Subscribe:

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Blog Archive

Jumat, Juni 23, 2017

Ini barulah Permulaan

Untuk menetapkan sebuah perilaku menjadi kebiasaan butuh konsistensi dan waktu untuk melatihkannya. 10 hari tantangan komunikasi produktif barulah awal atau peletakan batu pertama untuk sebuah goal yaitu menancapkan kebiasaan berkomunikasi dengan produktif dalam keluarga. Ada pakar yang menyatakan bahwa butuh waktu 30-60 hari bahkan ada yang menyatakan butuh waktu 90 hari untuk melatihkan sebuah habit.

Bersabar dan konsisten berlatihlah yang akan membuktikan seberapa besar keberhasilan

Saya merasakan manfaat besar dari 10 tantangan komprod beberapa waktu lalu. Dan saya meniatkan untuk terus melatihkannya selama 30 hari kedepan. Saya berdo'a semoga diberi kemudahan untuk bisa konsisten.


Minggu, Juni 11, 2017

Komunikasi Produktif Day #10

Ada rasa yang bercampur antara bahagia dan sedikit was-was. Di hari terakhir tantangan bagaimana evaluasi saya juga suami terkait tantangan yang sudah dilakoni selama 10 hari ini.

ahh, daripada deg degan ga karuan, lebih baik saya cerita dulu deh apa yang terjadi seharian ini.

***

Hari ini saya melaksanakan aktifitas pagi seperti biasa. Si Tengah dan Si Bungsu bangun agak siang karena tidur lagi setelah shubuh. Pukul 08.30 saya siap-siap ikut kelas Public Speaking di RB Cikutra. Kegiatan berlangsung sampai Dhuhur. Perjalanan pulang dengan angkot sampai di rumah pukul 14.00 karena macet. Lanjut ngajak main Fathan yang nagih jatahnya berkeliling gang. Agenda hariannya dalam rangka melancarkan skill berjalannya.
Ba'da Ashar sampai jelang Maghrib jadwal menyiapkan untuk berbuka sekaligus sahur

Terkait Komunikasi Produktif saat berinteraksi seharian tadi, berikut beberapa reviewnya.

***

Hal serius yang saya obrolkan dengan Si Sulung tadi sore di dapur saat masak. Saya mengajaknya "curhat" mengenai beberapa hari terakhir yang agak ogah-ogahan Sholat di masjid.

Saya memanggil (waduh baru ingat saya panggil dari bawah walau intonasi panggilan sudah merendah, tak lagi "teriak") Ia turun dan belum sampai ke anak tangga paling bawah sudah nanya "Ada apa bu?". Lantas saya memintanya turun sambil saya perhatikan matanya.

Lalu saya berusaha dengarkan curhat dan "pembelaan" plus alasannya kenapa agak malas pergi ke masjid. Juga terselip klarifikasi dia terhadap asumsi Bapa yang mengenai dirinya.

Setelah selesai semua curhatnya. Saya berusaha sedapat mungkin berbicara objektif dan menyampaikan bahwa perhatian kami padanya semata-mata mewujud dari rasa sayang orangtua pada anaknya. Dari gesturenya saya menangkap ia cukup mengerti meski sepertinya enggan mengiyakan lewat lidahnya. Tak apa. Saya sih maklumi karena ke -abg-annya

Komunikasi dengan si sulung hari ini berjalan terkendali (sependek evaluasi saya sendiri :D)

***

Naaah, dengan Si Tengah dua hari ini obrolan kami seputar produksi dan jualan slime. Ia dan beberapa temannya berinisiatif membuat project membuat slime untuk dijual pada teman-temannya yang lain. Sepertinya saya mulai menangkap jiwa wirausaha Teh Vira mulai menguat. Mari kita lihat seberapa bertahan antusiasme ini berlangsung :)

Setelah hari kemarin laku 3 pocket slime @2.000, hari ini dia bisa menjuam 2 pocket.

Komunikasi kami seputar slime dan teknik berjualan. Juga aturan main saat bekerjasama dalam bisnis dengan pihak lain . Ahaha bahasanya berat banget :D. Ini sih cuma bahasa saya saja. Bahasa yang saya pakai ke Teh Vira sudah ditranslate ke dalam bahasa anak-anak usia 7 tahun.

Saya lihat binar dimatanya yang bulat. Ungkapan antusias yang meluap terdengar dari nada bicaranya yang penuh semangat. Hari kemarin saya sempat abai. Hari ini saya berusaha lebih siaga.

***

Si bungsu pilek berat. Seharian berkegiatan bersama saya. Keinginannya bermain sudah besar. Saat kelas tadi siang saya agak kerepotan karena ia terus bolak balik ingin main di luar ruangan. Saya lebih sering mengajaknya bicara. Entah ia mengerti atau belum. Saya yakin ada masanya dia mengerti pembicaraan saya. Alhamdulillaah saya lebih sering menatapnya saat menyusui. kami berbalas senyum. Bahagia sekali rasanya.

***

Hari ini suami mengevaluasi tantangan Komunikasi Produktif yang saya ambil. Beliau katakan kalau dari angka 1 - 10 beliau pilih angka 6 untuk pencapaian saya. Terus terang saya agak kaget juga. Diluar ekspektasi. Saya sendiri menilai diri lebih dari angka 7. Saya merasa sudah all out. Walau saya akui masih banyak kesalahan komunikasi yang mesti diperbaiki.

Saya penasaran, kemuadian saya klarifikasi. Poin poin apa yang beliau tilai? Ohhh ternyata beliau menilai poin yang bukan jadi goal saya 10 hari ini.

Alloh Robbi. saya terhenyak. terdiam bukan karena urusan penilaian suami, namun ternyata kami masih harus memperbaiki cara komunikasi kami. Ini salah satu buktinya miskom alias miss komunikasi masih terjadi. PR lagiiiiii .....


Komunikasi Produktif Day #9

Hari Jum'at (hari ke 9) tantangan komunikasi produktif, ada satu "warning" dari suami. pagi itu ia memergoki saya yang sedang asyik patroli di beberapa grup WA sedikit abai merespon Teh Vira yang menanyakan sesuatu. ia mengingatkan saya untuk menyimpan hp dan merespon obrolan teh Vira. Setelah beberapa saat berlalu, teh Vira sudah berangkat main, suami menegur saya agar fokus pada tantangan yang sedang dihadapi.

Jujur saya agar bela diri saat ditegur suami. Alasan saya karena ada beberapa chat yang harus segera dibalas. Namun akhirnya saya akui saya abai dan harus saya perbaiki.

Teguran ini cukup menampar saya. Seharian lebih waspada tapi memang saya harus berlatih tangguh ketika melibatkan pihak luar diri saya untuk ikut memantau dan mengevaluasi. Jujur masih sedikit baper :) tapi demi perubahan harus saya tempuh.

Semangaaaat yaa Ibu Evaaaa


Jumat, Juni 09, 2017

Tips Produktif dengan Pomodoro

Tulisan berikut saya salin-tempel dari channel Bedah Buku Bisnis di Telegram yang diampu Darmawan Aji. Saya sengaja simpan disini u.tuk menginhatkan diri akan pentingnya prduktifitas.

***

Sering menunda-nunda pekerjaan? Sehingga akhirnya tugas yang seharusnya kita selesaikan akhirnya menumpuk semakin membesar? Saat kita berniat mengerjakan sesuatu, seringkali kita tidak segera memulainya. Dengan berbagai alasan, entah karena alasan belum mood atau malas saja.
Pekerjaan tulis menulis misalnya, buka laptop, siapkan secangkir kopi. Lalu dengan alasan mencari inspirasi kita membuka browser internet kita. Browsing sana-sini, buka Facebook, sampai akhirnya secangkir kopi habis, satu jam berlalu dan tidak ada tulisan yang dihasilkan sedikitpun. Sangat klasik bukan?
Bila ini berulang, penundaan ini menjadi kebiasaan negatif. Kebiasaan yang memicu perasaan bersalah karena kita tidak berhasil mengalami kemajuan dalam mengerjakan tugas kita.
Fransesco Cirillo pun mengalami hal yang sama pada saat bergulat dengan tugas kuliahnya. Sampai akhirnya dia terinspirasi menggunakan timer untuk membantu dirinya menuntaskan tugasnya.
Dari sinilah, ia lalu merancang teknik mengoptimalkan produktivitas yang ia namakan dengan Teknik Pomodoro.
Pomodoro adalah timer yang digunakan di dapur berbentuk tomat (dalam bahasa Italia, Pomodoro bermakna tomat).
Kini teknik Pomodoro menjadi teknik yang sangat populer untuk membantu meningkatkan produktivitas di tempat kerja.
Dalam websitenya, Cirillo menyebut setidaknya ada empat manfaat Teknik Pomodoro.
BEKERJA SELARAS DENGAN WAKTU, BUKAN MELAWAN WAKTU.

Bagi banyak orang, waktu adalah musuh. Kita berpacu melawan waktu untuk menyelesaikan tugas dan deadline. Teknik Pomodoro mengajarkan Anda bekerjasama dengan waktu alih-alih melawannya.
MENIADAKAN KELELAHAN FISIK/MENTAL

Salah satu bagian penting dari teknik Pomodoro adalah break yang terjadwal. Ini membuat kita bisa merefresh kembali otak kita sehingga dapat bekerja lebih optimal sesudahnya.
MENGELOLA DISTRAKSI

Entah berupa panggilan telepon, chat WA, pesan Facebook atau tiba-tina saja Anda menyadari perlu untuk ganti oli. Semua hal ini dapat mendistraksi Anda dari pekerjaan yang sedang Anda kerjakan. Teknik Pomodoro membantu Anda “menyimpan” gangguan ini dan mengurutkannya berdasarkan prioritas.
MENCIPTAKAN KESEIMBANGAN KERJA/KELUARGA

Banyak dari kita yang sering merasa bersalah akibat seringnya menunda-nunda. Bila kita tidak menjalani hari yang produktif, sangat mudah bagi kita untuk tidak menikmati waktu bebas kita. Sehingga kita pun lembur di malam hari untuk membayar rasa bersalah kita. Menggunakan teknik Pomodoro secara disiplin membuat Anda mampu menciptakan hari yang produktif, sehingga Anda bisa menikmati waktu bebas Anda setelahnya.
Inti dari teknik ini sangat sederhana. Kita pecah sebuah pekerjaan besar menjadi beberapa potongan tugas yang lebih kecil. Sehingga lebih mudah bagi kita untuk mengelolanya. Lalu kita atur timer 25 menit dan fokus mengerjakan tugas tersebut tanpa gangguan. Setelah 25 menit berlalu, lakukan break selama 5 menit. Satu potongan ini disebut dengan satu sesi Pomodoro.
Saat kita berpikir, toh hanya mengerjakannya selama 25 menit, kita menjadi termotivasi untuk melakukannya. Alih-alih memikirnya besarnya tugas tersebut, kita berpikir singkatnya waktu untuk mengerjakannya. Perjalanan 1000 langkah dimulai dari langkah pertama. 25 menit ini adalah langkah pertama kita.
Setelah menuntaskannya, kita akan mengalami perasaan sukses. Kesuksesan kecil ini akan mengantarkan kita ke kesuksesan kecil berikutnya. Bukankah sebuah kesuksesan besar adalah rangkaian dari kesuksesan-kesuksesan kecil?
PENTINGNYA KOMITMEN

