Subscribe:

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Blog Archive

Senin, April 28, 2014

Vira Ngamen


Video ini direkam bulan Aguatus tahun 2013. Betapa cepatnya anak tumbuh. Sekarang udah pinter nyanyi lagu-lagu PAS. Semoga bisa menyempatkan merekam "konser" lagu-lagu di PAS dan menuploadnya. InsyaAlloh.

Minggu, April 27, 2014

Hihid dan Kotak Bumbu

Salah satu oleh-oleh yang didapat dari kegiatan Pramuka Homeschooler Bandung dua pekan lalu adalah bambu-bambu yang telah dibelah tipis-tipis untuk anyaman. Bambu yang masih tersisa banyak dihadiahkan oleh teh Maya.

Sore hari sambil menanti jadwal latihan Kungfu, Ibu membuat kotak untuk menyimpan bumbu dapur, sementara Mufid mau membuat Hihid katanya. Karena teman-teman Kungfunya mulai berdatangan, si calon hihid ditinggalkan sementara :)

Sampai di rumah rupanya Mufid masih penasaran ingin menyelesaikan proyeknya. Ia selesaikan hihidnya ditemani Ibu dengan sisa anyaman kotak bumbu.

Alhamdulillah, rampung juga, dan inilah hasil karya kami :)







Rabu, April 23, 2014

Cooking Time : Review

Salah satu kegiatan baru yang kami kerjakan bersama adalah Cooking Time. Jadwalnya tiap hari Senin Ba'da Dhuhur atau Bada Ashar. Dimulai pertengahan Maret 2014 lalu.

Jangan dikira yang kami buat adalah masakan dengan resep kompleks seperti yang orang lain buat :).  Saya selaku komandan dapur bukanlah orang yang senang memasak apalagi Bapanya anak-anak :D. Target kami untuk kegiatan yang satu ini adalah :

1. Menikmati momen kebersamaan dengan semua anggota keluarga,
2. Mengenalkan anak-anak pada PROSES berkegiatan di dapur
3. Melatih kesabaran menjalani proses
4. Mengasah empati pada orang-orang yang berkerja di lini produksi
5. Melatih keuletan, pantang menyerah
6. Mengenalkan aneka perangkat dapur, bahan-bahan masak memasak, bumbu dll
7. Masih banyak lagi manfaat yang harus dieksplor dari kegiatan ini. Pemahaman dan hikmah InsyaAlloh beriringan dengan kontinuitas praktek. Let's See, semoga bisa dawam.

Berikut ini review kegiatan Cooking Time yang sudah kami lakukan

 C I L O K 
(24 Maret 2014) 






Buat cilok, dapat resep dari internet, alhamdulillaah sukses :) Bentuknya bagus rasanya juga enak. Oh yaa sausnya pake bumbu pecel yang udah jadi. Semuanya terlibat proses dari awal sampai akhir kecuali beberes dan cuci piring, keburu pada tumbeng kekenyangan menikmati semangkok besar cilok.


***

B A S O
(31 Maret 2014)






Praktek pertama buat baso pake daging sapi. Bentuknya udah lumayan (bisa dibentuk). Anak-anak ngulenani dan membentuk. Setelah direbus dengan air mendidih. pas dicoba sama Aa Mufid ini komentarnya "Kok rasanya sama teksturnya beda ya Bu dengan yang suka dijual"

Hohoho...ternyata tepung sagu taninnya terlalu banyak, jadi terlalu kenyal dan ngadoni ngga pake air es/es batu. OK lain kali kita coba lagi yaa


***

P O P C O R N
(7 April 2014)





Ibu ngasi step-step buat popcorn. Aa Mufid yang mengeksekusi dari awal sampai akhir  Vira juga ikut pengen masukan biji jagung, namun ibu belum mengizinkan (Vira liat aja dulu). 

Karena terinspirasi dari acara Masterchef, Aa pengen nyoba ketika jagung mulai mekar dibuka tutup pancinya. Dan apa yang terjadi sodara...sodara...

beberapa jagung meloncat tinggi ke udara. Kagum campur panik takut ketembak, Mufid lari ke ruang tengah. Popcorn bagian bawah terlanjur gosong :(. 

Ahh, maklumlah Sanguinis. everything should be fun :D


***

B A S O
(14 April 2014)




Revisi dari bikin Baso part #1. 

Sekarang nyoba pake daging ayam. Sagu tanin dikurangi, ditambah sedikit tepung terigu. Komposisi daging ditambah (rekomendasi dari Mang Anton tukang baso yang suka nangkring depan rumah, hasil ngelmu Bapa)

Hasilnya lumayan lebih baik dari praktek sebelumnya. Cuma teksturnya masih terasa brindil brindil (kurang halus). Kenapa yaa? Belum ketemu tuh penyebabnya. 

Bapa menyarankan untuk terus nyoba sampai sukses. Waktunya diatur (ngga usah berturut-turut) menjaga agar anak-anak tak bosan. 

Keep trying.....


***

Selasa, April 22, 2014

Menyemai Benih "Bisa dan Biasa Membaca"

Budaya membaca di rumah kami harus diakui masih perlu dipupuk dan disiram. Rasanya dari semua anggota keluarga, baru Bapa yang minat bacanya sudah lumayan baik. Sementara Saya sendiri lebih suka mendengar ketimbang membaca, entah apa sebabnya :(

Namun bagaimanapun, kami berdua sepakat bahwa bisa dan biasa membaca merupakan dua hal penting yang perlu anak-anak kuasai.

Saya ingin sedikit memutar ingatan ketika si sulung belajar membaca. Sekitar tahun 2009-an ketika itu Mufid masuk TK A dimana salah satu subjek belajarnya adalah pengenalan membaca. Saya ngat waktu itu buku yang digunakan buku sederhana dengan cetakan hitam putih. Metode yang digunakan membaca dengan "suku kata yang bermakna". Ketika itu mulai termasuk yang lambat dibanding teman-temannya, begitu ujar guru kelasnya. Saya katakan pada guru tersebut "tak apa, jangan dipaksakan, nanti juga pasti ketemu timing yang pas"

Buku membaca yang dipakai berjumlah tiga jilid untuk sampai dikatakan lulus membaca. Satu tahun di TK A buku jilid 1pun belum selesai, saya sih kalem-kalem aja, cuma gurunya yang kebakaran jenggot :D.

Pindah ke kelas TK B berganti guru kelas. Ada satu metode yang ditambahkan yaitu metode Cantol Raudhoh. Anak-anak tak menyaksikan di layar komputer atau LCD, tapi sang guru yang langsung menyanyikan diingi petikan gitar dengan nada ceria.  Setiap pulang saya ingat Mufid selalu bawa oleh oleh "lagu membaca" yang terus bertambah. Mufid suka mengulang-ulang lagu lagu tersebut sampai-sampai meminta saya datang ke sekolah untuk merekam ketika mereka sedang bernyanyi bersama.

Ternyata tombol ONnya sudah ketemu. Lewat lagu mudah sekali Mufid menyerap. Jilid demi jilid buku membaca dilalui dengan lancar. Dalam hitungan kurang lebih tiga bulan tiga jilid sudah selesai. Ketika saya coba meminta ia membaca di buku buku sederhana Cerita Balita terbitan Mizan, ternyata lumayan lancar.

Beberapa buku rutin saya belikan untuk Mufid, sayang saat itu saya belum paham benar, bahwa membacakan buku pada anak bak air dan pupuk yang dapat menyuburkan minat baca anak. Saat itu saya berpikir apabila anak sudah menguasai keterampilan membaca secara otomatis ia akan terbiasa pula membaca, sementara saya sangat jarang sekali membacakan buku, atau dengan sengaja "show up" di depan anak ketika kami orangtuanya membaca.

Ya...ya...ya... itu kesalahan besar yang harus kami perbaiki. Tidak ada kata terlambat. Memulai dari awal membacakan buku untuk Mufid (meski di beberapa kesempatan anaknya menolak) saya akan coba terus. Menyediakan waktu dalam sehari mengingatkan/mendampingi dia membaca meski hanya bertahan beberapa menit. Tak apa. Konsistensi pasti membuahkan hasil. InsyaAlloh

***

Belajar dari "Pengalaman Membaca" si sulung diatas, saya mencoba membalik urutannya. Dulu untuk Mufid saya utamakan "bisa Membaca" lebih dulu, Nah, untuk Vira saya mulai dengan "Biasa Membaca" ter;ebih dahulu. Mulai empat bulan yang lalu (kurang lebih) Saya rutin membacakan buku untuknya satu buku pendek setiap sebelum tidur. Dan hasilnya sekarang 3 buku selalu ia pilih dan siapkan di tempat tidur menunggu waktu baca sebelum tidur.

Ketertarikannya terhadap buku perlahan mulai tertanam. Jika ada buku tergeletak di ruang tengah, ia buka, kadang minta dibacakan satu dua halaman yang menurutnya menarik. Dari momen tergeletaknya buku lalu dengan mudah Vira membuka lalu "membaca"nya, saya mendapat ide untuk menata ulang rak buku-buku anak sehingga lebih mudah terakses oleh anak. Hasilnya cukup signifikan. Vira lebih sering membuka buku, Mufidpun mulai ketularan, Alhamdulillaah

Namun, ada saja tantangan yang harus dilampaui. Beberapa hari ini saya punya beberapa pekerjaan membuat laporan keuangan yang harus segera selesai. Ba'da Isya yang biasa menjadi jatah Vira dibacakan buku lanjut baca surat pendek terus tidur, saya pakai untuk ngegeber pekerjaan.

Ada dua hari yang saya sangat sesali. Setelah Sholat Isya saya minta izin untuk mengerjakan pekerjaan saya. Vira tunggu di kasur sambil buka-buka buku. Setengah jam berlalu, Vira masih merajuk minta dibacakan, sayapun keukeuh didepan angka-angka itu. Satu jam berlalu. ketika saya lirik jam digital di tablet ternyata sudah jam 9 malam. Ketika saya balikkan badan, si cantik sudah tertidur pulas ditemani beberapa buku yang ingin saya bacakan untuknya. Kejadian ini berulang di malam berikutnya.

Huffffhhh....

Ada rasa dongkol di hati. Memarahi diri sendiri. Saya tanyakan pada diri sendiri "Bukankah kamu sudah membangun berbulan-bulan untuk kebiasaan baik itu? tapi kenapa kamu yang perlahan menghancurkannya sendiri?' Mengalahlah, tak lama hanya beberapa menit saja yang anakmu minta, setelah itu bisa kau lanjut pekerjaanmu"

Ahhh....

InsyaAlloh malam besok...dan besok dan besoknya lagi ibu akan belajar memperbaiki diri ya Vira sayang....

Rabu, April 16, 2014

Seru dan Menantang

Bulan Desember tahun 2013 lalu, Bapa dan Ibu menyengaja beres-beres tempat jemuran. Ternyata banyak lap yang dijemur di benteng tembok terbang dan jatuh ke genting tetangga. Khawatir menyumbat talang air tetangga bila hujan tiba, kami meminta kesediaan Mufid untuk memunguti beberapa lap yang terjatuh tersebut.

"Deg-degan, tegang tapi seruuuu juga" itu komentar Mufid. Mungkin karena terkesan, fotonya sempat jadi wallpaper di handphonenya juga sempat di upload di akun FBnya.

Ini beberapa fotonya  :)









Meski sederhana, ibu melihat kegiatan ini menjadi ajang "belajar" untuk Mufid. Melatih keberanian, kehati-hatian, empati pada tetangga juga membantu orangtua.


Jumat, April 11, 2014

10 Menit yang Menegangkan

Hari ini Jum'at (11 April 2014), Saya seharian berada di rumah. Banyak peer domestik yang tertunda. Semenjak pagi mulailah saya marathon mencuci piring yang menggunung, setrika baju anak-anak yang tertunda sedari Selasa, disusul membersihkan ruang tengah atas yang debunya sudah bisa dipake nulis :(.

Pekerjaan selesai menjelang Ashar. Satu penyakit saya ketika beres-beres adalah nggak mau diganggu dan pekerjaan harus dikerjakan dengan serius, dengan cara yang baik dan benar. Melankolis-Koleris banget deh pokoknya. Sementara Jika saya mulai terlihat linting baju untuk beres-beres, pasti deh disambut dengan tawaran bantuan kakak-beradik yang berebut "pekerjaan". Tadipun demikian. Si kecil merebut kanebo yang sedang dipakai ibunya, sementara si sulung sibuk bawa ember dengan dua lap pel bergagang panjang yang dibawa naik tangga.

Ada lap pel, air, dan lahan untuk mengepel. Sudah bisa ditebak doooong apa yang terjadi? cipratan air dimana-mana, dua anak seruuu dengan "pekerjaan" mereka dan si ibupun seru menahan deru nafas bercampur putaran kata-kata larangan yang sekuat tenaga dibendung agar tak berhamburan keluar. Alhamdulillaaah, si ibu lulus :). Adzan Ashar berkumandang, kerja baktipun usai karena si sulung berangkat shalat Ashar dan si kecil menguntit ibunya berwudhu.

***

Usai Ashar saya baru teringat ada satu pekerjaan lagi yang belum digarap. Belajar anak-anak. Waah gawat, jam segini baru nyadar :(. Setelah ditanya, IXL dan RAZnya done, baca done, naaah Tematik Sosial yang belum. Sementara si anak sudah bersiap meneruskan proyek barunya ngulik Macromedia Flash Pro yang beberapa hari ini menggeser posisi Pivot Animator di chart proyek favoritnya.

Saya yang berpikir agenda hari ini harus terlaksana, sedikit memaksa untuk menggarap tematik sosial terlebih dahulu. Tak banyak tugasnya, hanya mencari tahu dan membaca Bagaimana Internet Bekerja?. Sengaja saya memilihkan tema itu karena asumsi saya Mufid akan tertarik, tapi mungkin karena timing yang kurang pas, meski akhirnya si sulung mengabulkan juga permintaan saya menggarap Tematik Sosial dengan level antusias yang mendekati nol.

***

Sembari memantau Mufid, saya mengajak Vira main Kartu Abaca Seri Panen Es Krim. Karena ada momen yang ingin saya kunci, saya raih handycam, jepret....jepret beberapa kali saya foto Vira, Diseling memotret Aa Mufid yang sedang browsing. Rupanya sang kakak (yang moodnya sedang labil) merasa bagiannya difoto tak sebanyak adiknya. Maka proteslah ia. Dengan muka merengut dan mulut ketus dia bilang "Ibu nggak adil, Vira difotonya banyak, Aa kenapa sedikit????". Tentu saja saya protes omongannya, karena saya merasa sudah memotret dia hampir sama banyaknya (saya tak ingat jumlah persisnya). Waaah suasana mulai geraaaah.....

Belum juga separuh jalan, Bapa menginterupsi Mufid, komputer diambil alih meski hanya beberapa menit untuk melihat info seminar untuk esok, sudah sampailah antusias Mufid di titik nol. Muka mengkerut, bibir manyun sambil berhamburan kata-kata ketidaksukaan dan kekecewaannya.

Saya yang juga dengan kondisi lelah, tak terima melihat reaksi Mufid yang berlebihan seperti itu. Saya katakan padanya bahwa dia harus belajar mematuhi jadwal yang sudah disepakati bersama, harus bisa ngatur waktu, tahu prioritas. Semprotan  saya juga mengarah ke Bapa yang kurang sopan mengkudeta PC yang sedang ditongkrongi Mufid."Pidato" saya berapi-api dengan nada yang makin lama makin meninggi....

Saya terkesiap, saat pikiran sadar mulai berbisik. "Waaah nggak akan bener nih Kalau diteruskan". Dada masih berdebar, mata mulai memanas. Akhirnya saya permisi pada Bapa, Mufid dan Vira untuk masuk kamar,...sendiri,....nggak mau diganggu,....nggak boleh ada yang masuk,....

Itu jurus pamungkas saya ketika emosi sudah tak terkendali. Saya berbaring, beristighfar, atur nafas dan mengingat kembali cerita-certia lucu dan ceria bersama anak-anak. Lalu sudut mata tiba-tiba menghangat, rasa menyesal menyeruak. ahhhh Maafkan Ibu yang terlalu memaksakan, kurang bersabar dan kurang peka melihat situasi,...Maaf ya......

Sayup terdengar Bapa yang masih "ngobroli" Mufid. Entah apa yang dibicarakan saya tidak begitu mendengar.  Beberapa menit berselang pintu kamar diketuk. Si kecil berujar pelan "Bu, boleh buka pintunya, Aa Mufid mau minta maaf"

Hati saya bergetar, malu rasanya, seharusnya saya yang meminta maaf kepada mereka. Saya katakan bahwa pintunya tak dikunci, masuk saja. Dua anak membuka pintu dengan wajah serius menatap saya yang masih berbaring.

"Aa minta maaf ya Bu, tadi ngomong nggak sopan sama Ibu" kata si sulung sambil menyodorkan tangan mengajak salaman. "Iya juga yaa Buuu" sambung si kecil. ahhh tak sanggup saya bendung, air mata menganak sungai dipipi, saya peluk mereka berdua.

Sebagai hadiah ibu sediakan waktu khusus buat mereka sampai Maghrib tiba. "Iya mau dibacain buku" "Mufid juga".

10 menit yang menegangkan berujung di halaman-halaman buku yang dibacakan penuh cinta dan hati lega:)








IXL ; Sedikit Demi Sedikit, Lama-Lama Menjadi Bukit

Dua hari yang lalu Mufid sudah mencapai 45 % di Kelas 3. Setiap hari satu skill, di"dawamkan". Minggu ini Mufid sedang menggarap Sujek "Money". Karena mata uang yang digunakan adalah US $, pada awal sedikit kesulitan, namun dengan bantuan Bapa, skill-skill berikutnya dilalui relatif lancar.

Hal yang kadang membuat ia salah menjawab soal adalah penyakit "Kurang Teliti" dan "Menggampangkan Soal" jika sudah merasa bisa. Dua penyakit yang perlahan harus terus dikikis.

Ini sertifikat untuk 45% Third Gradenya Mufid. Alhamdulillaah...


Selasa, April 08, 2014

JADWAL BELAJAR AA MUFID AWAL APRIL - AKHIR JUNI 2014

Setelah dibuat dan diberlakukan jadwal belajar bulan September 2013 lalu, ada beberapa hal yang jadi bahan evaluasi.

1. Jadwal terlalu padat
2. Terlalu banyak subjek (pelajaran)
3, Fleksibilitas waktu yang kurang pas untuk Aa Mufid
4. Karena subjek yang terlalu banyak, Bapa dan Ibu kewalahan untuk membuat bahan ajar serta
5. Disiplin yang kurang dari Bapa dan Ibu selaku fasilitator

Untuk periode April - Juni 2014 dibuat jadwal dengan beberapa adaptasi

1. Waktu dibuat lebih fleksibel, dengan aturan di malam hari semua poin (jdwal) sudah dilaksanakan.
2. Pelajaran diperingkas
3. Tiap hari dibagi tiga bagian :
    - Daily Activity (Tilawah, IXL, RAZ dan Baca Buku)
    - Outdoor Activity (PAS, Renang, Pramuka dan Kungfu)
    - Tematik Agama, Tematik Bahasa, Tematik Sains, Tematik Sosial

Berikut Jadwal yang sudah mulai diberlakukan awal April kemarin



JADWAL HARIAN AA MUFID

AHAD
SENIN
SELASA
RABU
KAMIS
JUM AT
SABTU









TILAWAH
TILAWAH
TILAWAH
TILAWAH
TILAWAH
TILAWAH
TILAWAH


IXL
IXL
IXL

IXL



RAZ
RAZ
RAZ

RAZ


BACA
BACA
BACA
BACA

BACA
BACA








PAS


RENANG
PRAMUKA

TAHSIN





KUNGFU











TEMATIK (AGAMA)
COOKING TIME
TEMATIK (BAHASA)
TEMATIK(SAINS)

TEMATIK (SOSIAL)