Saya...
adalah seorang anak dari seorang perempuan bergelar "ibu"
Maka...
Bersyukurlah...
Berbaktilah...
Saya ...
adalah seorang perempuan bergelar "ibu" dari putra putri saya
Maka...
Merenunglah....
Berkhidmatlah pada keluarga...
Bersama, Belajar Yang Manfaat untuk Dunia Akhirat
You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "
Saya...
adalah seorang anak dari seorang perempuan bergelar "ibu"
Maka...
Bersyukurlah...
Berbaktilah...
Saya ...
adalah seorang perempuan bergelar "ibu" dari putra putri saya
Maka...
Merenunglah....
Berkhidmatlah pada keluarga...
Belajar adalah sepanjang hayat. Butuh perpektif lari marathon dalam menjalaninya.
Lari marathon bukanlah sprint dengan jarak pendek dan waktu yang cepat, namun justru sebaliknya, butuh KETAHANAN dan STAMINA yang kuat untuk menjalaninya.
Jangan habiskan seluruh kekuatan di awal, karena perjalanan masih panjang.
Perlu strategi menarik ulur energi, kapan berlari cepat dan kapan melambat sambil mengatur nafas. Agar kita sampai di finish dengan selamat.
Beberapa hari ini Vira lagi senang main "bu guru-bu guru"an. Katanya kalau di rumah Vira panggil bu guru, kalau di luar panggil ibu aja :)
Ini kesempatan ibu memasukkan berbagai "materi belajar". Bernyanyi. Murojaah. Menulis. Membaca. Craft. Memasak atau bersepeda dan banyak lagi materi dadakan .
"Menyederhanakan keinginan atau (jika mungkin) menyederhanakan kebutuhan"
.
Kalimat itu sedang mengisi ruang pikiran akhir-akhir ini.
Kalimat itu yang menggiring saya untuk memeriksa kembali daftar keinginan-keinginan serta check list kebutuhan-kebutuhan.
Menguji kembali daftar keinginan dan kebutuhan tersebut dengan beberapa pertanyaan.
Hasilnya dua kemungkinan, semakin nyata dan kuat bahwa poin itu memang sebuah keinginan dan atau kebutuhan yang layak diprioritaskan serta diperjuangkan,
atau justru saya harus merelakan beberapa poin untuk dicoret dari daftar keinginan dan kebutuhan.
Semoga ini adalah langkah menuju hidup lebih efektif dan efisien. Aamiin
Sosialisasi adalah kebutuhan setiap individu agar jiwa raganya sehat termasuk anak-anak kita. Tak peduli ia bersekolah atau belajar di rumah. Sosialisasi berarti interaksi dengan individu atau suatu kelompok.
Memberikan ruang yang cukup untuk sosialisasi (sesuai kebutuhan mereka) adalah kewajiban kita sebagai orangtua.
Pada prakteknya saat bersosialisasi, akan sangat mungkin anak kita menghadapi bully dari pihak lain.
Tentulah kita harus membekali anak-anak kita dengan pengetahuan seputar bully-membully termasuk jurus-jurus mengcounter tindakan bully dari pihak lain.
(Bersambung)
Minggu-minggu ini Mufid sedang enjoy dengan teman-temannya main sepakbola di Lebak. Lebak adalah pesawahan yang cukup luas di seberang jalan dan posisinya di "lembah".
Setiap abis Dhuhur atau abis Ashar teman-temannya ramai nyamper di depan rumah. Dengan semangat diambilnya bola plastik, langsung melesat ke luar dan pulang beberapa saat sebelum adzan Maghrib.
Cerita yang dibawa pulang selalu seru. Kadang senang dengan cerita baru, main bola diguyur hujan di kubangan sawah, atau berpetualsng di rumah kosong. Adà juga cerita gesekan dengan teman-temannya yang membuatnya manyun. Saya anggap semua cerita itu dinamika sosialisasinya untuk mematangkan emosi dan pengalaman interaksi sosialnya.
Satu hal positif yang membuat kami bahagia, di tengah keseruannya bermain dengan teman-temannya, Mufid tetap berusaha menjaga sholatnya. Setiap adzan kadang sufah stand by di masjid, sempat juga tergopoh gopoh saat iqomat hampir selesai. Itu hasil pantauan Bapak. Pernah juga terdengar ajakannya pada teman temannya break dulu untuk sholat di sela asyiknya bermain, semua temannya menolaknya. Ia tetap melenggang ke mushola untuk sholat. Alhamdulillaaah
Happy homeschooling :)