Saat kita berkomitmen mengerjakan tugas selama 25 menit, bolehkah kita melakukan cheating (kecurangan), misalnya hanya mengerjakannya 20 menit? Tentu saja tidak boleh. Ini adalah tentang disiplin, pembiasaan dan fokus. Bila Anda tergoda untuk cheating pada hal-hal kecil, Anda akan tergoda cheating pada hal-hal besar. Bagaimana bila tugasnya selesai dalam waktu kurang dari 25 menit? Gunakan sisa waktunya untuk mereview dan menyempurnakan tugas Anda. Cek ejaannya, cek font-nya, cek pemilihan katanya, apapun untuk menyempurnakan tugas Anda menjadi 25 menit.
LAKUKAN BREAK (ISTIRAHAT)

Setelah 25 menit, lakukan break sebentar. 5 menit pun cukup. Saat break, lakukanlah aktivitas-aktivitas yang tidak terkait dengan tugas tersebut. Anda bisa minum kopi, jalan-jalan di sekitar, mendengarkan musik atau aktivitas apapun yang membuat Anda rileks. Break seperti ini baik bagi otak Anda. Merefresh otak Anda sehingga dia siap untuk bekerja kembali.
Setelah Anda melakukan empat sesi Pomodoro (4 x 30 menit). Lakukan break yang lebih panjang, 15, 20, atau 30 menit misalnya. Empat sesi Pomodoro inilah yang kita sebut dengan Satu Set Pomodoro.
APA YANG ANDA PERLUKAN UNTUK MELAKUKAN TEKNIK POMODORO INI?

Pertama, timer. Anda bisa gunakan timer dapur berbentuk tomat jika ingin meniru persis dengan apa yang dilakukan oleh Fransesco Cirillo. Alternatif lainnya, gunakan timer di handphone Anda. Atau, jika Anda suka, Anda bisa download aplikasi Simple Pomodoro di Android Anda.
Kedua, today to do list. Form yang berisi nama Anda, tanggal hari ini dan daftar aktivitas yang perlu Anda kerjakan hari ini. Anda membuat list ini setiap pagi.
Ketiga, activity inventory. Form ini berisi berbagai daftar aktivitas, tugas, pekerjaan, ide-ide yang perlu atau ingin Anda selesaikan. Anda menggunakan form ini untuk menuliskan segala macam hal yang ingin Anda kerjakan dan mencoret setiap aktivitas yang selesai Anda tuntaskan.
Keempat, records sheet. Form ini berisi metric dari apa yang berhasil Anda capai dengan Pomodoro. Tujuannya adalah untuk melacak seberapa efisien Anda menggunakan teknik Pomodoro untuk menyelesaikan pekerjaan Anda. Form ini bisa saja berisi:
•  Menulis artikel untuk blog, 1 Pomodoro
•  Membuat proposal, 2 Pomodoro
•  Memproses email masuk, 1 Pomodoro
MENGELOLA DISTRAKSI

Musuh dari produktivitas adalah distraksi dan interupsi. Sebuah riset menunjukkan, kita memerlukan waktu 25 menit untuk fokus kembali ke tugas yang sedang kita kerjakan setelah terinterupsi oleh email masuk.
Ada dua jenis interupsi yang mungkin muncul saat kita melakukan Pomodoro.

Pertama, interupsi internal. Misalnya: lintasan pikiran yang tidak terkait dengan pekerjaan yang mengakibatkan teralihkannya fokus kita.

Kedua, interupsi eksternal. Misalnya: notifikasi handphone, ajakan chat, ajakan ngobrol dari rekan kerja.
Bagaimana agar kita tetap fokus saat menghadapi interupsi? Untuk interupsi internal, kita bisa mengelola dengan cara menuliskan apapun yang terlintas di pikiran kita. Tuliskan di form activity inventory kita. Nantinya kita bisa pindahkan ke form to do list bila memang hal tersebut penting dan perlu ditindaklanjuti.
Untuk interupsi eksternal, kita bisa menghindari dengan mematikan seluruh notifikasi pada handphone dan komputer Anda. Sementara itu, jika interupsinya berasal dari orang lain, sampaikan ke yang bersangkutan bahwa kita sedang fokus mengerjakan sesuatu. Minta mereka menunggu atau katakan bahwa Anda akan menghubungi mereka kembali nanti.
Mari kita rangkum teknik Pomodoro dalam langkah-langkah sederhana.

Pertama, pilih tugas yang ingin Anda selesaikan.

Kedua, atur timer di 25 menit.

Ketiga, fokus kerjakan tugas Anda. Jangan biarkan lingkungan mendistraksi Anda.

Keempat, selesai satu sesi pomodoro beri tanda ceklis di form to do list Anda.

Kelima, lakukan break pendek 5 menit.

Keenam, setelah melakukan empat sesi Pomodoro, lakukan break panjang 15, 20, atau 30 menit.


Komunikasi Produktif Day #8

Bismillaah

Dua hari ini (Rabu dan kamis) Saya dan Si Tengah Shubuh di rumah sepertinya masih ada disa kelelahan si tengah setelah aktifitas hari sebelumnya. Jadi setelah shubuh dia lanjut tidur lagi. Di beberapa hari sebelumnya pemicu ketegangan terjadi di moment ini. Saya tulis hal ini sambil tersenyum sambil menyaksikan film mental yang langsung terputar saat saya dan si tengah bersitegang. Alhamdulillaah. Tantangan KomProd melatih saya untuk jeli melihat celah terjadinya komunikasi yang miskin perhatian diantara kami sekeluarga.

Pagi hari saya isi dengan rutinitas pagi. Prestasi saya tadi pagi adalah "meminta" si tengah untuk mandi sebelum melakukan aktifitas lain. Hari-hari sebelumnya biasanya saya sedikit menahan dongkol karena selalu keluar alasan ini itu sebelum akhirnya pergi mandi.

Hari ini dengan wajah saya full senyum memintanya mandi sambil mengusap kepalanya. Amazing banget Si Tengah langsung mandi tanpa "perlawanan". Alhamdulillaah bahagia rasanya.

***

Lanjut aktifitas optik sambil mengasuh Si Bungsu yang agak pilek. Berjemur di depan sambil menyuapinya setelah mandi. Siangnya main sama Rayf sepupunya. Si Bungsu meminta perhatian lebih karena badannya yang kurang nyaman.

Beberapa hari ini Si Bungsu lagi seru-serunya bermain buku kecil mengenal alfabet lungsuran dari kakak-kakaknya. Begitu excited menunjukkan gambar bola, kucing, kereta, dan mobil favoritnya. Saya dituntut untuk bisa merespon cepat saat ia menunjukkan gambar-gambar tersebut. Kalau tidak ,.... ada yang bakal uring uringan rada panjang deh ...

***

Saat berbuka tadi kami ngobrol ngalor ngidur dan entah dari mana awalnya tetiba Suami, Saya dan Si Sulung terlibat obrolan seru tentang pengertian Paradox, paradox Tuhan, Jebakan atheis dan berujung pada obrolan penguatan logika Mengapa kita bertuhankan Alloh Yang Satu dan Maha Kuasa serta kekuasaanNya meliputi segala sesuatu. Sungguh perbincangan seru dan hangat tadi maghrib.

***

Hari ini saya sempatkan menyematkan senyum dan tatapan sayang pada obrolan dengan ketiga buah hati saya. Juga saya sempatkan mengusap kepala mereka. Mengalirkan sayang dan cinta seorang ibu pada putra putrinya. Terima kasih Alloh saya bahagia bisa hadir untuk mereka.

***

Sementara our time saya bareng suami beberapa hari ini diisi dengan mendengarkan bersama audio dari Pak Nasrulloh dari channel telegramnya Audio Magnet Rezeki. Kami menyimak bersama lalu terlibat diskusi perihal aplikasinya dalam keseharian kami. Alhamdulillaah. sangat mencerahkan, memperkaya pemahaman berrezeki dan meringankan beban masalah utang piutang yang masih tersisa.

Lagi-lagi saat menghadapi "musuh bersama" yang harus ditangani bersama, pikiran, perasaan dan langkah kami terasa kompak. Saya begitu mensyukurinya. Alhamdulillaah.

***

Segala puji milikMu. Hanya untukMu. Terima kasih Wahai Engkau Yang Maha Baik untuk hari ini yang indah, produktif dan menyenangkan.

#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#GamesLevel1
#BunSayBatch2
#Day8


Komunikasi Produktif Day #7

hari ke 7 aktifitas kami sekeluarga relatif lancar. komunikasi kami semakin baik. tak banyak terjadi miskom ataupun  "delay respon" dari saya.

Sore harinya kami tak buka di rumah dengan formasi komplit. Aa Mufid buka di rumah sementara Bapa, Ibu Teh Vira dan Fathan ikut serta di kegiatan Periksa Mata Gratis di UPI.

Di kegiatan Periksa Mata kali ini saya tak bisa menjalankan tugas dengan baik karena si bungsu yang seperti menemukan syurganya. Berjalan kesana kemari tak henti-henti. Asliiiii :D. Menjelajah setiap jengkal area PKM UPI. "Menyapa" dan bermain dengan akang teteh mahasiswa. Tentu saja saya tak bisa membiarkannya sendiri. Lengah sedikit, pasti kehilangan jejak. Terselip di antara kerumunan mahasiswa yang sedang periksa mata atau donor darah. Hufffh lumayan menguras energi juga.

Saya bersyukur karena Si Bungsu mulai mengerti dengan kata-kata dan "perintah tunggal" dari saya. Komunikasi mulai berjalan baik.

O yaa, setelah berbuka, Teh Vira berbaik hati menggantikan tugas saya mempersilakan pendaftar periksa mata, lalu memberikan nomor antrian dan brosur. Tugas saya lebih ringan :D. Melayani konsultasi pasca periksa sembari mengawasi si bungsu.

Alhamdulillaah. Meski sedikit hectic di sore dan malam hati. Saya bersyukur proses komunikasi kami semakin berjalan lancar.

Satu hal yang mesti dilatihkan oleh saya adalah tetap fokus dan konsentrasi pada langkah-langkah memberikan perhatian penuh saat merespon komunikasi terutama jika ada aktifitas insidental di luar rutinitas karena sering kali fokus teralih.
Harus terus berlatih ....

#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#GamesLevel1
#BunSayBatch2
#Day7


Rabu, Juni 07, 2017

Komunikasi Produktif Day #6

Hari ini tidak banyak progress yang didapat dari komunikasi produktif yang terlaksana.

Pagi hari shubuh di masjid bareng di tengah dan si bungsu berjalan lancar. Alhamdulillaah tanpa "aksi peran antagonis" ala sinetron :D

Lanjut silaturahim ke rumah Ne. Formasi minus Si sulung yang berangkat sekolah. Suami dan saya fokus pada "agenda" yang harus didiskusikan dengan Ne. Sementara Fathan main sambil saya suami sarapan dan Teh Vira seperti dapat jekpot, langsung genggam remote dan tenggelam dalam film kartun.

Jam 10 sampai jam 4 sore kami puter puter di daerah Padalarang untuk survei hunian. Dhuhur singgah di Masjid Al Irsyad KotaBaru Parahyangan. Si tengah asyik menikmati hamparan rumput, ikan-ikan di kolam dekat mimbar lalu lari-lari di luasnya masjid sambil menunggu adzan dhuhur. Fathan juga ga ketinggalan. Begitu menikmati luasnya masjid.

Si tengah mengutarakan keinginannya untuk i'tikaf di sana. "Luas dan banyak angin" komentarnya. Saya hanya respon dengan senyum sambil liat ekspresinya untuk menakar seberapa serius celotehnya.

Sore hari kami (minus Bapanya) berencana buka di rumah Nin sebagai pengganti silaturahim tadi siang yang tercancel. Jadilah kami menikmati kebersamaan bukber bareng Nin dan keluarga Rayf. Anak-anak belajar "gaya berbuka" yang berbeda dengan di rumah.

Hari ini komunikasi kami mengalir begitu saja. Saya tak begitu hadir dalam kesadaran bahwa saya harus "siaga" merespon komunikasi yang terjadi. Alhamdulillaah seingat saya tak ada "kecelakaan" fatal yang terjadi dalam komunikasi. hari ke 6 ini. apakah mengalirnya komunikasi hari ini pertanda positif atau negatif? saya belum bisa menemukan jawabnya.

Sebagai bahan evaluasi dan untuk reminder, saya copas kembali langkah-langkah sebagai indikator seberapa pencapaian saya setelah sampai di hari ke-6 ini.

Perbaiki PERHATIAN (attention) saat berkomunikasi dengan suami dan anak-anak

Langkah-langkah yang akan dilakukan saat proses komunikasi berlangsung

1. Skip sementara aktifitas yang dilakukan (beri tanda baik fisik ataupun di pikiran posisi  terakhir agar tidak lupa)
2. Fokus pada lawan komunikasi (suami atau anak) dan proses komunikasi
3. Hadapkan badan
4. Eyes Contact
5. Upayakan perhatian penuh
6. Cerna informasi
7. Beri respon TERBAIK hingga TUNTASp

Kalau menurut feeling sih (karena saya tidak bikin ceklist pencapaian) sepertinya pencapaian saya antara 60-70 %.

Sepertinya saya mulai mendeteksi ada penurunan semangat di tantangan komprod ini. Semoga hari ini menemukan pencerahan dan suntikan semangat agar sampai di hari ke sepuluh dengan pencapaian optimal. aamiin .... Semoga ....


Selasa, Juni 06, 2017

Komunikasi Produktif Day #5

Ini hari kelima mengevaluasi hasil latihan komunikasi produktif. ini juga hari kedua saya telat laporan. Baru sempat menulis dini hari sambil persiapan sahur.

***

Hari ini saya dan suami bahagia karena si tengah berhasil melewati 10 hari pertama latihan shaumnya. kami apresiasi prestasinya. Kami berbincang tentang pentingnya sebuah latihan.

"Memang teh Vira belum sampai di derajat wajib menunaikan shaum hingga teh Vira baligh, namun latihan sedari dini akan menjadikan teteh ringan dan terbiasa nanti saat kewajiban shaum sudah datang" itu diantara petikan obrolan kami dengan si tengah. Lalu ia sempat menanyakan "kapan Vira baligh" lalu kami jawab "waktunya beda beda tiap orang Teh, tandanya nanti teteh akan haid seperti ibu setiap bulan"

Wajah seriusnya begitu kentara saat mendengar penjelasan yang menurutnya sangat menarik. Juga saat menyimak obrolan kami tadi. Rupanya ia mulai menaruh ketertarikan pada hal hal yang bakal dilaluinya beberapa waktu ke depan.

Sebagai wujud syukur atas "kerja keras"nya, Bapanya menawarkan Teh Vira memilih satu hadiah. Pilihannya jatuh pada sepasang sandal untuk mengganti sandal lamanya yang mulai habis terkikis alasnya. Jadilah pagi tadi Bapa dan ibu antar si tengah memilih "sandal prestasi"nya.

Wajahnya begitu sumringah. Sandal sepatu coklat berbahan beludru dengan motif owl mulai menemaninya hampir seharian betmain.

Tak lupa ia tunjukkan pada kakaknya. Lucunya si Kakak yang abg cool meresponnya dengan "lempeng". "Oh iya bagus" cuma kalimat itu yang keluar dari bibir si kakak. Dengan wajah kecewa si tengah mengadu pada ibunya, mempertanyakan kenapa si kakak tidak mengapresiasi sandal barunya. :D

Saat si tengah kembali bermain, saya bisiki di sulung untuk lebih ekspresif dalam merespon. Lalu cerita bertahun kebelakang saat ia berlatih shaum, Bapa ibu berusaha sepenuh kemampuan mengapresiasi dan mensupport kerja kerasnya. Alhamdulillaah obrolan berbuah si sulung merevisi redponnya pada si tengah. Nice job, Boy :)

***

Lain lagi cerita si sulung. Sepekan ini ia memasuki masa ujian UKK di sekolahnya. Gaya belajarnya sangat ... sangat santai untuk ukuran anak sekolah formal. Sebenarnya saya dan suami tak terlalu baper pada hal itu. Justru fokus kami bagaimana mengkomunikasikan pentingnya punya kejelasan gambaran tentang tujuan. Kami fokus pada menggali kembali tujuan si sulung memilih sekolah formal selepas 5 tahun menjalani homeschooling usia SD. Komunikasi kami mulai membaik saat membincangkan hal model begini. Sebelumnya di sulung sering terlihat "malas" mendengar obrolan yang yang mengarah pada dirinya. Beberapa hari ini (mulai menerima tantangan komprod) kami merubah strategi berkomunikasi dengannya. Mulai mengurangi gaya interogatif saya yg selalu kepo apa yang dilakoninya saat ia tak bersama kami. Bapanya juga berusaha melunak dalam intonasi, kata-kata dan sikapnya. Dan it's work. Alhamdulillaah.

Si sulung mulai terbuka dan mau memulai cerita. Tentang apapun walau cuma obrolan ngalor ngidul. Tapi justru berawal dari sanalah pintu obrolan "serius" mulai terbuka.

***

Si bungsu hari ini sepertinya puas bermain. Selepas menemani teh Vira saya ajak Fahtan main ke rumah Nin. dari dhuhur sampai ashar on and on main. Apapun bisa jadi permainan seru buat dia.

O yaa ada satu PR yang harus digarap. si bungsu mulai gemesan. Dan akspresi gemesnya dengan menggigit. Sudah beberapa jadi korban gigitannya. Ibu, teh Vira, Rayf (sepupunya) dan putra putrinya Teh Insania.

Saya mulai mengajaknya berbicara meski saya yakin dia belum sepenuhnya mengerti pembicaraan saya. Saya mulai sering memberitahu bahwa menggigit itu tidak bagus. Sambil mengajarkan "alternatif" ekspresi dengan mengusap pelan yang sambil saya katakan "sayang .... sayang"

***

Bersyukur tulisan ini tak lenyap. Barusan sempat ilfil lantaran saya mengabaikan beberapa kali peringatan di lowbat di hp. Akhirnya sedang asyik di ujung laporan .... tiba tiba .... power off ... innaa lillaahi ....

Sambil deg degan saya charge hp. saya coba nyalakan kembali dan langsung menuju apk blogaway. Alhamdulillaah si tulisan tersimpan otomatis

Segala puji milikMu Yaa Robb
terima kasih bloaway. Saya bisa laporan tanpa harus mengetik ulang :D

#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#GamesLevel1
#BunSayBatch2
#Day5


Senin, Juni 05, 2017

Komunikasi Produktif Day #4

Hari ini saya agak terseok-seok. Shubuh tadi sempat tak kontrol emosi mengahadapi si tengah. Gegara saya kurang tidur, sementara si tengah keukeuh ingin ditemani sholat shubuh di masjid. Baginya itu sangat menyenangkan. Sholat ditemani ibu, sementara badan saya dalam situasi kurang istirahat dan harus menggendong si bungsu ke masjid. Jadilah nalar memendek sekaligus emosi meninggi. Astaghfirulloh

Beberapa kali menyusui sambil pegang hp. #tear

Memberi instruksi pada si sulung sambil teriak dari bawah karena nanggung kerjaan (tidak memaksakan diri menghampiri ke kamar si sulung di atas)

***

Meski merasa banyak "kegagalan" dalam komunikasi produktif hari ini, saya tetap bersyukur masih diberi kesempatan untuk menyadari kesalahan yang harus saya perbaiki esok. In Syaa Alloh.

#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#GamesLevel1
#BunSayBatch2
#Day4


Minggu, Juni 04, 2017

Komunikasi Produktif Day #3

Alhamdulillaah sampai di hari ketiga. Hari ini terasa agak melelahkan. Pagi hingga sore hari saya habiskan untuk menemani aktifitas Si Tengah. Si bungsu mah otomatis ikut serta :D

***

Hari ini saya sedikit sedih karena interaksi saya dengan Si Sulung sangat kurang. Hanya berbincang saat sahur, mau berangkat sekolah dan saat berbuka tadi maghrib. Itupun obrolan kami hanya selewat tanpa quality moment yang terbangun. Si sulung hanya minta uang untuk laminasi kartu UKK. Senin depan mulai Ujian Kenaikan Kelas.

Tapi, ada sedikit penawar. Saat buka shaum tadi maghrib. Saya sempat tatap lekat wajah Si Sulung saat mendapat giliran baca Doa Keluarga sebelum menyantap ta'jil. Do'a-do'a dalam batin melantun untuk Sulungku. Semoga Alloh mudahkan, Alloh bimbing ia melewati masa kritis aqil balighnya dengan sukses. Aamiin
Semoga tatapan dan do'a saya tertangkap oleh sinyal rasanya. Komunikasi batin tanpa kata tanpa nada suara ini semoga Alloh perkenankan jadi sarana membangun "bonding" dengannya.

***

Nyaris seharian waktu saya bersama Si Tengah dan Si Bungsu. Agenda hari ini menemani Si Tengah mengikuti kelas Public Speaking untuk anak yang diadakan RB IIP Bandung. Perjalanan berangkat lancar karena diantar Bapa. Sampai disana ternyata acara belum dimulai. Teh Vira langsung lengket bermain dengan Naura putrinya Teh Insania sesama homeschooler. Menemukan beberapa kucing membuatnya semakin seru bermain.

Kelas berlangsung dari pukul 09.30 - 12.00. Terlihat Si Tengah begitu excited mengikuti. Dipandu Kak Lia Amalia Khalishah, anak-anak terlihat larut dalam materi yang dikemas dalam metode games.

Si Tengah hanya perlu sedikit bantuan saya untuk menuliskan kalimat yang akan ia bacakan di depan teman-temannya. Pe Er buat saya melatih menumbuhkan kepedeannya menulis.

Selebihnya saya melihat Si Tengah berani tampil dengan suara yang tak malu malu lagi. Membaca dengan jelas, dan bercerita pengalaman berkesan dalam hidupnya di depan teman-teman dan para orangtua. Saya bahagia menyaksikan ini semua.

Selesai acara. Masih dilanjut scara bermain dengan Naura sampai jam 1 siang. Lalu kami pamit palang.

Kami pulang berangkot ria. Cuaca panas, shaum pula. Mulai deh tantangannya. Si Tengah dengan kondisi lelah dan selalu kurang nyaman saat berangkot ria mulai bereaksi. Mukanya mengkerut, bicara uring uringan ga jelas setengah merengek. Hhmmmm tantangan dimulai .... gumam saya dalam hati

Si Bungsu yang belum sempat makan nasi hingga sesiang itu mulai memperlihatkan tingkah kebayiannya. Merengek, diberi ini ga mau, dialihkan perhatianpun tak mempan lama. Hhmmmm ... tantangan dimulai ..... Batin saya

Sembari terus mengawasi si bungsu yang ga mau diam menjelajahi angkot kosong yang terus melaju saya berusaha konsentrasi. Menghadapkan wajah saya pada Si Tengah seraya menghiburnya dan memintanya untuk bersabar sampai waktu turun dari angkot. Membuatkan kipas dari kertas untuk mengusir gerahnya sore tadi, berbincang tentang perasaannya mengikuti kelas tadi sampai ngobrolin kutu kenapa bisa bikin gatel kepala :D.
Alhamdulillaah Alloh berkenan memudahkan kami berdua tetap dalam kondisi aman terkendali. Tanpa nada suara meninggi dan aksi marah-marah.

Si Bungsupun menemukan keasyikannya sendiri berdiri dan berjalan di dalam angkot yang tengah melaju. Ternyata untuk anak usia 15 bulan ini jadi permainan mengasyikkan. Memang butuh kerelaan untuk melihat si kecil berkali kali terjatuh :D dan saya harus duduk di dekat pintu untuk memastikan ia aman saat beraksi.

***

Saya baru tersadar ternyata hari ini belum berkesempatan ngobrol lama dengan suami. Sore datang, istirahat sambung sholat Ashar langsung tenggelam di dapur menyiapkan sajian untuk buka dan sahur. Duh maaf suamiku. Ibu punya utang bayar porsi "waktu kita" yang dipinjamkan untuk si bungsu dan si tengah hari ini. Semoga besok saya bisa bayar utang ini. In Syaa Alloh.

***

Terima kasih Alloh yang Maha Baik untuk hari ini. Karuniakan kemudahan untuk memperbaiki diri di Ramadhan ini. Aamiin

#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#GamesLevel1
#BunSayBatch2
#Day3


Jumat, Juni 02, 2017

Komunikasi Produktif Day #2

Masuk ke hari kedua tantangan 10 hari Komunikasi produktif, dilakoni lebih rileks, ketegangan di hari pertama mulai menurun.

***

Si sulung mulai masuk sekolah. Jadi komunikasi saya dengan si sulung saat makan sahur, ba'da Ashar sampai waktu berbuka  sebelum berangkat ke masjid.

Komunikasi lebih lancar. Di waktu2 diatas saya mulai bisa menahan tidak memegang hp sehingga obrolan berjalan lebih intens dan natural. Satu hal yang saya dapati saat ngobrol dengan si sulung. Ia seperti sedikit menghindari tatapan mata saya. Entah apa motifnya. Sepertinya menarik untuk dicermati.

***

Naaah
Membahas si tengah lebih menantang nih. Jadwal belajarnya berantakan karena nyaris seharian main dengan alasan ngabuburit. Sampai jadwal sholatpun keteteran.

Dengan karakter bawaannya yang lebih keras dan keukeuh ditambah pembawaan air mukanya, nada bicaranya yang tiba-tiba meninggi seperti sedang marah sering jadi pemantik emosi saya.

Saat diingatkan waktu sholat dan diajak sholat kontan jawab "ga ah" dengan wajah yang saya baca seperti menantang saya untuk marah.

Alhamdulillaah, dengan tantangan komprod ini kesadaran saya untuk dalam mode siaga saat berkomunikasi mulai terbangun.

Biasanya saat menghadapi situasi diatas respon saya spontan mengomentari dengan nasihat plus omelan panjang dengan nada meninggi.

Hari ini respon itu berhasil saya kandangkan. Meski masih menarik napas panjang :D. Saya berusaha menghadapkan muka dan badan saya, menangkap tatap mata si tengah, merendahkan suara dan kata-kata yang keluarpun mulai terkontrol.

Hasilnya si tengah mau pergi berwudhu dan sholat tanpa kata "ga ah" dan wajah mengkerut dan alis keriting :D. Alhamdulillaah

***

Lain lagi dengan si bungsu. Ini hari pertama saya shaum. Tantangannya lumayan dari si bungsu. N*n*nnya tambah sering dan lebih lengket sama saya. Ga mau sama Bapanya. Walhasil beberapa agenda belum tertunaikan karena interupsi si bungsu yang ga kenal waktu dan jadwal si emak.

