Subscribe:

You can replace this text by going to "Layout" and then "Page Elements" section. Edit " About "

Blog Archive

Senin, September 09, 2013

Nyindir Jadi Nyengir

Hari Senin, Ibu full dirumah. Setelah sholat Dhuhur Aa menanyakan menu makan untuk siang ini. Belakangan memang agak pilih-pilih makannya. Ini penggalan obrolan kami siang tadi





"Bu, sekarang makan sama apa?"

"Karena tadi pagi kita makan ikan tongkol (tanpa sayur), jadi sekarang menunya sayur ya A"

"Aaaaahhhh sayuuuurrr" mukanya mengkerut

"A, badan Aa juga butuh sayuran A,  ayo kita makan sayur siang ini" si ibu sedikit ceramah

"Ah sayuran mah kurang enak rasanya, agak agak gemanaaa gituu" kilahnya

"Emang gemana gitu A" saya penasaran

"Agak pahit bu, bayam, oyong, itu teh rasanya pahit di lidah Aa Mufid mah"

"Maenya A, bayem sareng oyong pait, nu pait mah paria, daun gedang ..." bla bla bla, si ibu mulai terpancing.

"Iya beneran pait, Bu" suaranya meninggi

"Ya udah kalo sayur pahit mah, makannya sama gula beureum aja biar manis" si ibu nyindir kesel

Aa Mufid tak menjawab, pergi ke dapur, menghampiri kulkas,

....dan.......

"Bu, ini ya tempat gula merahnya?, Aa makan sama gula merah aja" katanya lempeng
Si ibu bengong, heran disusul nyengir (teu kuat hayang seuri)

Rupanya sulungku Aa Mufid yang sanguinis ini belum mengerti bahasa sindiran. Dengan lempengnya nyegetan gula merah dan nyaris membawa nasi menemani gula merah yang sudah lebih dulu dikunyahnya.

Saya dan Suami papelong-pelong, bari mesem mesem, mencatat (dalam hati) tambahan deretan pe-er buat si sulung :)

0 komentar: