Subscribe:

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Blog Archive

Minggu, November 26, 2017

Tumpuk ... Yuk ...

Hari ini hari ketiga tantangan 10 BunSay dengan tema Math Around Us. Saya mendapat ide memberi stimulus membongkar-menumpuk sekaligus membedakan warna.

Media yang dipakai? Yaa apa saja yang ada di sekitar. Mata saya tertuju pada box wadah kacamata yang akan diproduksi. Maklum hari-hari kami di optik ;).

Saya simpan wadah-wadah itu di depan Fathan. Saya penasaran bagaimana responnya? Ternyata wadah yang ditumpuk keatas dia buka satu persatu. Setelah habis lalu ditumpuk kembali hingga selesai. Ehm saya tatap wajahnya. Serriuuuus bener :D. Dan seperti biasa setelah berhasil melakukan sesuatu. Selebrasi tepuk tangan dengan wajah sumringah seperti ia hadiahkan untuk saya.

Kemudian saya coba kenalkan warna-warna wadah yang ada. "Ini hijau" sambil saya ambil wadahnya. Saya ulangi lagi "ini hijau" sembari saya tunpuk wadah yang kedua. Begitu seterusnya hingga wadah-wadah hijau rapi bertumpuk. Lalu saya ulang untuk wadah-wadah yang merah.

Saya coba Fathan melakukan sambil saya tuntun tangannya. Rupanya aktifitas mengenali dan membedakan warna lalu kombinasi dengan menumpuk sesuai warna masi terlalu kompleks untuknya. Hihihi ... Baiklah ini pengalaman pertama untuk Fathan menerima stimulus ini. Kita coba lagi lain waktu yaa sayang.

#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs


Kisah Pilus Simping dan Estimasi Tamu

Kegiatan Fathan

Sore tadi kami dapat oleh-oleh dari acara arisan keluarga. Dua diantaranya pilus dan simping. Saya masukkan simping dan pilus dalam satu toples plastik.

Lantas Fathan meminta toples tersebut dan meminta saya untuk membukanya. Dia cicipi beberapa, lalu saya perhatikan dia pindahkan simping ke tutup toples. Saya terus perhatikan tanpa komentar apapun. Satu-satu simping berpindah dari toples ke tutupnya. Sampai akhirnya semua simping berpindah tempat.

Saya baru sadar sekelompok pilus dan sekelompok simping tanpa tercampur satu sama lain ada di depan mata saya. Yeeeeah my baby boy did it. Mengklasifikasi benda sesuai bentuk. Alhamdulillaah

***

Kegiatan Vira

Setelah seru-seruan silaturahim, saya manfaatkan momen tadi untuk mengasah ketepatan Vira mengestimasi.

Saya beri nama "Tebak Jumlah Tamu". Berikut reka ulang percakapan kami tadi sore :

I : "Teh, menurut teteh berapa jumlah tamu yang dateng tadi?"
V : "emmmm .... ga tau, pokonya banyak"
B : "Kira-kira menurut teh Vira berapa orang yang mendekati jawaban yang bener?"
V : "Katanya 15 deh ...."
I : "Oke kita buktikan yuk, tebakan teteh"
I : "Jumlah keluarga kita 5, trus tambah nin jadi 6, tambah keluarga BiH*n* 3 orang keluarga Mang F*j*ar 3 .... Jadi berapa tuh jumlahnya?"
V : "Eh ... Bentar Bu, tebakan Vira ganti bukan 15 tapi berapa yaa? .... 19 deh"
I : Ibu teruskan menjumlah yaa. Yg tadi 12 tambah keluarga BiD*n*y 3 orang trus tambah keluarga wa Asep 4 orang ....,, "

V : "Emmm ... Kayanya Vira ganti lagi deh jawabannya jadi 25 orang"
I : "hahaha ... Udah 3 kali edit jawaban nih. Udah ibu kunci yaa 25 ga bisa rubah lagi "

Lalu ibu terus menghitung jumlah semua keluarga yang hadir. Ternyata angka 25 terlewati. Dan jumlah tamu yang datang adalah 35 orang.

"Pelajaran" mengestimasi ini saya rasakan sangat bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari. Maka saya ingin latih ketajaman si tengah mengestimasi. Alhamdulillaah langkah pertama telah dimulai.

#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs


Jumat, November 24, 2017

Matematika dalam Kegiatan Sehari-hari

Hari ini mulai lebih detil mengamati sekaligus membersamai anak-anak. Satu agenda untuk 10 hari kedepan adalah mendekatkan mereka dengan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

Kurang lebih seminggu ini, Fathan mulai senang memegang pensil dan kertas lalu asyik membuat coretan. Hobinya meminta ibu untuk menggambar bis atau pesawat.

Jika hari-hari lalu saya gambar bis atau pesawat dengan mengenalkan suara kedua benda tersebut, tadi siang saya coba menggambar satu bis sambil saya hitung (dengan menyebut saaaatuuuu), lalu bis kedua saya gambar dengan disertai ucapan duuuuuaaaaa). Begitu terus ketika saya gambar pesawat dan mobil. Disertai menyebut saatuu ... duuuaa.

Intinya mencoba mengenalkan konsep bilangan dengan benda ril

***

Sementara hari ini Vira saya coba minta untuk menulis angka 1 sampai 30. Sependek ingatan saya. Vira baru saya contohi sampai 10. Dan luarrr biasa ternya ia sanggup untuk menulis angka 1-30 dengan sangat cepat.

Oya. Satu lagi pelajaran matematika untuk Vira hari ini. Tanpa rencana ternyata Vira mau mengerjakan IXL. Soal tentang genap-ganjil yang dipilihnya. Bapak yang dampingi tadi siang. Lucu juga cara Bapa mengenalkan konsep ganjil-genap pada Vira.

Bapa membuka sepuluh jarinya, lalu 1 untuk ganjil, 2 untuk genap, 3 untuk ganjil dan seterusnya tuker tukeran sampai 10.

Untuk bilangan yang lebih dari 10 maka tinggal dilihat ujungnya. Contoh 234 maka lihat angka terakhirnya yaitu 4 dan angka 4 adalah genap (sambil hitung jari 1 ganjil 2 genap dst)

Oya ini cara "emergency" mengenal ganjil-genap bagi yang belum bisa pembagian. Kedepannya setelah mengerti pembagian harus dikenalkan konsep aslinya bahwa genap adalah bilangan yang habis dibagi 2 dst.

Karena IXL menggunakan bahasa inggris maka tambah vocab Vira. Odd untuk ganjil dan even untuk genap.

Demikian mengenal matematika anak-anak hari ini. Masih belum nyangkut banget sama kehidupan sehari-hari nih :D. InSyaa Alloh besok dicoba lagi

#Tantangan10Hari
#Level6
#KuliahBunsayIip
#ILoveMath
#MathAroundUs


Sabtu, Agustus 12, 2017

Mengenal Alloh Lebih Dekat

Di level 3 kelas Bunda Sayang, saya mendapat tantangan membuat Family Project.

Sounding dengan suami, mengeksplore Family Project apa yang kira-kira pas dan bermanfaat buat semua anggota keluarga. Hehehe ternyata saya dan suami punya peneropongan yang lumayan jauh berbeda :D

Suami menaruh prioritas pada hal-hal yang bersifat pendalaman pemahaman aqidah sementara saya memilih hal-hal yang bersifat skill praktis kerumahtanggaan.

Setelah diskusi dan saling uji argumen, akhirnya kami putuskan untuk memilih idenya suami.

Maka terpilihlah satu tema "Mengenal Alloh Lebih Dekat". Adapun goal dari tema yang dipilih untuk 10-17 hari kedepan adalah menambah pemahaman dan penghujaman tentang "Siapa Itu Alloh" untuk semua anggota keluarga.

Karena rentang usia anak-anak yang cukup jauh (Mufid 12.5 th dan Vira 7.5 th) kami mencoba mengemas aktifitas ini berupa ngobrol santai sehabis makan siang. Durasi 5-10 menit saja. Ini serius lho. Sampai Mufid set alarm di HPnya :D. Rupanya ia tahu persis kebiasaan Bapa Ibunya yang suka "ceramah" panjang kali lebar sama dengan luas wkwkwk. Setiap anggota keluarga dibagi "tugas" khusus yang berbeda-beda sesuai kemampuannya masing-masing. Tantangan kami mulai tanggal 10 Agustus 2017.
Berikut review #Day1 dan #Day2 Family Project kami.

#Day1 (10 Agustus 2017)

di pagi hari Bapa dan ibu merancang apa yang bakal diobrolkan untuk hari pertama. berikut draftnya :

Materi : Surat Al Ikhlash

Bapa : Menerangkan terjemah dan penjelasan dari surat Al Ikhlash
Ibu : Mengoreksi dan membahas kesalahan tajwid dalam surat Al Ikhlash
Mufid : Membaca dan menghafalkan terjemah Surat Al Ikhlash
Vira : Membaca dan menghafalkan surat Al Ikhlash
Fathan : Tim hore yang meramaikan acara ngonbrol bareng :D. Ikut "cerita" juga saat yang lain bicara. Maklum mulai antusias mengeluarkan suara :D

Hari pertama lancar jaya. Sounding Family Project kepada semua anggota keluarga dilakukan ba'da shubuh ke Mufid dan Vira saat sarapan pagi. Si tengah sempat sedikit protes sih karena mengambil jatah waktu mainnya. Tapi setelah diterangkan hanya 5-10 menit akhirnya dia terima.

Oh ya. Ternyata yang paling antusias saat ngobrol berlangsung ternyata justru yang protes tadi :). Saat Bapa menerangkan bahwa Alloh itu tidak mempunyai anak dan tidak dilahirkan, kontan si tengah angkat tangan. Dengan wajah antusias poool menanyakan darimana Allih muncul dan bagaimana caranya? Lalu terbentanglah jalan menghujamkan pemahaman bahwa Alloh itu berbeda dengan makhuknya, bahwa Alloh itu berdiri sendiri, tak tergantung pada apapun termasuk bagaimana cara Dia ada.

Alarm berbunyi dan obrolan diakhiri meski sepertinya menyisakan kepenasaran di sorot mata anak-anak. Alhamdulillaah. hari pertama agenda sukses terlaksana

#Day2 (11 Agustus 2017)

Hari kedua pilihan materi jatuh ke Surat Al Baqarah ayat 21

Bapa : Menerangkan kandungan ayat

Ibu : jadi asisten Bapa menambahi obrolan. Tidak mengambil tugas khusus. Baru selesai masak dan menyiapkan makan siang.
Mufid : Baca ayat
Vira : Baca terjemah

Di hari kedua alarm masih setia diset oleh si sulung :D. Obrolan menarik saat sampai di pertanyaan "Bagaimana cara kita menyembah Alloh?" dan kita eksplore cara-cara "penyembahan" yang bermacam-macam di dunia ini. Masing-masing menjawab dengan sholat kita menyembah Alloh. Itu jawaban seragam dari Aa Mufid dan Vira. Benarkah cara kita menyembah Alloh itu dengan sholat atau ada cara lain????
Jawabannya ada di obrolan hari berikutnya. So stay tune yaaa :D

closing Statement itu benar-benar diucapkan saat alarm berbunyi dan sukses membuat penasaran :).

Sampai ketemu di review hari berikutnya yeess ...

#Tantangan10hari
#Myfamilymyteam
#Kuliahbunsayiip
#Gamelevel3


Jumat, Juni 23, 2017

Ini barulah Permulaan

Untuk menetapkan sebuah perilaku menjadi kebiasaan butuh konsistensi dan waktu untuk melatihkannya. 10 hari tantangan komunikasi produktif barulah awal atau peletakan batu pertama untuk sebuah goal yaitu menancapkan kebiasaan berkomunikasi dengan produktif dalam keluarga. Ada pakar yang menyatakan bahwa butuh waktu 30-60 hari bahkan ada yang menyatakan butuh waktu 90 hari untuk melatihkan sebuah habit.

Bersabar dan konsisten berlatihlah yang akan membuktikan seberapa besar keberhasilan

Saya merasakan manfaat besar dari 10 tantangan komprod beberapa waktu lalu. Dan saya meniatkan untuk terus melatihkannya selama 30 hari kedepan. Saya berdo'a semoga diberi kemudahan untuk bisa konsisten.


Minggu, Juni 11, 2017

Komunikasi Produktif Day #10

Ada rasa yang bercampur antara bahagia dan sedikit was-was. Di hari terakhir tantangan bagaimana evaluasi saya juga suami terkait tantangan yang sudah dilakoni selama 10 hari ini.

ahh, daripada deg degan ga karuan, lebih baik saya cerita dulu deh apa yang terjadi seharian ini.

***

Hari ini saya melaksanakan aktifitas pagi seperti biasa. Si Tengah dan Si Bungsu bangun agak siang karena tidur lagi setelah shubuh. Pukul 08.30 saya siap-siap ikut kelas Public Speaking di RB Cikutra. Kegiatan berlangsung sampai Dhuhur. Perjalanan pulang dengan angkot sampai di rumah pukul 14.00 karena macet. Lanjut ngajak main Fathan yang nagih jatahnya berkeliling gang. Agenda hariannya dalam rangka melancarkan skill berjalannya.
Ba'da Ashar sampai jelang Maghrib jadwal menyiapkan untuk berbuka sekaligus sahur

Terkait Komunikasi Produktif saat berinteraksi seharian tadi, berikut beberapa reviewnya.

***

Hal serius yang saya obrolkan dengan Si Sulung tadi sore di dapur saat masak. Saya mengajaknya "curhat" mengenai beberapa hari terakhir yang agak ogah-ogahan Sholat di masjid.

Saya memanggil (waduh baru ingat saya panggil dari bawah walau intonasi panggilan sudah merendah, tak lagi "teriak") Ia turun dan belum sampai ke anak tangga paling bawah sudah nanya "Ada apa bu?". Lantas saya memintanya turun sambil saya perhatikan matanya.

Lalu saya berusaha dengarkan curhat dan "pembelaan" plus alasannya kenapa agak malas pergi ke masjid. Juga terselip klarifikasi dia terhadap asumsi Bapa yang mengenai dirinya.

Setelah selesai semua curhatnya. Saya berusaha sedapat mungkin berbicara objektif dan menyampaikan bahwa perhatian kami padanya semata-mata mewujud dari rasa sayang orangtua pada anaknya. Dari gesturenya saya menangkap ia cukup mengerti meski sepertinya enggan mengiyakan lewat lidahnya. Tak apa. Saya sih maklumi karena ke -abg-annya

Komunikasi dengan si sulung hari ini berjalan terkendali (sependek evaluasi saya sendiri :D)

***

Naaah, dengan Si Tengah dua hari ini obrolan kami seputar produksi dan jualan slime. Ia dan beberapa temannya berinisiatif membuat project membuat slime untuk dijual pada teman-temannya yang lain. Sepertinya saya mulai menangkap jiwa wirausaha Teh Vira mulai menguat. Mari kita lihat seberapa bertahan antusiasme ini berlangsung :)

Setelah hari kemarin laku 3 pocket slime @2.000, hari ini dia bisa menjuam 2 pocket.

Komunikasi kami seputar slime dan teknik berjualan. Juga aturan main saat bekerjasama dalam bisnis dengan pihak lain . Ahaha bahasanya berat banget :D. Ini sih cuma bahasa saya saja. Bahasa yang saya pakai ke Teh Vira sudah ditranslate ke dalam bahasa anak-anak usia 7 tahun.

Saya lihat binar dimatanya yang bulat. Ungkapan antusias yang meluap terdengar dari nada bicaranya yang penuh semangat. Hari kemarin saya sempat abai. Hari ini saya berusaha lebih siaga.

***

Si bungsu pilek berat. Seharian berkegiatan bersama saya. Keinginannya bermain sudah besar. Saat kelas tadi siang saya agak kerepotan karena ia terus bolak balik ingin main di luar ruangan. Saya lebih sering mengajaknya bicara. Entah ia mengerti atau belum. Saya yakin ada masanya dia mengerti pembicaraan saya. Alhamdulillaah saya lebih sering menatapnya saat menyusui. kami berbalas senyum. Bahagia sekali rasanya.

***

Hari ini suami mengevaluasi tantangan Komunikasi Produktif yang saya ambil. Beliau katakan kalau dari angka 1 - 10 beliau pilih angka 6 untuk pencapaian saya. Terus terang saya agak kaget juga. Diluar ekspektasi. Saya sendiri menilai diri lebih dari angka 7. Saya merasa sudah all out. Walau saya akui masih banyak kesalahan komunikasi yang mesti diperbaiki.

Saya penasaran, kemuadian saya klarifikasi. Poin poin apa yang beliau tilai? Ohhh ternyata beliau menilai poin yang bukan jadi goal saya 10 hari ini.

Alloh Robbi. saya terhenyak. terdiam bukan karena urusan penilaian suami, namun ternyata kami masih harus memperbaiki cara komunikasi kami. Ini salah satu buktinya miskom alias miss komunikasi masih terjadi. PR lagiiiiii .....


Komunikasi Produktif Day #9

Hari Jum'at (hari ke 9) tantangan komunikasi produktif, ada satu "warning" dari suami. pagi itu ia memergoki saya yang sedang asyik patroli di beberapa grup WA sedikit abai merespon Teh Vira yang menanyakan sesuatu. ia mengingatkan saya untuk menyimpan hp dan merespon obrolan teh Vira. Setelah beberapa saat berlalu, teh Vira sudah berangkat main, suami menegur saya agar fokus pada tantangan yang sedang dihadapi.

Jujur saya agar bela diri saat ditegur suami. Alasan saya karena ada beberapa chat yang harus segera dibalas. Namun akhirnya saya akui saya abai dan harus saya perbaiki.

Teguran ini cukup menampar saya. Seharian lebih waspada tapi memang saya harus berlatih tangguh ketika melibatkan pihak luar diri saya untuk ikut memantau dan mengevaluasi. Jujur masih sedikit baper :) tapi demi perubahan harus saya tempuh.

Semangaaaat yaa Ibu Evaaaa


Jumat, Juni 09, 2017

Tips Produktif dengan Pomodoro

Tulisan berikut saya salin-tempel dari channel Bedah Buku Bisnis di Telegram yang diampu Darmawan Aji. Saya sengaja simpan disini u.tuk menginhatkan diri akan pentingnya prduktifitas.

***

Sering menunda-nunda pekerjaan? Sehingga akhirnya tugas yang seharusnya kita selesaikan akhirnya menumpuk semakin membesar? Saat kita berniat mengerjakan sesuatu, seringkali kita tidak segera memulainya. Dengan berbagai alasan, entah karena alasan belum mood atau malas saja.
Pekerjaan tulis menulis misalnya, buka laptop, siapkan secangkir kopi. Lalu dengan alasan mencari inspirasi kita membuka browser internet kita. Browsing sana-sini, buka Facebook, sampai akhirnya secangkir kopi habis, satu jam berlalu dan tidak ada tulisan yang dihasilkan sedikitpun. Sangat klasik bukan?
Bila ini berulang, penundaan ini menjadi kebiasaan negatif. Kebiasaan yang memicu perasaan bersalah karena kita tidak berhasil mengalami kemajuan dalam mengerjakan tugas kita.
Fransesco Cirillo pun mengalami hal yang sama pada saat bergulat dengan tugas kuliahnya. Sampai akhirnya dia terinspirasi menggunakan timer untuk membantu dirinya menuntaskan tugasnya.
Dari sinilah, ia lalu merancang teknik mengoptimalkan produktivitas yang ia namakan dengan Teknik Pomodoro.
Pomodoro adalah timer yang digunakan di dapur berbentuk tomat (dalam bahasa Italia, Pomodoro bermakna tomat).
Kini teknik Pomodoro menjadi teknik yang sangat populer untuk membantu meningkatkan produktivitas di tempat kerja.
Dalam websitenya, Cirillo menyebut setidaknya ada empat manfaat Teknik Pomodoro.
BEKERJA SELARAS DENGAN WAKTU, BUKAN MELAWAN WAKTU.

Bagi banyak orang, waktu adalah musuh. Kita berpacu melawan waktu untuk menyelesaikan tugas dan deadline. Teknik Pomodoro mengajarkan Anda bekerjasama dengan waktu alih-alih melawannya.
MENIADAKAN KELELAHAN FISIK/MENTAL

Salah satu bagian penting dari teknik Pomodoro adalah break yang terjadwal. Ini membuat kita bisa merefresh kembali otak kita sehingga dapat bekerja lebih optimal sesudahnya.
MENGELOLA DISTRAKSI

Entah berupa panggilan telepon, chat WA, pesan Facebook atau tiba-tina saja Anda menyadari perlu untuk ganti oli. Semua hal ini dapat mendistraksi Anda dari pekerjaan yang sedang Anda kerjakan. Teknik Pomodoro membantu Anda “menyimpan” gangguan ini dan mengurutkannya berdasarkan prioritas.
MENCIPTAKAN KESEIMBANGAN KERJA/KELUARGA

Banyak dari kita yang sering merasa bersalah akibat seringnya menunda-nunda. Bila kita tidak menjalani hari yang produktif, sangat mudah bagi kita untuk tidak menikmati waktu bebas kita. Sehingga kita pun lembur di malam hari untuk membayar rasa bersalah kita. Menggunakan teknik Pomodoro secara disiplin membuat Anda mampu menciptakan hari yang produktif, sehingga Anda bisa menikmati waktu bebas Anda setelahnya.
Inti dari teknik ini sangat sederhana. Kita pecah sebuah pekerjaan besar menjadi beberapa potongan tugas yang lebih kecil. Sehingga lebih mudah bagi kita untuk mengelolanya. Lalu kita atur timer 25 menit dan fokus mengerjakan tugas tersebut tanpa gangguan. Setelah 25 menit berlalu, lakukan break selama 5 menit. Satu potongan ini disebut dengan satu sesi Pomodoro.
Saat kita berpikir, toh hanya mengerjakannya selama 25 menit, kita menjadi termotivasi untuk melakukannya. Alih-alih memikirnya besarnya tugas tersebut, kita berpikir singkatnya waktu untuk mengerjakannya. Perjalanan 1000 langkah dimulai dari langkah pertama. 25 menit ini adalah langkah pertama kita.
Setelah menuntaskannya, kita akan mengalami perasaan sukses. Kesuksesan kecil ini akan mengantarkan kita ke kesuksesan kecil berikutnya. Bukankah sebuah kesuksesan besar adalah rangkaian dari kesuksesan-kesuksesan kecil?
PENTINGNYA KOMITMEN

Saat kita berkomitmen mengerjakan tugas selama 25 menit, bolehkah kita melakukan cheating (kecurangan), misalnya hanya mengerjakannya 20 menit? Tentu saja tidak boleh. Ini adalah tentang disiplin, pembiasaan dan fokus. Bila Anda tergoda untuk cheating pada hal-hal kecil, Anda akan tergoda cheating pada hal-hal besar. Bagaimana bila tugasnya selesai dalam waktu kurang dari 25 menit? Gunakan sisa waktunya untuk mereview dan menyempurnakan tugas Anda. Cek ejaannya, cek font-nya, cek pemilihan katanya, apapun untuk menyempurnakan tugas Anda menjadi 25 menit.
LAKUKAN BREAK (ISTIRAHAT)

Setelah 25 menit, lakukan break sebentar. 5 menit pun cukup. Saat break, lakukanlah aktivitas-aktivitas yang tidak terkait dengan tugas tersebut. Anda bisa minum kopi, jalan-jalan di sekitar, mendengarkan musik atau aktivitas apapun yang membuat Anda rileks. Break seperti ini baik bagi otak Anda. Merefresh otak Anda sehingga dia siap untuk bekerja kembali.
Setelah Anda melakukan empat sesi Pomodoro (4 x 30 menit). Lakukan break yang lebih panjang, 15, 20, atau 30 menit misalnya. Empat sesi Pomodoro inilah yang kita sebut dengan Satu Set Pomodoro.
APA YANG ANDA PERLUKAN UNTUK MELAKUKAN TEKNIK POMODORO INI?

Pertama, timer. Anda bisa gunakan timer dapur berbentuk tomat jika ingin meniru persis dengan apa yang dilakukan oleh Fransesco Cirillo. Alternatif lainnya, gunakan timer di handphone Anda. Atau, jika Anda suka, Anda bisa download aplikasi Simple Pomodoro di Android Anda.
Kedua, today to do list. Form yang berisi nama Anda, tanggal hari ini dan daftar aktivitas yang perlu Anda kerjakan hari ini. Anda membuat list ini setiap pagi.
Ketiga, activity inventory. Form ini berisi berbagai daftar aktivitas, tugas, pekerjaan, ide-ide yang perlu atau ingin Anda selesaikan. Anda menggunakan form ini untuk menuliskan segala macam hal yang ingin Anda kerjakan dan mencoret setiap aktivitas yang selesai Anda tuntaskan.
Keempat, records sheet. Form ini berisi metric dari apa yang berhasil Anda capai dengan Pomodoro. Tujuannya adalah untuk melacak seberapa efisien Anda menggunakan teknik Pomodoro untuk menyelesaikan pekerjaan Anda. Form ini bisa saja berisi:
•  Menulis artikel untuk blog, 1 Pomodoro
•  Membuat proposal, 2 Pomodoro
•  Memproses email masuk, 1 Pomodoro
MENGELOLA DISTRAKSI

Musuh dari produktivitas adalah distraksi dan interupsi. Sebuah riset menunjukkan, kita memerlukan waktu 25 menit untuk fokus kembali ke tugas yang sedang kita kerjakan setelah terinterupsi oleh email masuk.
Ada dua jenis interupsi yang mungkin muncul saat kita melakukan Pomodoro.

Pertama, interupsi internal. Misalnya: lintasan pikiran yang tidak terkait dengan pekerjaan yang mengakibatkan teralihkannya fokus kita.

Kedua, interupsi eksternal. Misalnya: notifikasi handphone, ajakan chat, ajakan ngobrol dari rekan kerja.
Bagaimana agar kita tetap fokus saat menghadapi interupsi? Untuk interupsi internal, kita bisa mengelola dengan cara menuliskan apapun yang terlintas di pikiran kita. Tuliskan di form activity inventory kita. Nantinya kita bisa pindahkan ke form to do list bila memang hal tersebut penting dan perlu ditindaklanjuti.
Untuk interupsi eksternal, kita bisa menghindari dengan mematikan seluruh notifikasi pada handphone dan komputer Anda. Sementara itu, jika interupsinya berasal dari orang lain, sampaikan ke yang bersangkutan bahwa kita sedang fokus mengerjakan sesuatu. Minta mereka menunggu atau katakan bahwa Anda akan menghubungi mereka kembali nanti.
Mari kita rangkum teknik Pomodoro dalam langkah-langkah sederhana.

Pertama, pilih tugas yang ingin Anda selesaikan.

Kedua, atur timer di 25 menit.

Ketiga, fokus kerjakan tugas Anda. Jangan biarkan lingkungan mendistraksi Anda.

Keempat, selesai satu sesi pomodoro beri tanda ceklis di form to do list Anda.

Kelima, lakukan break pendek 5 menit.

Keenam, setelah melakukan empat sesi Pomodoro, lakukan break panjang 15, 20, atau 30 menit.


Komunikasi Produktif Day #8

Bismillaah

Dua hari ini (Rabu dan kamis) Saya dan Si Tengah Shubuh di rumah sepertinya masih ada disa kelelahan si tengah setelah aktifitas hari sebelumnya. Jadi setelah shubuh dia lanjut tidur lagi. Di beberapa hari sebelumnya pemicu ketegangan terjadi di moment ini. Saya tulis hal ini sambil tersenyum sambil menyaksikan film mental yang langsung terputar saat saya dan si tengah bersitegang. Alhamdulillaah. Tantangan KomProd melatih saya untuk jeli melihat celah terjadinya komunikasi yang miskin perhatian diantara kami sekeluarga.

Pagi hari saya isi dengan rutinitas pagi. Prestasi saya tadi pagi adalah "meminta" si tengah untuk mandi sebelum melakukan aktifitas lain. Hari-hari sebelumnya biasanya saya sedikit menahan dongkol karena selalu keluar alasan ini itu sebelum akhirnya pergi mandi.

Hari ini dengan wajah saya full senyum memintanya mandi sambil mengusap kepalanya. Amazing banget Si Tengah langsung mandi tanpa "perlawanan". Alhamdulillaah bahagia rasanya.

***

Lanjut aktifitas optik sambil mengasuh Si Bungsu yang agak pilek. Berjemur di depan sambil menyuapinya setelah mandi. Siangnya main sama Rayf sepupunya. Si Bungsu meminta perhatian lebih karena badannya yang kurang nyaman.

Beberapa hari ini Si Bungsu lagi seru-serunya bermain buku kecil mengenal alfabet lungsuran dari kakak-kakaknya. Begitu excited menunjukkan gambar bola, kucing, kereta, dan mobil favoritnya. Saya dituntut untuk bisa merespon cepat saat ia menunjukkan gambar-gambar tersebut. Kalau tidak ,.... ada yang bakal uring uringan rada panjang deh ...

***

Saat berbuka tadi kami ngobrol ngalor ngidur dan entah dari mana awalnya tetiba Suami, Saya dan Si Sulung terlibat obrolan seru tentang pengertian Paradox, paradox Tuhan, Jebakan atheis dan berujung pada obrolan penguatan logika Mengapa kita bertuhankan Alloh Yang Satu dan Maha Kuasa serta kekuasaanNya meliputi segala sesuatu. Sungguh perbincangan seru dan hangat tadi maghrib.

***

Hari ini saya sempatkan menyematkan senyum dan tatapan sayang pada obrolan dengan ketiga buah hati saya. Juga saya sempatkan mengusap kepala mereka. Mengalirkan sayang dan cinta seorang ibu pada putra putrinya. Terima kasih Alloh saya bahagia bisa hadir untuk mereka.

***

Sementara our time saya bareng suami beberapa hari ini diisi dengan mendengarkan bersama audio dari Pak Nasrulloh dari channel telegramnya Audio Magnet Rezeki. Kami menyimak bersama lalu terlibat diskusi perihal aplikasinya dalam keseharian kami. Alhamdulillaah. sangat mencerahkan, memperkaya pemahaman berrezeki dan meringankan beban masalah utang piutang yang masih tersisa.

Lagi-lagi saat menghadapi "musuh bersama" yang harus ditangani bersama, pikiran, perasaan dan langkah kami terasa kompak. Saya begitu mensyukurinya. Alhamdulillaah.

***

Segala puji milikMu. Hanya untukMu. Terima kasih Wahai Engkau Yang Maha Baik untuk hari ini yang indah, produktif dan menyenangkan.

#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#GamesLevel1
#BunSayBatch2
#Day8


Komunikasi Produktif Day #7

hari ke 7 aktifitas kami sekeluarga relatif lancar. komunikasi kami semakin baik. tak banyak terjadi miskom ataupun  "delay respon" dari saya.

Sore harinya kami tak buka di rumah dengan formasi komplit. Aa Mufid buka di rumah sementara Bapa, Ibu Teh Vira dan Fathan ikut serta di kegiatan Periksa Mata Gratis di UPI.

Di kegiatan Periksa Mata kali ini saya tak bisa menjalankan tugas dengan baik karena si bungsu yang seperti menemukan syurganya. Berjalan kesana kemari tak henti-henti. Asliiiii :D. Menjelajah setiap jengkal area PKM UPI. "Menyapa" dan bermain dengan akang teteh mahasiswa. Tentu saja saya tak bisa membiarkannya sendiri. Lengah sedikit, pasti kehilangan jejak. Terselip di antara kerumunan mahasiswa yang sedang periksa mata atau donor darah. Hufffh lumayan menguras energi juga.

Saya bersyukur karena Si Bungsu mulai mengerti dengan kata-kata dan "perintah tunggal" dari saya. Komunikasi mulai berjalan baik.

O yaa, setelah berbuka, Teh Vira berbaik hati menggantikan tugas saya mempersilakan pendaftar periksa mata, lalu memberikan nomor antrian dan brosur. Tugas saya lebih ringan :D. Melayani konsultasi pasca periksa sembari mengawasi si bungsu.

Alhamdulillaah. Meski sedikit hectic di sore dan malam hati. Saya bersyukur proses komunikasi kami semakin berjalan lancar.

Satu hal yang mesti dilatihkan oleh saya adalah tetap fokus dan konsentrasi pada langkah-langkah memberikan perhatian penuh saat merespon komunikasi terutama jika ada aktifitas insidental di luar rutinitas karena sering kali fokus teralih.
Harus terus berlatih ....

#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#GamesLevel1
#BunSayBatch2
#Day7


Rabu, Juni 07, 2017

Komunikasi Produktif Day #6

Hari ini tidak banyak progress yang didapat dari komunikasi produktif yang terlaksana.

Pagi hari shubuh di masjid bareng di tengah dan si bungsu berjalan lancar. Alhamdulillaah tanpa "aksi peran antagonis" ala sinetron :D

Lanjut silaturahim ke rumah Ne. Formasi minus Si sulung yang berangkat sekolah. Suami dan saya fokus pada "agenda" yang harus didiskusikan dengan Ne. Sementara Fathan main sambil saya suami sarapan dan Teh Vira seperti dapat jekpot, langsung genggam remote dan tenggelam dalam film kartun.

Jam 10 sampai jam 4 sore kami puter puter di daerah Padalarang untuk survei hunian. Dhuhur singgah di Masjid Al Irsyad KotaBaru Parahyangan. Si tengah asyik menikmati hamparan rumput, ikan-ikan di kolam dekat mimbar lalu lari-lari di luasnya masjid sambil menunggu adzan dhuhur. Fathan juga ga ketinggalan. Begitu menikmati luasnya masjid.

Si tengah mengutarakan keinginannya untuk i'tikaf di sana. "Luas dan banyak angin" komentarnya. Saya hanya respon dengan senyum sambil liat ekspresinya untuk menakar seberapa serius celotehnya.

Sore hari kami (minus Bapanya) berencana buka di rumah Nin sebagai pengganti silaturahim tadi siang yang tercancel. Jadilah kami menikmati kebersamaan bukber bareng Nin dan keluarga Rayf. Anak-anak belajar "gaya berbuka" yang berbeda dengan di rumah.

Hari ini komunikasi kami mengalir begitu saja. Saya tak begitu hadir dalam kesadaran bahwa saya harus "siaga" merespon komunikasi yang terjadi. Alhamdulillaah seingat saya tak ada "kecelakaan" fatal yang terjadi dalam komunikasi. hari ke 6 ini. apakah mengalirnya komunikasi hari ini pertanda positif atau negatif? saya belum bisa menemukan jawabnya.

Sebagai bahan evaluasi dan untuk reminder, saya copas kembali langkah-langkah sebagai indikator seberapa pencapaian saya setelah sampai di hari ke-6 ini.

Perbaiki PERHATIAN (attention) saat berkomunikasi dengan suami dan anak-anak

Langkah-langkah yang akan dilakukan saat proses komunikasi berlangsung

1. Skip sementara aktifitas yang dilakukan (beri tanda baik fisik ataupun di pikiran posisi  terakhir agar tidak lupa)
2. Fokus pada lawan komunikasi (suami atau anak) dan proses komunikasi
3. Hadapkan badan
4. Eyes Contact
5. Upayakan perhatian penuh
6. Cerna informasi
7. Beri respon TERBAIK hingga TUNTASp

Kalau menurut feeling sih (karena saya tidak bikin ceklist pencapaian) sepertinya pencapaian saya antara 60-70 %.

Sepertinya saya mulai mendeteksi ada penurunan semangat di tantangan komprod ini. Semoga hari ini menemukan pencerahan dan suntikan semangat agar sampai di hari ke sepuluh dengan pencapaian optimal. aamiin .... Semoga ....


Selasa, Juni 06, 2017

Komunikasi Produktif Day #5

Ini hari kelima mengevaluasi hasil latihan komunikasi produktif. ini juga hari kedua saya telat laporan. Baru sempat menulis dini hari sambil persiapan sahur.

***

Hari ini saya dan suami bahagia karena si tengah berhasil melewati 10 hari pertama latihan shaumnya. kami apresiasi prestasinya. Kami berbincang tentang pentingnya sebuah latihan.

"Memang teh Vira belum sampai di derajat wajib menunaikan shaum hingga teh Vira baligh, namun latihan sedari dini akan menjadikan teteh ringan dan terbiasa nanti saat kewajiban shaum sudah datang" itu diantara petikan obrolan kami dengan si tengah. Lalu ia sempat menanyakan "kapan Vira baligh" lalu kami jawab "waktunya beda beda tiap orang Teh, tandanya nanti teteh akan haid seperti ibu setiap bulan"

Wajah seriusnya begitu kentara saat mendengar penjelasan yang menurutnya sangat menarik. Juga saat menyimak obrolan kami tadi. Rupanya ia mulai menaruh ketertarikan pada hal hal yang bakal dilaluinya beberapa waktu ke depan.

Sebagai wujud syukur atas "kerja keras"nya, Bapanya menawarkan Teh Vira memilih satu hadiah. Pilihannya jatuh pada sepasang sandal untuk mengganti sandal lamanya yang mulai habis terkikis alasnya. Jadilah pagi tadi Bapa dan ibu antar si tengah memilih "sandal prestasi"nya.

Wajahnya begitu sumringah. Sandal sepatu coklat berbahan beludru dengan motif owl mulai menemaninya hampir seharian betmain.

Tak lupa ia tunjukkan pada kakaknya. Lucunya si Kakak yang abg cool meresponnya dengan "lempeng". "Oh iya bagus" cuma kalimat itu yang keluar dari bibir si kakak. Dengan wajah kecewa si tengah mengadu pada ibunya, mempertanyakan kenapa si kakak tidak mengapresiasi sandal barunya. :D

Saat si tengah kembali bermain, saya bisiki di sulung untuk lebih ekspresif dalam merespon. Lalu cerita bertahun kebelakang saat ia berlatih shaum, Bapa ibu berusaha sepenuh kemampuan mengapresiasi dan mensupport kerja kerasnya. Alhamdulillaah obrolan berbuah si sulung merevisi redponnya pada si tengah. Nice job, Boy :)

***

Lain lagi cerita si sulung. Sepekan ini ia memasuki masa ujian UKK di sekolahnya. Gaya belajarnya sangat ... sangat santai untuk ukuran anak sekolah formal. Sebenarnya saya dan suami tak terlalu baper pada hal itu. Justru fokus kami bagaimana mengkomunikasikan pentingnya punya kejelasan gambaran tentang tujuan. Kami fokus pada menggali kembali tujuan si sulung memilih sekolah formal selepas 5 tahun menjalani homeschooling usia SD. Komunikasi kami mulai membaik saat membincangkan hal model begini. Sebelumnya di sulung sering terlihat "malas" mendengar obrolan yang yang mengarah pada dirinya. Beberapa hari ini (mulai menerima tantangan komprod) kami merubah strategi berkomunikasi dengannya. Mulai mengurangi gaya interogatif saya yg selalu kepo apa yang dilakoninya saat ia tak bersama kami. Bapanya juga berusaha melunak dalam intonasi, kata-kata dan sikapnya. Dan it's work. Alhamdulillaah.

Si sulung mulai terbuka dan mau memulai cerita. Tentang apapun walau cuma obrolan ngalor ngidul. Tapi justru berawal dari sanalah pintu obrolan "serius" mulai terbuka.

***

Si bungsu hari ini sepertinya puas bermain. Selepas menemani teh Vira saya ajak Fahtan main ke rumah Nin. dari dhuhur sampai ashar on and on main. Apapun bisa jadi permainan seru buat dia.

O yaa ada satu PR yang harus digarap. si bungsu mulai gemesan. Dan akspresi gemesnya dengan menggigit. Sudah beberapa jadi korban gigitannya. Ibu, teh Vira, Rayf (sepupunya) dan putra putrinya Teh Insania.

Saya mulai mengajaknya berbicara meski saya yakin dia belum sepenuhnya mengerti pembicaraan saya. Saya mulai sering memberitahu bahwa menggigit itu tidak bagus. Sambil mengajarkan "alternatif" ekspresi dengan mengusap pelan yang sambil saya katakan "sayang .... sayang"

***

Bersyukur tulisan ini tak lenyap. Barusan sempat ilfil lantaran saya mengabaikan beberapa kali peringatan di lowbat di hp. Akhirnya sedang asyik di ujung laporan .... tiba tiba .... power off ... innaa lillaahi ....

Sambil deg degan saya charge hp. saya coba nyalakan kembali dan langsung menuju apk blogaway. Alhamdulillaah si tulisan tersimpan otomatis

Segala puji milikMu Yaa Robb
terima kasih bloaway. Saya bisa laporan tanpa harus mengetik ulang :D

#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#GamesLevel1
#BunSayBatch2
#Day5


Senin, Juni 05, 2017

Komunikasi Produktif Day #4

Hari ini saya agak terseok-seok. Shubuh tadi sempat tak kontrol emosi mengahadapi si tengah. Gegara saya kurang tidur, sementara si tengah keukeuh ingin ditemani sholat shubuh di masjid. Baginya itu sangat menyenangkan. Sholat ditemani ibu, sementara badan saya dalam situasi kurang istirahat dan harus menggendong si bungsu ke masjid. Jadilah nalar memendek sekaligus emosi meninggi. Astaghfirulloh

Beberapa kali menyusui sambil pegang hp. #tear

Memberi instruksi pada si sulung sambil teriak dari bawah karena nanggung kerjaan (tidak memaksakan diri menghampiri ke kamar si sulung di atas)

***

Meski merasa banyak "kegagalan" dalam komunikasi produktif hari ini, saya tetap bersyukur masih diberi kesempatan untuk menyadari kesalahan yang harus saya perbaiki esok. In Syaa Alloh.

#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#GamesLevel1
#BunSayBatch2
#Day4


Minggu, Juni 04, 2017

Komunikasi Produktif Day #3

Alhamdulillaah sampai di hari ketiga. Hari ini terasa agak melelahkan. Pagi hingga sore hari saya habiskan untuk menemani aktifitas Si Tengah. Si bungsu mah otomatis ikut serta :D

***

Hari ini saya sedikit sedih karena interaksi saya dengan Si Sulung sangat kurang. Hanya berbincang saat sahur, mau berangkat sekolah dan saat berbuka tadi maghrib. Itupun obrolan kami hanya selewat tanpa quality moment yang terbangun. Si sulung hanya minta uang untuk laminasi kartu UKK. Senin depan mulai Ujian Kenaikan Kelas.

Tapi, ada sedikit penawar. Saat buka shaum tadi maghrib. Saya sempat tatap lekat wajah Si Sulung saat mendapat giliran baca Doa Keluarga sebelum menyantap ta'jil. Do'a-do'a dalam batin melantun untuk Sulungku. Semoga Alloh mudahkan, Alloh bimbing ia melewati masa kritis aqil balighnya dengan sukses. Aamiin
Semoga tatapan dan do'a saya tertangkap oleh sinyal rasanya. Komunikasi batin tanpa kata tanpa nada suara ini semoga Alloh perkenankan jadi sarana membangun "bonding" dengannya.

***

Nyaris seharian waktu saya bersama Si Tengah dan Si Bungsu. Agenda hari ini menemani Si Tengah mengikuti kelas Public Speaking untuk anak yang diadakan RB IIP Bandung. Perjalanan berangkat lancar karena diantar Bapa. Sampai disana ternyata acara belum dimulai. Teh Vira langsung lengket bermain dengan Naura putrinya Teh Insania sesama homeschooler. Menemukan beberapa kucing membuatnya semakin seru bermain.

Kelas berlangsung dari pukul 09.30 - 12.00. Terlihat Si Tengah begitu excited mengikuti. Dipandu Kak Lia Amalia Khalishah, anak-anak terlihat larut dalam materi yang dikemas dalam metode games.

Si Tengah hanya perlu sedikit bantuan saya untuk menuliskan kalimat yang akan ia bacakan di depan teman-temannya. Pe Er buat saya melatih menumbuhkan kepedeannya menulis.

Selebihnya saya melihat Si Tengah berani tampil dengan suara yang tak malu malu lagi. Membaca dengan jelas, dan bercerita pengalaman berkesan dalam hidupnya di depan teman-teman dan para orangtua. Saya bahagia menyaksikan ini semua.

Selesai acara. Masih dilanjut scara bermain dengan Naura sampai jam 1 siang. Lalu kami pamit palang.

Kami pulang berangkot ria. Cuaca panas, shaum pula. Mulai deh tantangannya. Si Tengah dengan kondisi lelah dan selalu kurang nyaman saat berangkot ria mulai bereaksi. Mukanya mengkerut, bicara uring uringan ga jelas setengah merengek. Hhmmmm tantangan dimulai .... gumam saya dalam hati

Si Bungsu yang belum sempat makan nasi hingga sesiang itu mulai memperlihatkan tingkah kebayiannya. Merengek, diberi ini ga mau, dialihkan perhatianpun tak mempan lama. Hhmmmm ... tantangan dimulai ..... Batin saya

Sembari terus mengawasi si bungsu yang ga mau diam menjelajahi angkot kosong yang terus melaju saya berusaha konsentrasi. Menghadapkan wajah saya pada Si Tengah seraya menghiburnya dan memintanya untuk bersabar sampai waktu turun dari angkot. Membuatkan kipas dari kertas untuk mengusir gerahnya sore tadi, berbincang tentang perasaannya mengikuti kelas tadi sampai ngobrolin kutu kenapa bisa bikin gatel kepala :D.
Alhamdulillaah Alloh berkenan memudahkan kami berdua tetap dalam kondisi aman terkendali. Tanpa nada suara meninggi dan aksi marah-marah.

Si Bungsupun menemukan keasyikannya sendiri berdiri dan berjalan di dalam angkot yang tengah melaju. Ternyata untuk anak usia 15 bulan ini jadi permainan mengasyikkan. Memang butuh kerelaan untuk melihat si kecil berkali kali terjatuh :D dan saya harus duduk di dekat pintu untuk memastikan ia aman saat beraksi.

***

Saya baru tersadar ternyata hari ini belum berkesempatan ngobrol lama dengan suami. Sore datang, istirahat sambung sholat Ashar langsung tenggelam di dapur menyiapkan sajian untuk buka dan sahur. Duh maaf suamiku. Ibu punya utang bayar porsi "waktu kita" yang dipinjamkan untuk si bungsu dan si tengah hari ini. Semoga besok saya bisa bayar utang ini. In Syaa Alloh.

***

Terima kasih Alloh yang Maha Baik untuk hari ini. Karuniakan kemudahan untuk memperbaiki diri di Ramadhan ini. Aamiin

#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#GamesLevel1
#BunSayBatch2
#Day3


Jumat, Juni 02, 2017

Komunikasi Produktif Day #2

Masuk ke hari kedua tantangan 10 hari Komunikasi produktif, dilakoni lebih rileks, ketegangan di hari pertama mulai menurun.

***

Si sulung mulai masuk sekolah. Jadi komunikasi saya dengan si sulung saat makan sahur, ba'da Ashar sampai waktu berbuka  sebelum berangkat ke masjid.

Komunikasi lebih lancar. Di waktu2 diatas saya mulai bisa menahan tidak memegang hp sehingga obrolan berjalan lebih intens dan natural. Satu hal yang saya dapati saat ngobrol dengan si sulung. Ia seperti sedikit menghindari tatapan mata saya. Entah apa motifnya. Sepertinya menarik untuk dicermati.

***

Naaah
Membahas si tengah lebih menantang nih. Jadwal belajarnya berantakan karena nyaris seharian main dengan alasan ngabuburit. Sampai jadwal sholatpun keteteran.

Dengan karakter bawaannya yang lebih keras dan keukeuh ditambah pembawaan air mukanya, nada bicaranya yang tiba-tiba meninggi seperti sedang marah sering jadi pemantik emosi saya.

Saat diingatkan waktu sholat dan diajak sholat kontan jawab "ga ah" dengan wajah yang saya baca seperti menantang saya untuk marah.

Alhamdulillaah, dengan tantangan komprod ini kesadaran saya untuk dalam mode siaga saat berkomunikasi mulai terbangun.

Biasanya saat menghadapi situasi diatas respon saya spontan mengomentari dengan nasihat plus omelan panjang dengan nada meninggi.

Hari ini respon itu berhasil saya kandangkan. Meski masih menarik napas panjang :D. Saya berusaha menghadapkan muka dan badan saya, menangkap tatap mata si tengah, merendahkan suara dan kata-kata yang keluarpun mulai terkontrol.

Hasilnya si tengah mau pergi berwudhu dan sholat tanpa kata "ga ah" dan wajah mengkerut dan alis keriting :D. Alhamdulillaah

***

Lain lagi dengan si bungsu. Ini hari pertama saya shaum. Tantangannya lumayan dari si bungsu. N*n*nnya tambah sering dan lebih lengket sama saya. Ga mau sama Bapanya. Walhasil beberapa agenda belum tertunaikan karena interupsi si bungsu yang ga kenal waktu dan jadwal si emak.

Tiap saya pegang Qur'an untuk tilawah atau pegang hp untuk membaca dan balas chat si bungsu protes, merengek meminta untuk menyingkirkan benda2 yang jadi saingannya.

Hari ini saya belajar untuk merelakan to do list sebagian tak tertunaikan (tanpa merasa stress dan bersalah berlebihan). Sy fokuskan untuk berlatih memberikan full attention kepada di bungsu. Membalas tatapannya saat menyusui, meluluskan keinginannya saat mengajak bermain dan menyuapinya tanpa saya selingi dengan memegang hp. Alhamdulillaah berhasil and I feel happy.

***

Komunikasi saya dengan suami tadi pagi dimulai dengan obrolan agak serius tentang visi misi keluarga. Ada beberapa poin yang harus kami cari irisannya. Sempat agak menegang walau akhirnya kami sama-sama tersadar wajarlah beberapa hal berbeda. Lha wong FoE dan FoR kami kan tidak 100% sama.

O yaa, tadi pagi ada aktifitas insidental yg kami kerjakan. Listrik di rumah nyala mati- nyala mati sejak semalam. Dan saat sahur mati total. Jadilah pagi menuju siang kami mengurusi kelistrikan rumah dengan memanggil tukang. Rupa-rupanya ada beberapa alat yg harus diganti. Dan ternyata mesin jet pump adalah sebab utamanya. Si jet pump musti diservice. Alhamdulillaah kalo berhadapan dengan "musuh bersama" komunikasi dan gerak saya dan suami bisa dibilang kompak. Salah satu buah perjalanan 15 tahun pernikahan. Alhamdulillaah. Jelang sholat Jum'at urusan kelistrikan kelar. Tinggal urusan jetpump karena si tukang sedang bertugas di tempat lain. Lanjut esok In Syaa Alloh.

Selebihnya komunikasi saya dengan suami hari ini relatif lancar.

Satu hal yang harus mulai dibiasakan lagi adalah membangun eye contact dengan suami, dan menghadirkan perhatian penuh saat berbicara meski hanya obrolan ringan dan ngalor ngidul. Pe Er hari berikutnya nih.

***

Terima kasih Yaa Alloh untuk ilmu dan kesempatan memperbaiki diri hari ini. Semoga Engkau berkenan membukukannya dalam catatan amal sholih hamba. Aamiin

#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#GamesLevel1
#BunSayBatch2
#Day2


Kamis, Juni 01, 2017

Komunikasi Produktif Day #1

Menerima tantangan 10 hari menata komunikasi yang produktif di keluarga bagi saya di usia yang menuju penghujung kepala tiga terus terang tidaklah mudah. Namun demi perbaikan keluarga, saya ambil tantangan ini. Bismillaah

Setelah membaca berulang materi Komunikasi Produktif, mencermati poin-poinnya, saya malah mendapati hal lain yang musti saya benahi dalam komunikasi dengan suami dan anak-anak.

Perhatian (attention) yang terkadang sangat "alakadarnya" dari saya pada suami dan anak-anak saat merespon pembicaraan mereka. Seringkali saya menjawab dan menanggapi obrolan dengan tangan menggenggam hp dan mata tak beranjak dari layarnya :(. Lain waktu saya menjawab sambil serius memelototi buku yg sedang asyik dibaca :( atau saya jawab ocehan anak-anak sembari masak, ngurus cucian dan segambreng kerjaan lain yang ngantri di pikiran untuk segera diselesaikan.

Berangkat dari kesadaran saya bahwa hal diatas perlu untuk dibenahi, maka saya pilih untuk memperbaiki masalah PERHATIAN saat berkomunikasi.

***

Dibawah ini saya susun langkah yang akan dilakukan :

Perbaiki PERHATIAN (attention) saat berkomunikasi dengan suami dan anak-anak

Langkah-langkah yang akan dilakukan saat proses komunikasi berlangsung

1. Skip sementara aktifitas yang dilakukan (beri tanda baik fisik ataupun di pikiran posisi terakhir agar tidak lupa)
2. Fokus pada lawan komunikasi (suami atau anak) dan proses komunikasi
3. Hadapkan badan
4. Eyes Contact
5. Upayakan perhatian penuh
6. Cerna informasi
7. Beri respon TERBAIK hingga TUNTAS

***

Di hari pertama mencoba tantangan ini. Masih terasa agak kikuk dan tegang hehehe. Berusaha menegakkan kesadaran untuk merespon obrolan suami dan anak-anak dengan full attention. Ternyata yang harus diwaspadai adalah ketika memegang hp. Saya sempat "delay" beberapa detik merespon saat suami menanyakan urusan optik.

Si tengah sempat nyeletuk " ibu klo diajakin ngobrol kadang suka kaya ga denger, terus bilang "hah" terus nanya lagi tadi ngomong apa ...." astaghfirulloh jleb banget curhat si tengah tadi siang saat saya menyengaja mengajaknya curhat.

Hal luar biasa yang saya temukan hari ini adalah saat sedapat mungkin, sesering mungkin menangkap tatapan suami dan anak-anak saat berbicara. Maa Syaa Alloh kutemukan telaga dalam tatap mata mereka. Ada rasa yang sulit terdefinisikan menyelinap di dinding hati saat berbicara sembari beradu pandang dengan mereka. Hal yang sekian lama tak saya sadari dan syukuri.

Alhamdulillaah hari pertama dibuka dengan membangun kesadaran poin poin yang musti dibenahi sekaligus warming up menjalankan langkah-langkah perbaikan yang ingin dijalankan.

Semoga esok lebih baik.

#Tantangan10Hari
#KomunikasiProduktif
#KuliahBunSayIIP
#GamesLevel1
#BunSayBatch2
#Day1



Minggu, Maret 26, 2017

Saya (Belum Siap Jadi) Ibu Agen Perubahan

Akhirnya tibalah di ujung matrikulasi. Sedih bercampur bahagia. Sedih karena makin kesini makin terlihat bahwa diri ini butuh pembenahan yang serius. Dan bahagianya ketika menjalani MIIP saya seperti menemukan teman berbicara saat menggali diri.

Terus terang sampai di NHW #9 ini masih remang remang jalan yang musti ditempuh. :(

Apa lagi untuk sampai pada titik berkontribusi dan menjadi changemaker. Ahhh masih jaaauh bangeeet #tear

Namun saya telah menetapkan milestone saya dan mulai mengayuh langkah. Dimulai dari langkah pertama yang bisa saya lakukan tentunya. Yaitu membantu suami menstabilkan kondisi finansial keluarga.

Di sisi lain saya memiliki hobi dan minat pada dunia kepenulisan.

Saya belum dapat mengerjakan NHW #9 ini karena masih belum terang antara hobi minat dikaitkan dengan misi hidup saya dengan apa yang harus saya kerjakan.

Saya akan teruskan proses pencarian ini. Dan in syaa Alloh saya akan setor segera setelah saya dapatkan jawaban jawabannya dalam diri saya.


Minggu, Maret 19, 2017

Menguatkan Kepasrahan

Manusia diberi perangkat akal
Manusia dibekali hasrat dan keinginan
Manusia di titipi wilayah keputusan yang bisa ia kelola

Namun semua perangkat diatas harus tunduk patuh pasrah total pada kehendakNya
pada ketentuanNya

Lalu.
Yang bisa menenteramkan jiwa adalah kapasitas jiwa raga kita dalam berpasrah pada kehendakNya

Perbesar telaga kepasrahan kita.
Maka jiwa raga tenteram senantiasa.

In Syaa Alloh ...

***

Hari ke 1 si bungsu sembuh setelah 4 hari demam batpil

Sambung si tengah dengan sakit yang sama sampai sekarang.

Si emak hampir seminggu tidur tak tentu. Kerjaan banyak tertunda.

Obat agar tetap ada dalam kewarasan adalah tetirah sambil berteduh di tepi telaga kepasrahan.

***

Nyaris tengah malam sambil kesekian kalinya menggendong si bungsu yang berulang tidur bangun tidur bangun.


MISI HIDUP DAN PRODUKTIFITAS

MISI HIDUP DAN PRODUKTIVITAS

Bunda, setelah di materi sesi #8 kita belajar tentang bagaimana pentingnya menemukan misi hidup untuk menunjang produktivitas keluarga. Maka saat ini kita akan lebih menggali bagaimana menerapkannya secara teknis sbb :

a. Ambil salah satu dari ranah aktivitas yang sudah teman-teman tulis di kuadran SUKA dan BISA (lihat NHW#7)

b. Setelah ketemu satu hal, jawablah pertanyaan “BE  DO HAVE” di bawah ini :
1. Kita ingin menjadi apa ? (BE)
2. Kita ingin melakukan apa ? (DO)
3. Kita ingin memiliki apa? (HAVE)

c. Perhatikan 3 aspek dimensi waktu di bawah ini dan isilah:
1. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu kehidupan kita (lifetime purpose)
2.Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu 5-10 tahun ke depan ( strategic plan)
3. Apa yang ingin kita capai dalam kurun waktu satu tahun ( new year resolution)

Mulailah dengan PERUBAHAN, karena pilihannya hanya satu BERUBAH atau KALAH

***

Sampai di minggu ke 8 bergabung program di matrikulasi IIP batch #3 ini "memaksAamiin untuk terus memeriksa diri dan menggali lebih dalam diri saya dan misi hidup saya. Pelan-pelan makin tergambar goal hidup yang akan dituju dan itu membuat aktifitas lebih fokus dan terarah. Meski masih tertatih dan sering disabotase hal-hal negatif, tetap saya syukuri. Alhamdulillaah .

***

Oya, pekan kemarin grup kami kedatangan tamu istimewa. Bu Septi Peni Wulandari berkenan mampir 30 menit di grup kami. Bahagianya :).. Kesempatan langka ini tak saya sia-siakan. Sesi pertanyaan saya manfaatkan untuk men"curhat"kan  kegalauan saya.

"It is good to do what you love, but the secret of life is love what you do"

Itu petikan jawaban dari Bu Septi atas kegalauan saya. Ngena banget.

Beberapa poin dari jawaban beliau yang jadi salah satu pertimbangan saya untuk mengambil langkah ke depan diantaranya

Belajar untuk mencintai apa yang "harus" dikerjakanCari mutiara dalam lumpur. Temukan hikmah dibalik aktifitas yang dilakukanSematkan impian sebagai penyemangat dalam setiap langkah.Jika ada aktifitas yang tidak begitu disukai namun menuntut untuk dikerjakan. Cobalah bertahan untuk tetap melakukannya. Bangun sistem agar aktifitas tersebut bisa didelegasikan suatu saat. Dan kita bisa berpindah kuadran.

Dari poin-poin diatas saya mulai mantap memilih aktifitas yang akan diprioritaskan untuk ditekuni dan disistemkan.

***

Aktifitas yang saya pilih adalah mengelola optik dan membangun sistemnya.

***

Menjawab BE DO HAVE. 

Ingin menjadi apa?

Saya ingin optik menjadi salah satu kran utama penghasilan keluarga yang mengalir deras, memenuhi kebutuhan keluarga dan dapat didistribusikan untuk kemaslahatan ummat. Terbangun sistem yang kuat mengakar.

Mau mengerjakan apa?

Turun gunung. Mengenali  menjiwai dan melakukan aktifitas keoptikan (a sampai z)Mulai membuat SOP. KPI , pemetaan jabatan serta jobdesknya.Menguatkan lini marketing dan sellingMembangun jaringan suplier dan investor

Ingin memiliki apa?

Saya ingin memiliki optik pusat dan beberapa cabang dengan sistem yang kuat mengakar dan terus tumbuh dengan cashflow positif dan budaya kerja yang memberdayakan.

***

Lantas apa goalnya (berkaitan dengan waktu) ???

LIFETIME PURPOSE (kurun waktu kehidupan)

Saya ingin optik menjadi salah satu kran utama penghasilan keluarga yang mengalir deras, memenuhi kebutuhan keluarga dan dapat didistribusikan untuk kemaslahatan ummat.

Saya ingin memiliki optik pusat dan beberapa cabang dengan sistem yang kuat mengakar dan terus tumbuh dengan cashflow positif dan budaya kerja yang memberdayakan.

STRATEGIC PLAN (5-10 tahun)

Memiliki 1 optik pusat dan 5 cabang di Jawa Barat dengan kriteria diatas. Aamiin

NEW YEAR RESOLUTION (1 tahun kedepan)

2017

1. Fokus marketing dan selling (offline dan online)
2. Mengupayakan cashflow positif. Terpenuhi operasional usaha, kebutuhan primer keluarga dan simpanan pengembangan usaha
3. Merintis membangun sistem
4. Punya karyawan

2018

1. Mempertahankan cashflow tetap positif
2. Fokus pengembangan lini produksi, inovasi dan differensiasi produk dan layanan
3. Jobdesk SOP KPI running sudah punya karyawan tetap dan freelancer

2019

1. Sistem usaha jalan.
2. Monitoring teknis harian
3. Menjajakan membuat cabang
4. Membangun jaringan investor

2020

1. Menjaga cashflow tetap positif
2. Mendapatkan investor yang satu frekuensi
3. Pecah telur 1 cabang

2021

1. Cashflow positif
2. Cabang ke 2
3. Membangun divisi CSR

Demikian cita-cita besar saya. Apa yang saya impikan semoga selaras dengan yang Alloh gariskan dalam hidup saya.

Saya sungguh sungguh berharap apa yang dilakoni dan akan ditapaki ke kedapan Alloh bukukan lewat malaikat malaikan pencatatnya sebagai amal sholih pemberat timbangan. Pinta saya pada Dia yang Maha Penyayang semoga menuntun langkah agar senantiasa ada dalam pagar-pagar ridhoNya. Aamiin

... Allohumma yassirlana umuurona fiddunyaa wal aakhiroh. ....


Minggu, Maret 12, 2017

Memeriksa Potensi Diri, Membuka Gerbang Ibu Produktif

_Nice Homework #7_

*TAHAPAN MENUJU BUNDA PRODUKTIF*

Bunda dan calon bunda yang masih semangat belajar sampai NHW #7.  Selamat, anda sudah melampaui tahap demi tahap belajar kita dengan sabar.

Setelah kita berusaha mengetahui diri kita lewat NHW -NHW sebelumnya, kali ini kita akan mengkonfirmasi apa yang sudah kita temukan selama ini dengan tools yang sudah dibuat oleh Abah Rama di Talents Mapping.

Segera cocokkan hasil temu bakat tersebut dengan pengalaman yang sudah pernah teman-teman  tulis di NHW#1 – NHW #6
Semua ini ditujukan  agar kita bisa masuk di ranah produktif dengan BAHAGIA.

🍀 Ketahuilah tipe kekuatan diri (strenght typology) teman-teman, dengan cara sbb :

1⃣masuk ke www.temubakat.com

2⃣isi nama lengkap anda, dan isi nama organisasi : Ibu Profesional
jawab Questioner yang ada disana, setelah itu download hasilnya

3⃣Amati hasil dan konfirmasi ulang dengan apa yg anda rasakan selama ini.

4⃣ Lampirkan hasil ST30 (Strenght Typology) di Nice Homework #7

🍀 Buatlah kuadran aktifitas, boleh lebih dari 1 aktivitas di setiap kuadran

Kuadran  1 : Aktivitas yang anda SUKA dan anda BISA

Kuadran 2  : Aktivitas yang anda SUKA tetapi  andaTIDAK BISA

Kuadran 3 : Aktivitas yang anda TIDAK SUKA tetapi anda  BISA

Kuadran 4: Aktivitas yang anda TIDAK SUKA dan anda TIDAK BISA

***

Setelah mengikuti tes dari www.temubakat.com nya Abah Rama dan melihat hasilnya, kesan pertama saya adalah menganggukkan kepala karena kebanyakan hasilnya sesuai dengan apa yang saya rasakan dan saya alami saat ini.

Namun ada juga sedikit yang masih jadi pertanyaan saya. Di beberapa point potensi kelemahan saya yang hati kecil saya belum mau mengakui. Ahahaha. Entah kenapa. Saya merasa itu bukan kelemahan saya. Memang iitu bukan bakat saya, tapi saya telah berjuang sekuat tenaga mengupgrade diri melengkapi skill saya. Empat point yang masih jadi pertanyaan saya adalah commander, marketer, seller dan visionary.

Itu sekedar curhat saja. Sepertinya hal ini menarik untuk dianalisis lebih detil agar lebih terang dan jelas. :)

Point potensi kelebihan yang "gue banget" adalah administrator, quality controler, treasury, dan analist. Untuk communicator, designer dan server ada namun tidak begitu terasa muncul.

***

Naah untuk pengelompokkan aktifitas berdasarkan SUKA dan BISA ini yang sedikit membingungkan saya.

Setelah daya merenung ternyata banyak aktifitas yang telah direncanakan di NHW sebelumnya yang tidak terlaksana. BUKAN karena TIDAK SUKA ataupun TIDAK BISA. Justru penyakitnya adalah

1. RASA MALAS
2. MENUNDA NUNDA PEKERJAAN
3. MENGGAMPANGKAN PEKERJAAN
4. MENGHINDARI PEKERJAAN

Untuk sebab keempat ini bisa jadi alasannya karena TIDAK SUKA pada suatu aktifitas.

Baik, saya akan coba mencatat 5 aktifitas pada tiap kuadran

KUADRAN 1
SUKA DAN BISA

1. Ngobrol keluarga dan bisnis bareng suami
2. Pencatatan keuangan, foto dan edit foto, melayani klien,
3. Ikut training online
4. Stalking

KUADRAN 2
SUKA DAN TIDAK BISA

1. Marketing, Selling, networking
2. Ikut kajian

KUADRAN 3
TIDAK SUKA DAN BISA

1. Produksi

KUADRAN 4
TIDAK SUKA DAN TIDAK BISA

1. Berpenampilan modis ke undangan atau gathering dll

***

Kemudian saya sertakan disini yang sempat terlintas dalam pikiran saat mengerjakan NHW ini.


Minggu, Maret 05, 2017

Mendidik dengan Fitrah

Setelah merenung cukup lama saya mendapati setidaknya ada 3 kandidat utama ilmu yang ingin saya pelajari di universitas kehidupan.
Pertama : Ilmu menjadi pribadi istri dan menjadi ibu yang profesional.
Kedua : ilmu bisnis dan ilmu keoptikan.
Ketiga : ilmu kepenulisan

Namun sayangnya hanya 1 yang bisa dipilih. Saya paham, tentu agar saya bisa fokus dan mendalam sehingga ilmu yang digali bisa mencapai kualifikasi yang diharapkan.

Pilihan saya jatuhkan pada ILMU BISNIS DAN KEOPTIKAN. Alasannya???? Ada di soal berikutnya :)

***

2.Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut?

Sejujurnya pilihan saya diatas lebih besar didasari oleh "emergency mode" di keluarga kami.

Kami keluarga wiraswasta. Kami juga homeshooler family. Suami dan saya mengelola usaha yang sama. Taqdir Alloh tahun 2013 suami terkena stroke di usia 34 thn. Secara fisik alhamdulillah 90% pulih kecuali stamina. Namun secara mental (stabilitas emosi. psikologis dan motivasi) masih dalam proses recovery dan entah berapa lama pulihnya.
Dengan latar belakang situasi diatas, saya selaku istri terpanggil untuk "menambal" kekurangan kekurangan suami termasuk urusan bisnis. Karena secara ikhtiar, melalui pintu itulah penghidupan kami.

Kebahagiaan saya adalah saat bisa membantu suami menstabilkan kembali perusahaan mungil kami. Membawanya ke kondisi yang lebih berkembang sehingga tugas tugas usaha bisa didelegasikan.

Saya bahagia melihat anak-anak bahagia karena orangtuanya memiliki cukup waktu dan perhatian untuk mereka.

Semoga Alloh memudahkan jalannya.

***

Setelah berjalan beberapa minggu, melewati kontemplasi dan evaluasi masih tetap SAMA dan semakin menguat. Pilihan pertama ilmu yang dipelajari yaitu ilmu bisnis dan optik. Kemudian ilmu keislaman sebagai bekal menjalani hidup, lalu ilmu menjadi istri dan ibu dan disusul ilmu kepenulisan.

***

Melongok checklist aktifitas yang sudah rencanakan, saya tutup muka ... Maluuuu pada diri sendiri yang begitu mudah melanggar apa yang sudah direncanakan. Banyak yang belum terlaksana. Selalu ada alasan saat checklist terlewat.

Uppps ... Saya terlalu lunak pada diri sendiri. Padahal cita-citanya jadi ibu profesional.

Ayooo ...

Tak ada kata terlambat. Semangat untuk bangkit lagi. Sambung kembali rantai good habit yang terputus.

O yaaa ....
Dengan begitu banyak checklist. Saya akan mengambil 1 atau 2 aktifitas prioritas yang akan fokus untuk dilatihkan konsistensinya. Setelah terbiasa, saya akan latihkan 2 aktifitas berikutnya. Tujuannya agar otot willpower terbentuk perlahan sehingga dan agar terhindar dari demotivasi yang justru akan melemahkan otot willpower yang sudah terbentuk.

***

Peristiwa strokenya suami 4 tahun lalu, mengubah banyak arah misi hidup saya. Semenjak saat itu saya mendapati Alloh membisiki saya untuk "mengambil alih" sementara kendali dalam keluarga. Saya merasa diamanahi suami dan anak-anak. Arah keluarga ini melangkah berada di pundak saya (hingga saat ini).

Saat ini saya belum bermimpi terlampau jauh meniti misi hidup yang spektakuler. Misi hidup saya adalah bagaimana kami sekeluarga dapat menjalani hidup dengan bahagia, mandiri, berdaya, dan berkarya. Suatu saat kendali keluarga dapat saya kembalikan lagi pada suami tercinta. In Syaa Alloh.

Dari misi diatas, ilmu-ilmu yang harus dikuasai yaitu :
1. Leadership
2. Komunikasi efektif dan produktif
3. Ilmu bisnis
4. Ilmu menjadi istri dan ibu

***

Milestone saya dimulai dari saat ini 5 Maret 2017 diusia saya yang ke 39.

Tahun ke 1
Peletakan pondasi bisnis. Bisnis running
Membangun leadership
Membangun komunikasi

Tahun ke 2
melatih diri menjadi istri dan ibu dengan checklist yang dibuat

Tahun ke 3

Pengembangan diri dan anak-anak

***

Ilmu leadership dan komunikasi produktif yang belum saya masukkan ke dalam checklist


H - 7 jelang 1 tahun

Muhammad Fathan Qoriba.

Kau lahir dalam selimut kesederhanaan dan spirit pertaubatan menapak jalan halal

Hampir setahun sudah usianya.
12 Maret 7 hari kedepan.

Sudah mulai melangkah ... Berjalan
2 - meter jaraknya
4 gigi seri atas dan 1 bakal gigi seri bawah sudah menghias mulutnya
Menambah ganteng senyumnya
Nasi, ubi, keju, pisang, buah naga atau nasi tim sudah dikunyahnya
Kadang ia bersikukuh ingin mencicipi apa yang kami makan
Meski tubuhnya mungil
Geraknya amat lincah
Semangatnya belajar berjalan menginspirasi kami ibu bapaknya
Jatuh bangun jatuh bangun jatuh bangun selalu dengan wajah riang dan antusias.
Terima kasih guru kecilku.

Alhamdulillaah Yaa Alloh
Atas karunia lelaki mungil penggenap kebahagiaan keluarga.




Sore ditemani gerimis tipis
Sembari tunaikan tugas menjadi partner suami :)


BELAJAR MENJADI MANAJER KELUARGA HANDAL

BELAJAR MENJADI  MANAJER KELUARGA YANG HANDAL

Saatnya masuk dalam tahap belajar menjadi manajer keluarga yang handal di Matrikulasi institut Ibu Profesional

Mengapa? karena hal ini akan mempermudah kita sebagai ibu untuk menemukan peran hidup dan semoga mempermudah kita mendampingi anak-anak menemukan peran hidupnya.

Ada hal-hal yang kadang mengganggu proses kita menemukan peran hidup yaitu

RUTINITAS

Menjalankan pekerjaan rutin yang tidak selesai, membuat kita _Merasa Sibuk_sehingga kadang tidak ada waktu lagi untuk proses menemukan diri.

Maka tahapan-tahapan berikut akan mengurai benang kusut rutinitas tak berujung seorang ibu rumah tangga.

1⃣ Tuliskan 3 aktivitas yang paling penting, dan 3 aktivitas yang paling tidak penting

2⃣Waktu anda selama ini habis untuk kegiatan yang mana?

3⃣Jadikan 3 aktivitas penting menjadi aktivitas dinamis sehari-hari untuk memperbanyak jam terbang peran hidup anda, tengok NHW sebelumnya ya, agar selaras.

4⃣Kemudian kumpulkan aktivitas rutin menjadi satu waktu, berikan “kandang waktu”, dan patuhi cut off time ( misal anda sudah menuliskan bahwa bersih-bersih rumah itu dari jam 05.00-06.00, maka patuhi waktu tersebut)

5⃣Jangan ijinkan agenda yang tidak terencana memenuhi jadwal waktu harian anda.

6⃣Setelah tahap di atas selesai anda tentukan. Buatlah jadwal harian yang paling mudah anda kerjakan. (Contoh kalau saya membuat jadwal rutin saya masukkan di subuh-jam 07.00 – jadwal dinamis ( memperbanyak jam terbang dari jam 7 pagi- 7 malam, setelah jam 7 malam kembali ke aktivitas rutin yang belum selesai, sehingga muncul program 7 to 7)
_
7⃣Amati selama satu minggu pertama, apakah terlaksana dengan baik?
kalau tidak segera revisi, kalau baik, lanjutkan sampai dengan 3 bulan.

***

Berikut adalah jawaban saya untuk pertanyaan2 diatas.

*

3 aktifitas terpenting dalam hidup saya adalah

1. Menunaikan tugas tugas sebagai pribadi, istri dan ibu (homeschooling dan housekeeping)
2. Menjadi partner suami mengelola bisnis (optik dan merintis craft online shop)
3. Berkontribusi dalam masyarakat (keluarga besar dan ummat)

*

3 aktifitas tidak penting yang masih sering dilakukan

1. Membuka hp, stalking di medsos dan media chat TANPA RENCANA DAN TUJUAN YANG JELAS)
2. DIAM (tidak melakukan apa-apa) karena kebingungan dengan tumpukan aktifitas yang harus diselesaikan yang berseliweran di dalam pikiran, sementara masih dihinggapi rasa malas membuat daily activiries. Akhirnya seharian dilakoni dengan mengerjakan sesuatu yang ringan dan menyenangkan saja. Menutup malam dengan penyesalan dan keruwetan karena banyak yang belum terselesaikan. :(
3. Ngobrol, berkunjung, menerima tamu tanpa rencana dan tujuan.

*

Aktifitas-aktifitas harian yang telah direncanakan di NHW #2

1. Sebagai individu

- Sholat fardhu awal waktu (toleransi max 30 menit, tunggu suami pulang dari masjid)

- Khusyu (menyadari apa yang dibaca dalam sholat)

- Rawatib 10 rakaat (toleransi max 5x bolong selain masa haid)

- Tahajjud minimal 2+1. 4x seminggu

- Dhuha 4 rakaat. 4x seminggu

- Tilawah 1 hizb/hari (toleransi 5 hari bolong) perbulan

- Mandi tiap hari

- Senam ringan 2x seminggu

2. Sebagai Istri

- Mengurangi mengeluh lelah dengan pekerjaan

- Ridho dengan keadaan dan pemberian suami

- Hormat, perbanyak senyum dan ceria

- Menyiapkan makan, pakaian dan kebutuhan suami lainnya

- Dawamkan lagi Raw Juice 3x seminggu

- Mengingatkan jadwal-jadwal aktifitas suami

3. Sebagai ibu

A. HOUSEKEEPING

- siapkan makan keluarga
- nyuci tiap hari (toleransi 2x bolong perminggu)
- Cupir tiap hari (toleransi 1x bolong perminggu)
- Bebersih rumah "30 minutes for 1 corner"

B. HOMESCHOOLER MOM

1. Si Sulung (11y9m)
- 15 menit ngobrol setiap hari
- Tengok ke kamar 1x perhari (toleransi 2x bolong perminggu)
- Pertahankan sholat fadhu 5 waktu berjamaah di masjid.
- Jalin komunikasi dengan wali kelas (Ibu Irma)
- Ngobrol kegiatan sekolah

2. Si Tengah (7y1m)

- Ingatkan untuk menetapi waktu waktu sholat fardhu 
- Iqro 1 lembar perhari (toleransi 1x bolong perminggu)
- Baca 1 buku tipis perhari
- Tulis (dikte, buat cerita pendek, berkirim WA dgn sepupu, drilling menghaluskan tulisan)
- Hitung (penjumlahan dan pengurangan sampai 30)
- Mulai IXL
- Melibatkan dalam aktifitas kerumahtanggaan

C. Si Bontot (11m)

- Perhatikan menu makan
- Latih konsistensi berjalan
- Buat checklist tumbuh kembang 1-2 tahun
- Lebih sering diajak ngobrol
- mandi/seka teratur
- jam tidur teratur

***

BISNIS

Kami memilih berbisnis sebagai jalan penghidupan finansial keluarga. Suami dan saya berada dalam usaha yang sama.  Nyaris 24 jam kami bersama. Saat ini usaha kami sedang memerlukan penanganan khusus agar bisa running kembali. Oleh karena itu perhatian dan waktu banyak dialokasikan di area ini hingga keadaan kembali stabil.

12 jam kami harus mengalokasikan waktu untuk urusan bisnis. Tak ada pilihan lain saat ini. Beruntungnya tempat usaha tak jauh dari rumah. Jadi bisa bolak balik rumah-outlet-rumah agar semua urusan tetap terkendali. 

Terus terang ini bukanlah kondisi ideal. Namun tetap kami syukuri dan kami perjuangkan agar segera move on dan stabil dalam 1-2 tahun ini. Aamiin.

Hampir semua urusan teknis usaha saya yang pegang. Suami pegang lini produksi dan purchesing. Dengan berderet to do list bisnis "seharusnya" saya memacu diri lebih prigel mengatur wsktu agar efektif efisien.

Satu lagi lini produksi yang sedang dirintis yaitu craft online shop khusus perlengkapan/ assesoris yang berhubungan dengan kacamata. Semoga tergarap. Aamiin

***

KONTRIBUSI UNTUK KELUARGA BESAR DAN UMMAT

Sebagai seorang mudlim maka saya takkan lepas dari kewajiban untuk berkontribusi memeri manfaat bagi lingkungan.
Aktifitas yang mendukung hal tersebut :
1. Menghadiri majelis ilmu untuk menambah bekal betkontribusi
2. Share hal betmanfaat melalui sosmed dan social chat
3. Mengajarkan kemvali ilmu yang sudah didapat.

***

Jadwal kegiatan harian

03.00 - 05.00
- Me time
- Tahajjud/Tilawah
- Rancang daily activities

05.00 - 05.30
- Bisnis

05.30 - 09.00
- Belanja
- Masak
- Sarapan
- Siapkan keperluan suami dan anak2
- makan & mandi si bungsu.
- bersih bersih
- Cupir

09.00 - 13.00
- BISNIS
- Belajar si tengah

13.00 - 15.00
- nyuci
- makan siang
- selesaikan kerjaan rumah yg belum beres

15.00 - 21.00
- BISNIS
- Aktifitas si sulung

Demikian planing betkaitan dengan manajemen waktu dan prioritas. Mari kita pantau seminggu hingga 3 bulan kedepan. Bagaimana pencapaiannya. Semoga semakin memberdayakan. Aamiin


Minggu, Februari 26, 2017

BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR

NHW #5 BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR


Tak terasa sudah menginjak pekan kelima menyerap ilmu di Matrikulasi Institut Ibu Profesional. Banyak pencerahan yang sudah saya dapat termasuk dengan materi kelima ini. Saya dibawa untuk mengingat-ingat sekaligus memeriksa kembali proses belajar saya dari lahir hingga saat ini. 


Kita dan keluarga kita ditaqdirkan Alloh hidup di masa dengan perubahan yang serba cepat hampir di semua area hidup. Jika tak ingin tergilas roda perubahan zaman, maka kita harus belajar dan bergerak terus. Belajar hal yang berbeda, dengan cara, semangat dan strategi yang berbeda.


***


Belajar HAL yang berbeda


Iman sangatlah penting dalam menjani hidup. Ia adalah pondasi bangunan hidup kita. Maka amatlah penting mempelajari ilmu untuk menguatkan iman. Saat usia sekolah setidaknya sampai jenjang SMP saya belajar agama lebih pada pelaksanaan ibadah terurama ibadah mahdhoh. Menginjak SMA dan kuliah mulai membuka wawasan keislaman dan menggali "why" saya memilih Islam sebagai way of life. Fase setelah menikah banyak episode hidup berumah tangga yang memberikan petuah, hikmah dan pembelajaran betapa pentingnya memiliki iman yang kokoh. Perenungan demi perenungan atas soal hodup yang disodorkan Alloh menuntut untuk kita jawab dengan bingkai iman.


Hal lain yang layak untuk dipelajari adalah penguatan karakter. Sifat, sikap dan karakter tumbuh berawal dari respon-respon kita menghadapi sebuah situasi. Penguatan karakter-karakter baik yang sudah terbangun diantaranya sederhana, mau belajar, bisa detail, mandiri, dll. Saat yang sama karakter buruk juga mesti perlahan dikikis diantaranya menuntut sempurna dalam mengerjakan sesuatu, mudah terserang demotivasi, moody, baper dll


Dalam hal penemuan minat bakat, saya termasuk yang lamban. Kliknya baru saya dapat satu dua tahun belakangan ini diusia 36 tahun setelah saya banyak merenung dan mencoba banyak bidang kecakapan. Saya menyukai dunia tulis menulis, dunia bisnis, dunia pendidikan/parenting dan craft. Empat hal itu yang bergantian saya pelajari dan membuat mata berbinar saat melakukannya.


***


Belajar dengan CARA yang berbeda


Cara belajar dari usia sekolah sampai SMA diwarnai dengan cara menghafal dan klasikal. Disuapi dan lebih pada memasukkan pengetahuan dibanding mengeluarkan apa yang ada di dalam pikiran dan perasaan.


Sewaktu kuliah mulai berkenalan dengan bagaimana struktur berpikir. Setelah menikah berkenalan dengan ilmu parenting dan berkembang pada bagaimana cara/gaya anak belajar.


Hari ini saya mulai menyadari bahwa saya memiliki cara belajar :
- Slow learner
- Membaca harus berulang-ulang untuk memahami sebuah materi
- Butuh tempat dan waktu khusus untuk belsjar
- Bergeser dari auditory murni ke visial auditory. 
- Lebih mudah dengan menggunakan mind map
- Lebih mudah membaca teks daripada gambar.


***


Belajar dengan SEMANGAT yang berbeda


Saat sekolah dulu, orangtua selalu mendorong saya untuk meraih nilai yang baik. Semangat itu yang lama mewarnai hari-hari belajar saya. Hingga di SMA mulai berkenalan dengan tujuan belajar sebagai kewajiban muslim dari mulai buaian hingga liang lahat. Masuk episode berumah tangga, mulai tersadar bahwa mencari ilmu itu untuk mendekat pada keridhoanNya. Dan di MIIP ini semakin jelas spirit menimba ilmu adalah sebagai bekal saya beramal.


***


Belajar dengan STRATEGI yang berbeda


"Meninggikan gunung dan bukan meratakan lembah"
Satu jargon yang belum lama saya kenal. Setelah direnungkan leboh dalam dan flashback, ternyata sebagian besar waktu belajar saya teralokasi untuk meratakan lembah. Menutup kekurangan saya. Apa yang terjadi? Saya mudah lelah karena energi untuk menambal kekurangan banyak keluar sementara hasil tak begitu terlihat. Hanya sekedar mengejar prestasi rata-rata. Kekurangan lainnya adalah saya abai mendeteksi passion saya untuk meninggikan gunung. Hal ini baru saya sadari setelah memiliki anak dan berkenalan dengan dunia pendidikan anak. Namun demikian tak ada kata terlambat untuk belajar. Perbaiki mulai hari ini. Semangatlah menempa passion. Semangat meninggikan gunung.


Bismillaah ...


Kamis, Februari 16, 2017

Mencari Sulungku yang Hilang

2017 ini sulungku menginjak usia 12 tahun. Tak terasa sudah mendekati pintu aqil baligh sekarang. Bersamanya disepanjang usianya berasa naik roller coaster.

Tujuh tahun pertama di awal kehidupannya diwarnai senyum lucu, tawa lepas, ocehan dan ribuan pertanyaan ya5ng selalu harus dijawab kontan. Senyum yang selalu tersemat di wajahnya saat bercakap-cakap, ide-idenya yang kadang unpredictable, sifat humorisnya yang membuat suasana rumah terasa hangat dan ceria.

Tujuh sampai sembilan tahun,  diwarnai ide ide kreatif yang mewujud dalam prakarya, beragam bentuk lego, gambar-gambar dengan ide yang orisinil. dan gerak fisiknya yang on and on. Berenang, bersepeda, wushu dan main dengan kawan-kawan. Dunia yang sungguh menyenangkan

Sembilan sampai dua belas tahun mulai nampak perubahan-perubahan pada sifat dan sikapnya. Tawa lepas yang memudar berganti sikap cool atau malah terkategori cuek. Rentetan pertanyaan dan celoteh  mulai menghilang berganti kebiasaan menyendiri dengan laptop di kamarnya (tanpa jaringan internet tentunya). Jawaban-jawaban pendek yang keluar saat saya pancing dengan pertanyaan untuk mendekatkan jarak. Wushu? Berenang? Bersepeda? Sudah hampir setahunan tidak dilakoni.

Serius ini bikin saya dan suami galau .....

Harus mulai sungguh-sungguh meluangkan waktu, pikiran dan perhatian buat si sulung. Khawatir masa kritis ini terlewati dengan "treatment" yang tidak tepat atau bahkan berlalu begitu saja tanpa jejak. Naudzubillaah ...

Hal paling mendesak untuk dilakukan (menurut saya) adalah membangun komunikasi yang hangat, egaliter dan produktif.

Ya. Setahun terakhir saya dan suami merasakan "kehilangan" si sulung. Fisik tetap berjumpa tapi pikiran dan rasa tak bertaut. Sediiih rasanya ....

Lalu, actionnya bagaimana???

1. Sesering mungkin cari moment untuk ngobrol. Hindari gaya komunikasi interogatif.

2. Tengok ke kamarnya minimal sehari sekali

3. Wajib kumpul waktu makan.

4. Cari ilmu mendidik anak pra aqil baligh. Alokasikan waktu khusus seminggu dua kali masing-masing 1 jam saja. Ga lama kan??!!

INGAT...

MOMENT MENDIDIK ANAK TAK AKAN BERULANG. MAKA BERSUNGGUH-SUNGGUHLAH.

Saya memohon dengan sungguh pada Alloh Yang Maha Pemelihara agar senantiasa menjaga kami menunaikan amanah mengasuh dan mendidik anak-anak dalam bingkai yang DIA suka. Aamiin.


Minggu, Februari 12, 2017

Menggali potensi Keluarga ; Langkah Awal Mewujudkan Family Team

Tugas NHW#3 ini membuat saya baper. Bagaimana tidak. Harus buat surat cinta buat si dia. Hufh ..... 14 tahun sudah terakhir kalinya mengirim surat cinta padanya :)

Surat selesai dari hari kamis, namun baru sampai ditangan si dia malam Ahad. Sebelum tidur dia baca suratnya. Dan apa responnya sodara-sodara ....

Sebuah senyuman. Iya "hanya" senyum dengan kerlingan di sudut mata. Saya bahagia luar biasa. 14 tahun cukup tahu maksud isyarat semua itu.

O... Ya di surat itu juga saya sampaikan harapannya pada saya yang belum bisa saya penuhi. Saya meminta ia untuk bersabar membersamai saya memproses diri hingga harapannya pada saya terwujud. 
***

Tugas lainnya yaitu membaca potensi-potensi yang ada pada saya, suami dan anak-anak serta lingkungan sekitar.

Setelah merenung berulang-ulang, saya mulai tersadar bahwa kami sekeluarga belum sungguh-sungguh menggali potensi masing-masing. Ini terbukti saya masih kesulitan menuliskannya disini :D

Namun akan saya coba tuangkan disini potensi yang mulai terdetsementara keluarga kami

Suami
- kesadaran berislam yang kuat
- kemauan utk belajar bidang tertentu yg disadari dan diyakini bermanfaat
- Lini produksi optik
- Senang sejarah terutama sejarah Islam
-

Mufid (11y10m)
- Tertarik dengan dunia digital
- Mandiri
- Tenaga/fisik yang menguat

Navira (7y2m)
- Suka meniru yang ibu kerjakan
- Hasrat belajar yang tinggi
- Banyak bertanya
- Keinginannya kuat untuk meeujudkan sesuatu
-

Fathan (11m)
- Belum terlihat

Ibu
- Keinginan belajar yang kuat
- Bisa detil
- Bisa runut
- Benang fotografi
- Senang menulis
- Bisa mengelola keuangan
- Medsos friendly
- Bisa menjahit

Lingkungan
- Banyak masjid
- Lingkungan dekat kampus
- Kawasan perdagangan yg ramai 
- Banyak kos kosan
- Dekat lembang (daerah pariwisata)

***

Ini temuan saya sementara, In Syaa Alloh terus on progress. Semoga update berikutnya bisa lebih tajam, detail dan memdalam.


Kamis, Februari 09, 2017

Izinkan Hatimu Memaafkan

Setiap manusia punya masa lalu dengan aneka peristiwa serta kenangan baik yang membahagiakan atau menyisakan duka dan luka.


Apa yang terjadi dalam kotak pikiran dan cawan perasaan kita saat peristiwa duka itu masih menyisakan luka?


Saat pemicu terpetik, luka akan kembali terbuka. Rasa sakit, sedih, dendam diam-diam akan menyeruak ke permukaan. Dan itu mengganngu hidup kita hari ini dan mungkin masa depan kita.


Lantas, bagaimana agar berbagai peristiwa masa lalu itu tak mengintervensi masa kini dan masa depan kita?


Salah satunya obatnya adalah dengan MEMAAFKAN. Satu kata yang mudah diucapkan namun nampak sulit diamalkan. Kabar baiknya, sulit bukan berarti tak bisa dilakukan. Syaratnya adalah bertindak dengan kemauan yang kuat.


Dengan mengingat urgentnya menapaki masa kini dan masa depan tanpa "sampah-sampah" pikiran serta perasaan, maka bertindak memaafkan menjadi langkah penting "membersihkan jalan" yang akan kita tapaki hari ini, lusa dan rangkaian hari-hari berikutnya.


Setelah sampah-sampah di pikiran dan perasaan, kita singkirkan. Bukankah terasa lebih lapang dan nyaman terasa  jalan yang akan kita lalui di hari-hari mendatang?


Maka maafkanlah ....


Minggu, Februari 05, 2017

Sebulan Tantangan ODOLE

Akhir Desember lalu saya mengikuti training Life Plan bersama Mas Darmawan Aji. Salah satu outputnya adalah memilih satu aktifitas kunci. Melatihkan habit baru dari aktifitas kunci yang menuju pada peran-peran yang diemban dalam hidup.

Saya salinkan disini habit yang saya pilih.

***

saya sudah coba pilih 1 aktifitas kunci Coach

Saya beri nama ODOLE (one day one little ember) 😄

Maksudnya nyuci baju sehari satu ember.

Sejujurnya saya kurang pede aktifitas ini dijadikan aktifitas kunci. Berasa kurang keren gitu ☺

Tapi setelah direnungkan. Nyuci baju adalah hal yang sering mempengaruhi mood saya. Saya sering mengalami hari-hari jadi dongkol hanya karena anak-anak atau suami menanyakan pakaian yang ternyata masih duduk manis di keranjang baju kotor 😄

Kebiasaan yg sudah terbangun lama kalo nyuci ditabung dulu 😂.

Saya ingin rubah kebiasaan lama saya. Semoga 66 hari ke depan bisa saya wujudkan.

***

Saya menggunakan aplikasi Habitbull dari googlePlayStore untuk monitoring harian.

***

Ini evaluasi saya setelah berjalan 20 hari :

🔘 Setelah sukses nyuci tiap hari selama 7 hari pertama. Di hari ke 8 (selasa) sy sengaja meliburkan diri. Karena mulai ada rasa 'bosan'. Ingin ngasih hadiah libur biar besok bisa fresh dan semangat lagi. Itu alesannya.

O ya saya beri catatan di tanggal 8 utk bahan evaluasi

🔘 4 hari berikutnya alhamdulillaah sanggup dijalani. Ternyata sy periksa semangat saya sedikit menurun, tidak se"excited" 1 minggu pertama. Apa karena saya kasih bonus libur itu penyebabnya??? Atau ada hal lain???

🔘 Naaah ... Naaah
15 16 17 18 saya lepas kendali diri. Penyakit lama menyerang.
😭 Menunda pekerjaan
😭 Begitu mudah memaafkan diri saat melanggar "janji" yang sdh direncanakan (dengan berderet alasan)
😭 Begitu semangat diawal. Namun mudah sekali melempem. Langka sekali yang finish sampai akhir

😭 Ada sifat yg mulai terdeteksi. Saat punya 1 project yg digarap. Kebiasaan2 yg sudah berjalan baik jadi berantakan tanpa kontrol.

Apakah ini berhubungan dengan persepsi tentang fokus yang harus dibenahi?

***

Ini baru setengah jalan. Semoga setengah perjalanan berikutnya lebih baik.


Sabtu, Februari 04, 2017

Latih Otot Disiplin, Penuhi Checklist Peran-Peran Menapaki Jalan Ibu Profesional

Memasuki pekan kedua Program Matrikulasi IIP batch 3, mulai terasa ada "tantangan" yang harus berani saya hadapi. Tugas untuk ngobrol dengan pasangan dan anak-anak salah satunya.

Saya baru menyadari bahwa pola komunikasi yang kami bangun selama ini belum sampai pada keterbukaan yang nyaman dan saling percaya untuk mengungkapkan rasa terdalam mereka terutama anak-anak.

***

Si sulung seperti kurang nyaman saat disodori pertanyaan
"Aa pengen ibu seperti apa?". Sambil (terus) menghadap PC dia bilang "Yaa biasa-biasa aja, kayak ibu sekarang". Saya masih tersenyum dan melanjutkan obrolan
"Boleh dijelasin A, biasa-biasa tuh kaya gemana?"
Si sulung mulai gusar dan terlihat kurang nyaman untuk menjawab :(
Tiga kali berulang jawabannya sama seperti jawaban pertama.

Sepertinya raut muka saya mulai berubah dan si sulung menangkap itu. Lantas ia berusaha mengumpulkan effortnya untuk menjawab.
"Ibu boleh marah kalo Aa salah, tapi kalo Aa ga salah jangan marah-marah"
Duuuaaaar. Itu rupanya salah satu yang mengganjal dalam batinnya.
"Baik Nak, ibu catat lekat-lekat dalam hati"

Ada yang basah di ujung mata saat berdua bicara dengannya. Akhir-akhir ini memang si sulung banyak mengalami perubahan sikap yang belum sepenuhnya kami pahami. Fase aqil baligh yang sedang ia jelang membuat saya dan suami tersadar harus sungguh-sungguh mencari ilmu parenting untuk pra remaja. Hal lain yang urgent dilakukan menata pola komunikasi agar si sulung nyaman bercerita dengan orangtuanya.

***

Beranjak pada si tengah. Hasil obrolan dengannya sukses membuat batin saya menangis. Awalnya ia malu-malu mengungkapkan. Saya tawarkan untuk bicara langsung, dibisikkan, direkam lewat handphone atau ditulis. Ternyata ia pilih bicara langsung dibalik tirai (agar wajahmya tak terlihat oleh saya karena malu) :D.

Ada 3 yang dia inginkan dari saya.
Pertama : Ibu jangan banyak nangis.
Kedua : Ibu jangan banyak marah.
Ketiga : Ibu sayang sama Teh Vira.

Belakangan ini beberapa ujian berat dalam keluarga harus kami hadapi dan itu membuat emosi saya kurang stabil. Sering menangis dan marah. Rupanya itu terekam oleh si tengah. Satu lagi hal yang harus saya perbaiki yaitu perhatian dan sikap sayang yang belum optimal pada si gadis cilik ini.

***

Ketika berbincang dengan suami, saya disadarkan untuk selalu memperbaharui niat melakukan seluruh aktifitas baik di dalam maupun luar rumah. Ridho Alloh harus selalu jadi landasan untuk setiap amal agar bernilai ibadah disisi Alloh

Bakti dan taat pada suami, bukan karena manusia bertitel suami (karena takut kehilangan atau berharap pujian darinya), namun karena Alloh menyuruh kita bakti dan taat padanya.

Mendidik dan mengurus anak-anak, mengelola rumah tangga karena Rosul mengisyaratkan lewat sabdanya bahwa ibu adalah robbahul bait, ibu adalah madrosatul ula. Hingga urusan bisnis harus berdiri ajeg pada landasan yang benar. Suami eksplisit memberikan ridha pada saya untuk mengelola bisnis mungil kami agar bisa running lagi.

Hal lain yang diminta suami adalah agar saya lebih concern saat "quality time" time dengannya. Menunda dahulu keruwetan2 yang ada di kepala.

*****     *****     *****

Berikut daftar checklist indikator untuk peran-peran yang saya emban.
(Periode 1 Februari - 31 Maret 2017)

1. Sebagai individu

- Sholat fardhu awal waktu (toleransi max 30 menit, tunggu suami pulang dari masjid)

- Khusyu (menyadari apa yang dibaca dalam sholat)

- Rawatib 10 rakaat (toleransi max 5x bolong selain masa haid)

- Tahajjud minimal 2+1. 4x seminggu

- Dhuha 4 rakaat. 4x seminggu

- Tilawah 1 hizb/hari (toleransi 5 hari bolong) perbulan

- Mandi tiap hari

- Senam ringan 2x seminggu

2. Sebagai Istri

- Mengurangi mengeluh lelah dengan pekerjaan

- Ridho dengan keadaan dan pemberian suami

- Hormat, perbanyak senyum dan ceria

- Menyiapkan makan, pakaian dan kebutuhan suami lainnya

- Dawamkan lagi Raw Juice 3x seminggu

-Mengingatkan jadwal-jadwal aktifitas suami

3. Sebagai ibu

A. HOUSEKEEPING

- siapkan makan keluarga
- nyuci tiap hari (toleransi 2x bolong perminggu)
- Cupir tiap hari (toleransi 1x bolong perminggu)
- Bebersih rumah "30 minutes for 1 corner"

B. HOMESCHOOLER MOM

1. Si Sulung (11y9m)
- 15 menit ngobrol setiap hari
- Tengok ke kamar 1x perhari (toleransi 2x bolong perminggu)
- Pertahankan sholat fadhu 5 waktu berjamaah di masjid.

2. Si Tengah (7y1m)

- Ingatkan untuk menetapi waktu waktu sholat fardhu
- Iqro i lembar perhari (toleransi 1x bolong perminggu)
- Baca 1 buku tipis perhari
- Tulis (dikte, buat cerita pendek, berkirim WA dgn sepupu, drilling menghaluskan tulisan)
- Hitung (penjumlahan dan pengurangan sampai 30)

C. Si Bontot (11m)

- Perhatikan menu makan
- Latih melangkah lalu berjalan
- Lebih sering diajak ngobrol
- mandi/seka teratur

PE ER

KURANGI MEMEGANG GADGET SAAT BERSAMA SUAMI DAN ANAK-ANAK

DISIPLIN MEMANFAATKAN WAKTU UNTUK ONLINE

FOKUS DAN PAY FULL ATTENTION PADA AKTIFITAS YANG TENGAH DILAKUKAN

MENGGANTUNG PEKERJAAN ITU HANYA AKAN MENAMBAH BEBAN
TUNTASKAN SESUATU YANG SUDAH DIMULAI.


Minggu, Januari 29, 2017

Kenangan Kampung Halaman

Yang saya sebut kampung halaman bagi saya adalah tanah kelahiran. Tempat dimana saya pertama kali menghirup udara di dunia. Alloh takdirkan saya lahir di sebuah kota kecil di ujung Jawa Barat yang udaranya panas, maklumlah berada di jejeran pantai selatan. Kota Cijulang namanya.

Tak banyak yang saya ingat dan melekat dalam kenamgan. Hanya 1-2 tahun pertama kehidupan saya berada disana.

Kenangan yang masih lekat di ingatan adalah kenangan mudik tiap akhir Ramadhan. Perjalanan yang panjang bisa sampai 10-12 jam perjalanan dalam kondisi menahan lapar karena bertekad tak mau bocor shaum Ramadhan. Tekad begitu kuat karena hadiah istimewa selalu menanti. Ahhh indahnya ....

Suasana akhir Ramadhan di Cijulang Ciamis sana puluhan tahun silam masih terbayang. Para ibu memasak dan saling berkirim makanan di sore hari. Berbuka dengan air kelapa asli yang baru dijatuhkan dari pohonnya. Shalat tarawih yang panjaaaang banget dan setelah beranjak besar baru tahu jumlahnya 23 rakaat :D.

Lebaran diwarnai tabuhan bedug bersahut sahutan. Makanan sisa antar mengantar saat Ramadhan yang tersisa selalu dihangatkan sampai berwarna kehitaman yang disebut balendrang.... dan rasanya bikin kangen sampai sekarang.

Sudah hampir 10 tahun tak pernah berkunjung ke sana. Semenjak kakek nenek dari Bapak dan Mamah sudah tak ada. Kangen juga rasanya.


Rabu, Januari 25, 2017

Jurusan di Universitas Kehidupan

Tugas perdana di Matrikulasi Institut Ibu Profesional batch #3


***

1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini.

Setelah merenung cukup lama saya mendapati setidaknya ada 3 kandidat utama ilmu yang ingin saya pelajari di universitas kehidupan.
Pertama : Ilmu menjadi istri dan menjadi ibu yang profesional.
Kedua : ilmu bisnis dan ilmu keoptikan.
Ketiga : ilmu kepenulisan

Namun sayangnya hanya 1 yang bisa dipilih. Saya paham, tentu agar saya bisa fokus dan mendalam sehingga ilmu yang digali bisa mencapai kualifikasi yang diharapkan.

Pilihan saya jatuhkan pada ILMU BISNIS DAN KEOPTIKAN. Alasannya???? Ada di soal berikutnya :)

***

2.Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut?

Sejujurnya pilihan saya diatas lebih besar didasari oleh "emergency mode" di keluarga kami.

Kami keluarga wiraswasta. Kami juga homeshooler family. Suami dan saya mengelola usaha yang sama. Taqdir Alloh tahun 2013 suami terkena stroke di usia 34 thn. Secara fisik alhamdulillah 90% pulih kecuali stamina. Namun secara mental (stabilitas emosi. psikologis dan motivasi) masih dalam proses recovery dan entah berapa lama pulihnya.
Dengan latar belakang situasi diatas, saya selaku istri terpanggil untuk "menambal" kekurangan kekurangan suami termasuk urusan bisnis. Karena secara ikhtiar, melalui pintu itulah penghidupan kami.

Kebahagiaan saya adalah saat bisa membantu suami menstabilkan kembali perusahaan mungil kami. Membawanya ke kondisi yang lebih berkembang sehingga tugas tugas usaha bisa didelegasikan.

Saya bahagia melihat anak-anak bahagia karena orangtuanya memiliki cukup waktu dan perhatian untuk mereka.

Semoga Alloh memudahkan jalannya.

***

3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut?

Ilmu Bisnis
1. Mempelajari ilmu marketing selling dan branding online dan offline dari internet dan sosmed (buat jadwalnya)
2. Mengalokasikan dana untuk training online dan offline (sesuai budget)
3. Mencari ilmu memperluas jaringan (networking) offline dan online sesuai target market

Ilmu Optik
1. Belajar lewat internet (mata, kesehatan mata, perkembangan teknologi optik)
2. Berjejaring dengan pengusaha optik di Bandung
3. Cari ilmu untuk memperbesar dan mempertajam visi dan target

***

4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut?

Saya tertegun saat mendapat materi ini. Ilmu yang sudah lama tak saya jumpai lagi. Teguran pertama bagi saya adalah bebenah niat dalam mencari ilmu. "Cari ilmu untuk (sekedar) menuh menuhin memori dan memuaskan hasrat atau untuk BEKAL BERAMAL?" Itu pertanyaan yang akan saya tanyakan saat memuai mencari ilmu.

Kebiasaan copas tanpa menyertakan sumber adalah wujud ketidak hormatan pada guru :(. Saya masih terkadang melakukannya. Ini teguran kedua.

Hal lain yang membuat saya tersadar adalah sikap/adab kita dalam mencari ilmu akan jadi role model anak-anak saat mereka mencari ilmu.

Alloh mampukan hamba menjadi teladan yang baik untuk anak-anak.

#NHW1_EvaZakiyahShofa_IIPBandung