Tiap saya pegang Qur'an untuk tilawah atau pegang hp untuk membaca dan balas chat si bungsu protes, merengek meminta untuk menyingkirkan benda2 yang jadi saingannya.

Hari ini saya belajar untuk merelakan to do list sebagian tak tertunaikan (tanpa merasa stress dan bersalah berlebihan). Sy fokuskan untuk berlatih memberikan full attention kepada di bungsu. Membalas tatapannya saat menyusui, meluluskan keinginannya saat mengajak bermain dan menyuapinya tanpa saya selingi dengan memegang hp. Alhamdulillaah berhasil and I feel happy.

***

Komunikasi saya dengan suami tadi pagi dimulai dengan obrolan agak serius tentang visi misi keluarga. Ada beberapa poin yang harus kami cari irisannya. Sempat agak menegang walau akhirnya kami sama-sama tersadar wajarlah beberapa hal berbeda. Lha wong FoE dan FoR kami kan tidak 100% sama.

O yaa, tadi pagi ada aktifitas insidental yg kami kerjakan. Listrik di rumah nyala mati- nyala mati sejak semalam. Dan saat sahur mati total. Jadilah pagi menuju siang kami mengurusi kelistrikan rumah dengan memanggil tukang. Rupa-rupanya ada beberapa alat yg harus diganti. Dan ternyata mesin jet pump adalah sebab utamanya. Si jet pump musti diservice. Alhamdulillaah kalo berhadapan dengan "musuh bersama" komunikasi dan gerak saya dan suami bisa dibilang kompak. Salah satu buah perjalanan 15 tahun pernikahan. Alhamdulillaah. Jelang sholat Jum'at urusan kelistrikan kelar. Tinggal urusan jetpump karena si tukang sedang bertugas di tempat lain. Lanjut esok In Syaa Alloh.

Selebihnya komunikasi saya dengan suami hari ini relatif lancar.

Satu hal yang harus mulai dibiasakan lagi adalah membangun eye contact dengan suami, dan menghadirkan perhatian penuh saat berbicara meski hanya obrolan ringan dan ngalor ngidul. Pe Er hari berikutnya nih.

***

Terima kasih Yaa Alloh untuk ilmu dan kesempatan memperbaiki diri hari ini. Semoga Engkau berkenan membukukannya dalam catatan amal sholih hamba. Aamiin

#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#GamesLevel1
#BunSayBatch2
#Day2


Kamis, Juni 01, 2017

Komunikasi Produktif Day #1

Menerima tantangan 10 hari menata komunikasi yang produktif di keluarga bagi saya di usia yang menuju penghujung kepala tiga terus terang tidaklah mudah. Namun demi perbaikan keluarga, saya ambil tantangan ini. Bismillaah

Setelah membaca berulang materi Komunikasi Produktif, mencermati poin-poinnya, saya malah mendapati hal lain yang musti saya benahi dalam komunikasi dengan suami dan anak-anak.

Perhatian (attention) yang terkadang sangat "alakadarnya" dari saya pada suami dan anak-anak saat merespon pembicaraan mereka. Seringkali saya menjawab dan menanggapi obrolan dengan tangan menggenggam hp dan mata tak beranjak dari layarnya :(. Lain waktu saya menjawab sambil serius memelototi buku yg sedang asyik dibaca :( atau saya jawab ocehan anak-anak sembari masak, ngurus cucian dan segambreng kerjaan lain yang ngantri di pikiran untuk segera diselesaikan.

Berangkat dari kesadaran saya bahwa hal diatas perlu untuk dibenahi, maka saya pilih untuk memperbaiki masalah PERHATIAN saat berkomunikasi.

***

Dibawah ini saya susun langkah yang akan dilakukan :

Perbaiki PERHATIAN (attention) saat berkomunikasi dengan suami dan anak-anak

Langkah-langkah yang akan dilakukan saat proses komunikasi berlangsung

1. Skip sementara aktifitas yang dilakukan (beri tanda baik fisik ataupun di pikiran posisi terakhir agar tidak lupa)
2. Fokus pada lawan komunikasi (suami atau anak) dan proses komunikasi
3. Hadapkan badan
4. Eyes Contact
5. Upayakan perhatian penuh
6. Cerna informasi
7. Beri respon TERBAIK hingga TUNTAS

***

Di hari pertama mencoba tantangan ini. Masih terasa agak kikuk dan tegang hehehe. Berusaha menegakkan kesadaran untuk merespon obrolan suami dan anak-anak dengan full attention. Ternyata yang harus diwaspadai adalah ketika memegang hp. Saya sempat "delay" beberapa detik merespon saat suami menanyakan urusan optik.

Si tengah sempat nyeletuk " ibu klo diajakin ngobrol kadang suka kaya ga denger, terus bilang "hah" terus nanya lagi tadi ngomong apa ...." astaghfirulloh jleb banget curhat si tengah tadi siang saat saya menyengaja mengajaknya curhat.

Hal luar biasa yang saya temukan hari ini adalah saat sedapat mungkin, sesering mungkin menangkap tatapan suami dan anak-anak saat berbicara. Maa Syaa Alloh kutemukan telaga dalam tatap mata mereka. Ada rasa yang sulit terdefinisikan menyelinap di dinding hati saat berbicara sembari beradu pandang dengan mereka. Hal yang sekian lama tak saya sadari dan syukuri.

Alhamdulillaah hari pertama dibuka dengan membangun kesadaran poin poin yang musti dibenahi sekaligus warming up menjalankan langkah-langkah perbaikan yang ingin dijalankan.

Semoga esok lebih baik.

#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#GamesLevel1
#BunSayBatch2
#Day1