal aktifitas suami

3. Sebagai ibu

A. HOUSEKEEPING

- siapkan makan keluarga
- nyuci tiap hari (toleransi 2x bolong perminggu)
- Cupir tiap hari (toleransi 1x bolong perminggu)
- Bebersih rumah "30 minutes for 1 corner"

B. HOMESCHOOLER MOM

1. Si Sulung (11y9m)
- 15 menit ngobrol setiap hari
- Tengok ke kamar 1x perhari (toleransi 2x bolong perminggu)
- Pertahankan sholat fadhu 5 waktu berjamaah di masjid.

2. Si Tengah (7y1m)

- Ingatkan untuk menetapi waktu waktu sholat fardhu
- Iqro i lembar perhari (toleransi 1x bolong perminggu)
- Baca 1 buku tipis perhari
- Tulis (dikte, buat cerita pendek, berkirim WA dgn sepupu, drilling menghaluskan tulisan)
- Hitung (penjumlahan dan pengurangan sampai 30)

C. Si Bontot (11m)

- Perhatikan menu makan
- Latih melangkah lalu berjalan
- Lebih sering diajak ngobrol
- mandi/seka teratur

PE ER

KURANGI MEMEGANG GADGET SAAT BERSAMA SUAMI DAN ANAK-ANAK

DISIPLIN MEMANFAATKAN WAKTU UNTUK ONLINE

FOKUS DAN PAY FULL ATTENTION PADA AKTIFITAS YANG TENGAH DILAKUKAN

MENGGANTUNG PEKERJAAN ITU HANYA AKAN MENAMBAH BEBAN
TUNTASKAN SESUATU YANG SUDAH DIMULAI.