Subscribe:

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Blog Archive

Rabu, September 17, 2014

Bu Guru

Beberapa hari ini Vira lagi senang main "bu guru-bu guru"an. Katanya kalau di rumah Vira panggil bu guru, kalau di luar panggil ibu aja :)

Ini kesempatan ibu memasukkan berbagai "materi belajar". Bernyanyi. Murojaah. Menulis. Membaca. Craft. Memasak atau bersepeda dan banyak lagi materi dadakan .

Senin, September 08, 2014

Menemani

Perbincangan atas makan malam kemarin

Ibu      : "Besok Ibu mau shaum Qodho"
Bapa    : "Bapa mau nemenin ibu ah"
Mufid  : "A Mufid juga mau temenin ya Bu"
Vira     : " Iya juga,.....Iya jugaaa..."
Ibu       : "Aa mau temenin ibu shaum besok, Aa niatnya shaum Senin Kamis aja" jelas saya serius
Mufid   : "(sambil nyengir) Aa mah temenin sahurnya aja ya bu"
Ibu        : "duing.......duing??????? :( "
Ibu        : "Kalo Vira mau temenin ibu shaum juga?"
Vira       : "Iya mah mau temenin makan pas baca Allohumma laka sumtu aja" (buka maksudnya)
Ibu         : Wak.....Waw......:) :) :)

Sabtu, September 06, 2014

Ngibing Ayang Ayang Gung


"Nyebrang Jembatan, Aku Berani Sekarang !!!"

Setiap orang punya ketakutan masing-masing, termasuk anak-anak. Menurut saya takut itu wajar dan terkadang baik karena biasanya orang menjadi waspada, namun bila berlebihan tentu akan menggangu atau bahkan merugikan dirinya sendiri.

Ini satu cerita kami (Saya dan Vira) berkenaan dengan rasa takut. 


Satu Kamis beberapa bulan yang lalu, kami sampai di Taman Lansia, menyeberangi jembatan untuk sampai di tempat latohan pramuka. Baru saja Ibu duduk, ada yang tak biasa. Vira terdiam di pangkuan. Saat ibu tengok wajahnya mendung, tak lama pecah tangisnya. Ibu peluk erat. Setelah reda tangisnya, rupanya ia sangat panik dan takut luar biasa saat menyeberangi jembatan tadi.

Setiap akan pergi atau pulang ia meminta penuh harap agar berjalan memutar untuk menghindari jembatan itu. Entah apa sebabnya, sampai saat ini ibu belum tahu pasti. Hanya takut dan ngga berani alasan yang dia berikan.

Beberapa minggu lalu, di tempat pramuka, Vira punya teman baru Keisya namanya. anaknya aktif secara fisik dan verbal mirip ibunya (Teh Sri Kandi Haryati). Satu kali Keisya ngajak main ke seberang dan tentu saja harus lewat jembatan. Melihat temannya begitu santai dan tanpa beban menyeberangi jembatan, rupanya menginspirasi Vira untuk memberanikan diri mencoba menyebarangi jembatan itu.

Mula-mula ia minta ibu menemani, dengan berpegangan erat dan badan sampai kaki gemetar ia coba , berulang ulang ia coba. Rupanya makin lama makin berkurang takutnya.

Kemarin saat datang ke tempat latihan pramuka, ia meminta untuk mengambil jalan melewati jembatan tanpa pegangan. Sesampainya di seberang dengan lantang ia berujar "nyebrang jembatan, aku bisa sekarang"

Satu lagi keterampilan hidup telah kami pelajari. Alhamdulillaah

Selasa, September 02, 2014

Sepeda Vira

Riwayat sepeda Vira dimulai sejak ia umur kurang lebih satu tahun. Sepeda bekas yang dibeli dari seorang teman. Sepeda bayi yang ada dorongannya. Sepeda ini jarang dipakai karena rumah di dalam gang yang ramai. Sampai dibawa pindah ke Cihanjuangpun jarang sekali dipakai.

Satu  bulan terakhir Vira suka iseng pakai berkeliling di tengah rumah. Tentu saja sudah kekecilan sepeda itu untuk anak seusianya.  Tangan dan kakinya sering pegal setelah main sepeda itu. Sempat juga bermain sepeda di perumahan di belakang rumah.


Lalu Bapa dan ibu berencana membelikan sepeda baru yang sesuai untuk ukuran tubuhnya. Mula-nula Vira ngga mau sepeda roda empat karena takut jatuh katanya kalau kena batu. Ia keukeuh pengen roda tiga aja.

Lalu ibu ajak Vira jalan-jalan ke salah satu swalayan besar, disana ibu tunjukkan sepeda roda tiga, sepeda roda empat dan sepeda roda dua. Dengan pengalaman mencoba menaiki sepeda roda empat, Vira tersenyum seraya mengamini untuk dibelikan sepda roda empat.

Keluar dari ATM, lalu Bapa, Mufid dan Vira berangkat menuju toko sepeda. Tak lama memilih Vira jatuhkan pilihan ke sepeda yang berwarna merah. Deal, sepedapun di bayar.

Rencana awal sepeda akan dibawa esoknya oleh Bapa dan ibu, namun ternyata dengam memaki motor Vira di depan, sepeda di pangku Mufid dengan tali rapia diselendangkan ke Bapa. akhirnya sang sepeda sampai juga di Cihanjuang hari itu juga. Alhamdulillaah.


Siang sepeda sampai. Sorenya sudah lancar menggoes latihan berkeliling di tengah rumah. Tak sabar main sepeda ke perumahan, Akhirnya sepakat hari Sabtu Bapa dan ibu janji untuk mengantar Aa dan Vira main sepeda di perumahan.



Hal sederhana yang membuat kami sekeluarga bahagia. Alhamdulillaah




Senin, September 01, 2014

ODOA dan ODOH


Kami Keluarga Muslim,
Pedoman hidup kami Al Qur'an dan As Sunnah

Lalu bagaimana "membumikan" tagline diatas pada kami serta anak-anak?. Salah satu cara yang terpikir adalah dengan pembiasaan mendekatkan diri kami serta anak-anak dengan Al Qur'an san Hadits Rasululloh SAW

Lalu teknisnya?

Setiap ba'da Sholat Shubuh setelah Ibu atau Bapa menyimak bacaan Al Qur'an Aa Mufid satu makro', Kami (Bapa, Ibu dan Aa Mufid) membaca satu ayat dari Al Qur'an serta terjemahnya dilanjutkan dengan membaca satu Hadits (artinya saja) dimulai dari Hadts Bukhori.

Bergiliran kami membacanya. Hari pertama Bapa, hari kedua Ibu dan hari ketiga Aa Mufid. Begitu seterusnya.

Kegiatan ini sudah berjalan setengah bulan. Kami berdo'a semoga kegiatan ini istiqomah. Aamiin


Cat : kami baru di level mendawamkan membacanya, BELUM ke level menghafalkan seperti pada gambar.