Subscribe:

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Blog Archive

Selasa, April 22, 2014

Menyemai Benih "Bisa dan Biasa Membaca"

Budaya membaca di rumah kami harus diakui masih perlu dipupuk dan disiram. Rasanya dari semua anggota keluarga, baru Bapa yang minat bacanya sudah lumayan baik. Sementara Saya sendiri lebih suka mendengar ketimbang membaca, entah apa sebabnya :(

Namun bagaimanapun, kami berdua sepakat bahwa bisa dan biasa membaca merupakan dua hal penting yang perlu anak-anak kuasai.

Saya ingin sedikit memutar ingatan ketika si sulung belajar membaca. Sekitar tahun 2009-an ketika itu Mufid masuk TK A dimana salah satu subjek belajarnya adalah pengenalan membaca. Saya ngat waktu itu buku yang digunakan buku sederhana dengan cetakan hitam putih. Metode yang digunakan membaca dengan "suku kata yang bermakna". Ketika itu mulai termasuk yang lambat dibanding teman-temannya, begitu ujar guru kelasnya. Saya katakan pada guru tersebut "tak apa, jangan dipaksakan, nanti juga pasti ketemu timing yang pas"

Buku membaca yang dipakai berjumlah tiga jilid untuk sampai dikatakan lulus membaca. Satu tahun di TK A buku jilid 1pun belum selesai, saya sih kalem-kalem aja, cuma gurunya yang kebakaran jenggot :D.

Pindah ke kelas TK B berganti guru kelas. Ada satu metode yang ditambahkan yaitu metode Cantol Raudhoh. Anak-anak tak menyaksikan di layar komputer atau LCD, tapi sang guru yang langsung menyanyikan diingi petikan gitar dengan nada ceria.  Setiap pulang saya ingat Mufid selalu bawa oleh oleh "lagu membaca" yang terus bertambah. Mufid suka mengulang-ulang lagu lagu tersebut sampai-sampai meminta saya datang ke sekolah untuk merekam ketika mereka sedang bernyanyi bersama.

Ternyata tombol ONnya sudah ketemu. Lewat lagu mudah sekali Mufid menyerap. Jilid demi jilid buku membaca dilalui dengan lancar. Dalam hitungan kurang lebih tiga bulan tiga jilid sudah selesai. Ketika saya coba meminta ia membaca di buku buku sederhana Cerita Balita terbitan Mizan, ternyata lumayan lancar.

Beberapa buku rutin saya belikan untuk Mufid, sayang saat itu saya belum paham benar, bahwa membacakan buku pada anak bak air dan pupuk yang dapat menyuburkan minat baca anak. Saat itu saya berpikir apabila anak sudah menguasai keterampilan membaca secara otomatis ia akan terbiasa pula membaca, sementara saya sangat jarang sekali membacakan buku, atau dengan sengaja "show up" di depan anak ketika kami orangtuanya membaca.

Ya...ya...ya... itu kesalahan besar yang harus kami perbaiki. Tidak ada kata terlambat. Memulai dari awal membacakan buku untuk Mufid (meski di beberapa kesempatan anaknya menolak) saya akan coba terus. Menyediakan waktu dalam sehari mengingatkan/mendampingi dia membaca meski hanya bertahan beberapa menit. Tak apa. Konsistensi pasti membuahkan hasil. InsyaAlloh

***

Belajar dari "Pengalaman Membaca" si sulung diatas, saya mencoba membalik urutannya. Dulu untuk Mufid saya utamakan "bisa Membaca" lebih dulu, Nah, untuk Vira saya mulai dengan "Biasa Membaca" ter;ebih dahulu. Mulai empat bulan yang lalu (kurang lebih) Saya rutin membacakan buku untuknya satu buku pendek setiap sebelum tidur. Dan hasilnya sekarang 3 buku selalu ia pilih dan siapkan di tempat tidur menunggu waktu baca sebelum tidur.

Ketertarikannya terhadap buku perlahan mulai tertanam. Jika ada buku tergeletak di ruang tengah, ia buka, kadang minta dibacakan satu dua halaman yang menurutnya menarik. Dari momen tergeletaknya buku lalu dengan mudah Vira membuka lalu "membaca"nya, saya mendapat ide untuk menata ulang rak buku-buku anak sehingga lebih mudah terakses oleh anak. Hasilnya cukup signifikan. Vira lebih sering membuka buku, Mufidpun mulai ketularan, Alhamdulillaah

Namun, ada saja tantangan yang harus dilampaui. Beberapa hari ini saya punya beberapa pekerjaan membuat laporan keuangan yang harus segera selesai. Ba'da Isya yang biasa menjadi jatah Vira dibacakan buku lanjut baca surat pendek terus tidur, saya pakai untuk ngegeber pekerjaan.

Ada dua hari yang saya sangat sesali. Setelah Sholat Isya saya minta izin untuk mengerjakan pekerjaan saya. Vira tunggu di kasur sambil buka-buka buku. Setengah jam berlalu, Vira masih merajuk minta dibacakan, sayapun keukeuh didepan angka-angka itu. Satu jam berlalu. ketika saya lirik jam digital di tablet ternyata sudah jam 9 malam. Ketika saya balikkan badan, si cantik sudah tertidur pulas ditemani beberapa buku yang ingin saya bacakan untuknya. Kejadian ini berulang di malam berikutnya.

Huffffhhh....

Ada rasa dongkol di hati. Memarahi diri sendiri. Saya tanyakan pada diri sendiri "Bukankah kamu sudah membangun berbulan-bulan untuk kebiasaan baik itu? tapi kenapa kamu yang perlahan menghancurkannya sendiri?' Mengalahlah, tak lama hanya beberapa menit saja yang anakmu minta, setelah itu bisa kau lanjut pekerjaanmu"

Ahhh....

InsyaAlloh malam besok...dan besok dan besoknya lagi ibu akan belajar memperbaiki diri ya Vira sayang....

0 komentar: